Urgensi Pendidikan Holistik

Tags

Urgensi Holistik

Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat dalam hidup itu terletak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya. Oleh karena itu perlu implementasi penyelenggaraan pendidikan holistik secara baik.


Urgensi Pendidikan Holistik


Beberapa hal yang mendapat penekanan lebih dalam menerapkan model pendidikan karakter. Pertama, Knowing the good. Untuk membentuk karakter, anak tidak hanya sekedar tahu mengenai hal-hal yang baik, namun mereka harus dapat memahami kenapa perlu melakukan hal tersebut.

Selama ini banyak orang yang tahu bahwa ini baik dan itu buruk, namun mereka tidak tahu apa alasannya melakukan hal yang baik dan meninggalkan hal-hal yang tidak baik. Jadi masih ada gap antara knowing dan acting.

Pendidikan holistik tidak membatasi pada tiga ranah Bloomian saja, tetapi menuntut untuk memperhatikan seluruh kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Pilihan pada paradigm pendidikan holistik ini tentu dapat dipandang sejalan dengan pandangan dunia pendidikan Islam. 

Pandangan pendidikan Islam adalah:

a. Manusia sebagai subjek dan objek pendidikan, yang pada intinya adalah makhluk yang paling sempurna dan istemewa (fi ah}sani taqwi>m) yang sudah tentu tidak bisa disamakan dengan hewan dan makhluk lainnya. Dalam Surah al-Tien (95): 4 dinyatakan:

“Sesungguhnya telah Kami jadikan manusia itu dengan sebaikbaik bentuk”.

b. Keunikan manusia itu ditandai dengan potensi yang dimiliki oleh manusia yang terdapat dalam dua dimensi, yaitu dimensi material (jasad) dan dimensi immaterial (nafs, `aql, qalb, dan ru h} ), sebagaimana firman Allah,

“(6) Yang demikian itu ialah Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (7) Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (8) Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. (9) Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”

c. Manusia diciptakan (mempunyai fitrah), sebagaimana dalam al Qur’an;

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Dalam mengembangkan potensi fitrah itu, manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Sebagaimana juga dalam hadis yang diriwayatkan oleh al

Bukhari dari Abu Hurairah ra., bahwa Nabi saw. bersabda,

“Setiap anak manusia dilahirkan atas fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya, Yahudi atau Nasrani atau Majusi.” (HR. Bukhary).

d. Manusia di samping memliki keunggulan sekaligus juga memiliki kelemahan-kelemahan, sebagaimana dalam al-Qur’an,

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.”

Berdasarkan kondisi manusia itulah, maka pendidikan berperan menguatkan atau mendidik segenap potensi yang dimiliki (secara holistik) (keunggulan) manusia sampai ia mampu mendidik dirinya sendiri (dewasa/mukallaf) sehingga penyelewengan dari fitrahnya akibat keterbatasan/kelemahannya itu dapat dihindari.

Arah pendidikan holistik ini juga sejalan dengan Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, Bab II pasal 3 yang secara tegas dinyatakan bahwa pendidikan di Indonesia: “berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta bertanggung jawab”.

Pada bagian lain dinyatakan bahwa:
  1. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
  2. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
  3. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dari berbagai gambaran tentang kondisi dan berbagai persoalan yang dihadapi oleh  paradigm Cartesian-Newtonian dewasa ini serta berbagai kondisi dan tuntutan saat ini, khususnya di dunia pendidikan, maka kehadiran dan pilihan pada paradigma holistik adalah merupakan sebuah keniscayaanberbagai kondisi dan tuntutan saat ini, khususnya di dunia pendidikan, maka kehadiran dan pilihan pada paradigma holistik adalah merupakan sebuah keniscayaan

Artikel Terkait

Terimakasih Sudah Meluangkan Waktu Berkunjung Di Blog Ini 😁


EmoticonEmoticon