Dasar-Dasar Konsep Diri (Pengertian, Aspek, Faktor, Ciri, Perkembangan Konsep Diri)

Konsep Diri - Konsep diri (self consept) suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri yaitu sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya.

1. Pengertian Konsep Diri

Sejak kecil individu telah dipengaruhi dan dibentuk oleh berbagai pengalaman yang dijumpai dalam hubungannya dengan individu lain, terutama orang terdekat, maupun yang didapatkan dalam peristiwa-peristiwa kehidupan, sejarah hidup individu dari masa lalu membuat dirinya memandang diri lebih baik atau lebih buruk dari kenyataannya yang sebenernya. 

Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya.

Konsep diri adalah bagaimana seseorang individu tersebut menilai atau memandang terhadap dirinya sendiri. Rakhmat (2007:105) mengatakan bahwa konsep diri adalah "cara individu tersebut memandang atau melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri. Konsep diri merupakan hal penting yang akan menentukan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri. Konsep diri yang positif berarti bahwa semakin banyak individu tersebut dalam memahami kelebihan serta kekurangannya. Konsep diri positif akan membuat individu merasa senang karena individu tersebut akan secara suka cita menerima kondisi diri. Konsep diri mencakup harga diri, dan gambaran diri seseorang. Mengingat konsep diri merupakan arah dari seseorang ketika harus bertingkah laku, maka perlu dijelaskan peran penting dari konsep diri. "

Sedangkan konsep diri menurut Agustiani (2006:138) merupakan "Gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi."

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara individu tersebut memandang atau melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri. Konsep diri merupakan hal penting yang akan menentukan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi.

2. Aspek–aspek Konsep Diri

Dalam konsep diri tidak hanya penilaian atau pandangan individu tentang dirinya sendiri saja, melainkan konsep diri juga merupakan bagaimana individu tersebut menyikapi pandangan atau penilaian orang lain terhadapnya. 

Konsep Diri

Ada beberapa aspek–aspek konsep diri yang paling penting di kemukakan oleh Maria (dalam Anggita 2011:34) meliputi diri fisik, diri moral dan etik, diri sosial, dan data pribadi sebagai berikut:

a. Diri Fisik (physical self)

Aspek ini menggambarkan bagaimana individu memandang kondisi kesehatan, badan, dan penampilan fisiknya.

b. Diri Moral dan Etik (morality dan ethical self)

Aspek ini menggambarkan bagaimana individu memandang nilai–nilai moral–etik yang dimilikinya. Meliputi sifat–sifat baik atau sifat–sifat jelek yang dimiliki dan penilaian dalam hubunganya dengan Tuhan.

c. Diri Sosial (social self)

Aspek ini mencerminkan sejauh mana perasaan mampu dan berharga dalam lingkup interkasi sosial dengan orang lain.

d. Diri Pribadi (pesonal self)

Aspek ini menggambarkan perasaan mampu sebagai seorang pribadi, dan evaluasi terhadap kepribadiannya arau hubungan pribadinya dengan orang lain.

e. Diri Keluarga (Familiy Self)

Aspek ini mencerminkan perasaan berarti dan berharga dalam kapasitasnya sebagai anggota keluarga.

Aspek-aspek konsep diri merupakan bagaimana seseorang memandang dirinya, sejauh mana perasaan seseorang mampu dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Sedangkan menurut Dariyo (2007:202), konsep diri bersifat multi aspek yaitu:

1) Aspek Fisiologis

Aspek fisiologis dalam diri berkaitan dengan unsur–unsur, seperti warna kulit, bentuk, berat atau tinggi badan, raut muka, memiliki kondisi badan yang sehat, normal/cacat dan lain sebagainya. 

Karakteristik mempengaruhi bagaimana seseorang menilai diri sendiri, demekian pula tak dipungkuri orang lain pun menilai seseorang diawali dengan penilaian terhadap hal–hal yang bersifat fisiologis. Walaupun belum tentu benar masyarakat sering kali melakukan penilaian awal terhadap penilaian fisik untuk dijadikan sebagian besar respon perilaku seseorang terhadap orang lain.

2) Aspek Psikologis 

Kognitif (kecerdasan, minat, dan bakat), Tujuan aspek kognitif beriorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut peserta didik untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.

3) Aspek Psiko-Sosiologis

Pemahaman individu yang masih memiliki hubungan dengan lingkungan sosialnya. Seseorang yang menjalin hubungan dengan lingkungannya dituntut untuk dapat memiliki kemampuan berinteraksi sosial, komunikasi, menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan mereka.

4) Aspek Psiko-Spritual

Kemampuan dan pengalaman individu yang berhubungan dengan nilai-nilai dan ajaran agama. 

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa aspek dalam konsep diri yaitu Diri Fisik (physical self), Diri Moral dan Etik (morality dan ethical self), Diri Sosial (social self), Data Pribadi (pesonal self), Diri Keluarga (Familiy Self) sedangkan aspek Fisiologis berkaitan dengan unsur, seperti warna kulit, bentuk, berat atau tinggi badan. Aspek Psikologis ada kognitif (kecerdasan, minat, dan bakat), aspek psiko-sosiologis yang masih memiliki hubungan dengan lingkungan sosialnya.

3. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Konsep diri bukanlah faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari dan dibentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu lain. Setiap individu itu akan menerima tanggapan. Tanggapan yang diberikan tersebut akan dijadikan cermin menilai dan memandang dirinya.

Rakhmat (2007:101-104) berpendapat bahwa, faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah faktor orang lain dan faktor kelompok rujukan. Kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain lebih dahulu, bagaimana seorang individu tersebut menilai diri kita, jika kita tidak menilai individu seseorang tersebut, karena hal tersebut akan membentuk diri dalam berperilaku dalam suatu kelompok.

Sedangkan menurut Nina W.Syam (dalam Nur 2014), konsep diri dipengaruhi oleh faktor–faktor sebagai berikut :

a. Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua turut menjadi faktor signifikan dalam mempengaruhi konsep diri yang terbentuk. Sikap positif orang tua yang terbaca oleh anak, alan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap mengahrgai diri sendiri. Sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak, dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya cukup berharga untuk dikasihi. Untuk disayangi dan dihargai dan semua itu akibat kekurangan yang ada padanya sehingga orang tua tidak sayang.

b. Kegagalan

kegagalan yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan pertanyaan kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan membuat orang merasa dirinya tidak berguna.

c. Depresi 

Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negatif dalam memandang dan merespon segala sesuatunya, termasuk menilai dirinya sendiri. 

Segala situasi atau stimulus yang netral akan dipersepsi secara negatif. Misalnya tidak diundang ke sebuah pesta, maka berfikir bahwa saya “miskin” maka saya tidak pantas diundang. Orang yang depresi sulit melihat apakah dirinya mampu survive menjalani kehidupan selanjutnya.

d. Kritik Internal

Terkadang mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang akan perbuatan yang dilakukannya. Kritik terhadap diri sendiri sering berfungsi manjadi regulator atau rambu dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah orang lain, kelompok rujukan, dan pengaruh dari lingkungan sekitar/masyarakat perasaan yang bersangkutan dengan tubuh menjadi inti dari konsep diri. Semakin bertambahnya usia individu mampu menciptakan konsep diri yang positif. Kasih sayang dan perhatian orang tua mampu menciptakan konsep diri yang baik. Penerimaan lingkungan/kelompok menjadi langkah awal dalam mempersiapkan individu dalam menuju dan mempengaruhi konsep diri selanjutnya.

4. Ciri-ciri Konsep Diri

Konsep diri pada setiap orang sesungguhnya tidak mutlak dalam kondisi diri berperan penting sebagai pengarah dan penentu perilaku, maka harus diupayakan dengan keras agar individu mempunyai banyak ciri–ciri konsep diri yang positif. Kualitas isi konsep diri seseorang ada yang positif dan yang negatif. Menurut William dan Philip (dalam Rakhmat, 2008:105) mengemukakan ada 5 ciri–ciri konsep diri negarif, yaitu:

a. Peka terhadap kritik

Orang yang mempunyai konsep diri yang negatif sangat tidak tahan dengan kritik yang diterimanya dan mudah marah. Segala koreksi sering kali dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Orang yang memilki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru.

b. Responsif terhadap pujian

Soal mendapat pujian, individu ini mungkin berpura-pura menghindari pujian, namun tidak dapat menyembunyikan antusiasnya pada waktu menerimanya pujian.

c. Bersikap hiperkritis

Sikap hiperkritisnya ditujukan dengan mengeluh, mencela, atau meremehkan, apapun dan siapapun tidak pandai dan tidak sanggup dalam mengungkapkan penghargaan/pengakuan kepada orang lain.

d. Merasa tidak disenangi orang lain

Individu ini memilki raa bahwa dirinya tidak diperhatikan. Oleh karena itu, individu ini beraksi  pada orang lain sebagai musuh. Sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan.

e. Bersifat pesimis terhadap kompetisi

Hal ini terungkap dengan kenggannya untuk besaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Individu menganggap tidak berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.

Setiap orang mempunyai konsep diri yang berbeda-beda, ada individu yang mempunyai konsep diri positif dan negatif. Menurut William D. Brooks dan Philip Emmert dalam Rakhmat (2007:105) karakteristik orang yang mempunyai konsep diri yang positif antara lain:

  1. Yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah
  2. Merasa setara dengan orang lain
  3. Menerima pujian tanpa rasa malu
  4. Mampu menyadari bahwa semua orang mempunyai berbagai perasaan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat
  5. Mampu memperbaiki dirinya karena karena sanggup mengungkapkan aspek–aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya
  6. Peka kepada kebutuhan orang lain, pada kebiasaan, sosial yang diterima, dan terutama sekali pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain
  7. Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan yang meliputi pekerjaan, permainan, ungkapan diri yang kreatif, persahabatan, atau sekedar mengisi waktu
  8. Sanggup mengaku kepada orang lain bahwa dirinya mampu merasakan berbagai dorongan dari keinginan
  9. Cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri–ciri dari konsep diri yaitu peka terhadap kritik, orang yang mempunyai konsep diri yang negatif sangat tidak tahan dengan kritik yang diterimanya dan mudah marah. Responsif terhadap pujian, soal mendapat pujian, ini mungkin berpura-pura menghindari pujian, namun tidak dapat menyembunyikan antusias pada waktu menerimanya pujian. Bersikap hiperkritis, ditujukan dengan mengeluh, mencela, atau meremehkan. Merasa tidak disenangi orang lain, merasa dirinya tidak diperhatikan. Bersifat pesimis terhadap kompetisi.

5. Perkembangan Konsep Diri

Pemahaman individu mengenai konsep diri merupakan hal yang selalu menunjukkan adanya perubahan individu kearah positif, dengan adanya perubahan maka konsep diri telah mengalami perkembangan yang optimal. Perkembangan konsep diri merupakan proses yang terus berlanjut disepanjang kehidupan manusia. 

Menurut Symond (dalam Agustiani 2006:143) mengatakan bahwa “Persepsi tentang diri tidak langsung muncul pada saat kelahiran, tapi mulai berkembang secara bertahap dengan munculnya kemampuan perseptif”. 

Sedangkan menurut Sobur (2003: 514) perkembangan konsep diri merupakan proses yang relatif pasif. Pada dasarnya, anda berperilaku dengan cara tertentu dan mengamati reaksi orang lain terhadap perilaku anda. Hal ini tidak perlu berupa proses pemikiran, bahkan seringkali terjadi melalui berbagai kesempatan yang tersedia. 

Maka perkembangan konsep diri berkembang ketika individu berpersepsi tentang dirinya yang diperoleh dari interaksi dengan orang lain. Persepsi ini tidak dibawa sejak lahir namun berkembang sesuai interaksi dengan lingkungan dan perkembangan usia individu tersebut. Konsep diri dapat dibentuk sesuai perilaku individu tersebut dalam kelompok tidak langsung muncul sejak lahir. 

Aspek-aspek dalam konsep diri terdiri dari beberapa yaitu diri Fisik (physical self), diri moral dan etik (morality dan ethical self), diri sosial (social self), data pribadi (pesonal self), dan diri keluarga (Familiy Self).

Referensi:
Agustiani, Hendriati. 2006. Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitanya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri Remaja. Bandung: Refika Aditama
Anggita Arumasari, Ike. 2011. Hubungan antara konsep diri dengan komunikasi antarpribadi pada siswa kelas VIII smp negeri 2 jatibarang brebes tahun ajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Negeri Semarang
Nur Ghufron, M. Risnawira S, Rini.  2014. Teori – Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar – Ruzz Media
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sobur, Alex. Psikologi Umum. 2003. Bandung : Pustaka Setia

Artikel Terkait

Terimakasih Sudah Meluangkan Waktu Berkunjung Di Blog Ini 😁


EmoticonEmoticon