Berikut ini kami sajikan contoh makalah yang berjudul tentang perbandingan pendidikan korea dan jepang. Untuk lebih jelasnya mari kita simak ulasannya berikut ini:
PERBANDINGAN PENDIDIKAN KOREA dan JEPANG
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah “SEJARAH ASIA TIMUR”
Dosen Pengampu Dra. Ratna Dewi, M.Pd.
Disusun Oleh :
HENDRI SETIAWAN 13220005
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
TAHUN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Asia Timur dari Dosen kami Dra. Ratna Dewi, M.Pd. supaya kami mempunyai pengetahuan yang lebih luas lagi serta memahami tentang materi tersebut yang sebenarnya dan sadar akan pentingnya pengetahuan ini.
Kami sadar sebagai manusia biasa masih banyak memiliki kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu dengan segala kerendahan hati kami memerlukan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak.
Demikianlah makalah ini kami buat dengan baik, apabila ada kekurangan dan tulisan yang sekiranya menyinggung perasaan pembaca kami mohon maaf dan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum, Wr.wb
Metro, .........
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Bagaimanakah Sistem Pendidikan di Jepang
B. Bagaimanakah Sistem Pendidikan di Korea Selatan
C. Bagaimanakah Perbandingan Kedua Negara
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap negara tentu memiliki sistem
pendidikan. Melalui sistem pendidikan itu suatu negara dapat memelihara dan
mempertahankan nilai-nilai luhur, serta keunggulan-keunggulan mereka dari
generasi ke generasi. Studi perbandingan
sistem pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengetahui berbagai aspek
yang berhubungan dengan sistem pendidikan negara tertentu, terutama yang
berhubungan dengan kelebihan yang terjadi pada sistem pendidikan negara
tersebut. Untuk itulah pada kesempatan kali ini penulis menguraikan
perbandingan pendidikan terhadap negara Jepang dan Korea Selatan. dikarenakan
kedua Negara ini memiliki kemajuan yang begitu pesat dalam penguasaan sektor
teknologi. Kemajuan ini tentunya tidak terlepas dari kemajuan pendidikannya.
Makalah perbandingan pendidikan di Indonesia,
Jepang, dan Korea Selatan ini bertujuan untuk mengambil manfaat dan mencoba
merekonstruksi pendidikan agar dapat disesuakan apabila diterapkan di
Indonesia. Sebagai tambahan pengetahuan dan lebih jauhnya untuk membangun
pendidikan Indonesia yang lebih baik lagi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah sistem pendidikan di
Jepang?
2.
Bagaimanakah sistem pendidikan di
Korea Selatan?
3.
Bagaimanakah perbandingan pendidikan
di Jepang, dan Korea Selatan?
C.
Tujuan Makalah
1.
Mengetahui sistem pendidikan di
Jepang
2.
Mengetahui sistem pendidikan di
Korea Selatan
3.
Mengetahui perbandingan pendidikan
di Jepang, dan Korea Selatan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem Pendidikan di Jepang
Negara yang beribukota di
Tokyo ini secara astronomis terletak diantara 30o LU-46oLU
dan diantara 128oBT-149oBT. Terletak diwilayah Asia Timur
yang terpisah dari daratan Asia. Luas totalnya adalah 377.815 KM persegi.
Kepulauan ini terdiri dari empat pulau utama, honshu, hokkaido, kyushu, dan
shikoku (berurut dari besar sampai kecil), sejumlah gugusan pulau, dan sekitar
3.900 pulau yang lebih kecil lagi. Jepang mengenal empat musim yaitu musim
panas (natsu) Juni, Juli, Agustus. Musim gugur (aki) September, Oktober, dan november.
Musim dingin (fuyu) Desember, Januari, dan Februari. Musim semi (haru) bulan
Maret, April, dan bulan Mei.
Batas-batas negara ini adalah sebelah utara : Berbatasan
dengan Pulau Sakhalin dan Laut Okhosk. Sebelah timur : Berbatasan dengan
Samudera Pasifik. Sebelah selatan : Berbatasan dengan Laut Cina Timur dan
Samudera pasifik. Sebelah barat : Berbatasan dengan Laut Jepang (Laut Timur)
danselat Korea.
Berdasarkan data dari
kementerian dalam negeri, jumlah keseluruhan penduduk Jepang (belum termasuk
warga asing) sekarang mencapai 127,076,183 jiwa. Meningkat sebanyak 10,005 jiwa
dibandingkan tahun 2008. Sekitar 76% rakyat Jepang hidup di kota-kota besar.
Dari populasi kota ini, hampir 60% memadati empat kawasan metropolitan terbesar
Jepang, yang mencakup 16 prefektur yang berpusat pada Tokyo, Osaka, Nagoya, dan
Kita Kyushu.
Jepang termasuk negara
industri terbesar di dunia. Oleh karena itu, banyak orang Jepang yang bekerja
sebagai karyawan. Para karyawan perusahaan banyak menghabiskan waktu di kantor,
dan seringkali banyak yang menempuh jarak yang jauh dari rumah ke tempat
kerjanya. Meskipun perindustrian sudah sangat maju, masyarakat Jepang tidak
meninggalkan mata pencaharian primer seperti pertanian dan perikanan. Selain
itu ada juga banyak bisnis kecil seperti usaha milik keluarga, sanggar seni,
restoran kecil, serta toko di lingkungan perumahan.
Di Jepang,
kebebasan agama dijamin bagi semua orang berdasarkan Undang-Undang Dasar. Pasal
20 menyatakan bahwa “tidak satupun organisasi agama dapat menerima hak istimewa
dari negara, dan tidak satupun dapat mempunyai wewenang politik apapun. Tidak
seorangpun dapat dipaksa mengambil bagian dalam kegiatan, perayaan, upacara,
atau praktek agama. Negara dan instansinya harus membatasi diri tidak melakukan
pendidikan agama dan kegiatan agama apapun.”
Agama yang terbesar di Jepang
dewasa ini ialah agama Budha, yang pada akhir tahun 1985 mempunyai 92 juta
pemeluk. Agama Kristen juga bergiat, pada tahun 1985 di jepang terdapat 1,7
juta orang Kristen (Katolik dan Protestan). Di antara agama-agama lain, orang
muslim berjumlah sekitar 155.000, termasuk orang bukan Jepang yang bermukim
sementara di negeri ini. Agama asli Jepang ialah Shinto, yang berakar pada
kepercayaan animis orang Jepang kuno. Shinto berkembang menjadi agama
masyarakat dengan tempat pemujaan setempat untuk dewa-dewa rumah tangga, dan
pada dewa-dewa pelindung setempat. Pahlawan dan pemimpin-pemimpin masyarakat
yang terkemuka didewakan dari generasi ke generasi, dan arwah nenek moyang juga
di sembah.
Hakko Ichiu
(Delapan Penjuru Dunia Di Bawah Satu Atap) merupakan ideologi yang sangat
diyakini oleh bangsa Jepang. Menurut ideologi ini, Jepang ditakdirkan untuk
menguasai dunia. Ideologi Hakko Ichiu ditanamkan melalui pendidikan di
sekolah-sekolah dan pertama kali dimulai melalui proses sosialisasi di kalangan
guru. Para guru inilah yang ditugasi untuk menanamkan dan menyebarkan ideologi
ini. Proses pelatihan untuk pemahaman Hakko Ichiu ini dilakukan di setiap
kabupaten dan berlangsung sekitar 3 bulan secara bergiliran hingga merata
Sistem
Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan di Jepang
adalah mengembangkan kepribadian secara penuh dengan berupaya keras membangun
manusia yang sehat pikiran dan badan, yang mencintai kebenaran dan keadilan,
menghormati perseorangan, menghargai kerja, mempunyai rasa tanggungjawab yang
dalam dan memiliki semangat independen sebagai pembangun negara dan masyarakat
yang damai.
2.
Sistem Pembelajaran
Sistem administrasi pendidikan
di Jepang dibangun atas empat tingkat, yaitu: pusat, perfektual (antara
Provinsi dan Kabupaten), municipal (antara Kabupaten dan Kecamatan), dan
sekolah. Sistem administrasi tersebut menerapkan kombinasi antara sentralisasi,
desentralisasi, Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management),
dan partisipasi masyarakat.
Di samping itu, terdapat asosiasi-asosiasi kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua yang mendukung pengembangan sekolah. Dalam sistem tersebut terdapat peran dan hubungan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sekolah, asosiasi-asosiasi tersebut, dan masyarakat yang saling mengisi sehingga tercipta sinergi yang memungkinkan sistem tersebut menjadi relatif efisien dan efektif. Hal ini merupakan faktor utama pencapaian mutu pendidikan di Jepang yang relatif tinggi.
Di samping itu, terdapat asosiasi-asosiasi kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua yang mendukung pengembangan sekolah. Dalam sistem tersebut terdapat peran dan hubungan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sekolah, asosiasi-asosiasi tersebut, dan masyarakat yang saling mengisi sehingga tercipta sinergi yang memungkinkan sistem tersebut menjadi relatif efisien dan efektif. Hal ini merupakan faktor utama pencapaian mutu pendidikan di Jepang yang relatif tinggi.
Tahun ajaran jepang mulai pada
bulan April. Ada liburan musim panas selama beberapa minggu, dan liburan
dua minggu waktu tahun baru. Tahun ajaran berakhir pada bulan maret, kemudian
sekolah libur selama dua minggu sebelum mulai tahun ajaran baru selanjutnya.
Siswa biasanya bersekolah lima atau enam hari dalam satu minggu. Pengajaran
memakai metode konvensional ataupun teknik-teknik modern, misalnya pengajaran
dengan media komputer.
Pelajaran di kelas berlangsung dari pukul 08. 30 hingga sekitar pukul 15.00 atau 15.30 pada hari kerja. Bila ada pelajaran pada hari sabtu, maka biasanya berakhir pada tengah hari. Banyak siswa mengikuti bimbingan belajar di juku, ikut serta dalam kegiatan olahraga atau kegiatan ekstrakurikuler lainnya pada sore hari.
Pelajaran di kelas berlangsung dari pukul 08. 30 hingga sekitar pukul 15.00 atau 15.30 pada hari kerja. Bila ada pelajaran pada hari sabtu, maka biasanya berakhir pada tengah hari. Banyak siswa mengikuti bimbingan belajar di juku, ikut serta dalam kegiatan olahraga atau kegiatan ekstrakurikuler lainnya pada sore hari.
3. Jenjang dan Lama Pendidikan
Jenjang pendidikan di Jepang pada dasarnya adalah Sekolah Dasar (SD) 6 (enam) tahun, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 (tiga) tahun, Sekolah Menengah Atas (SMA) 3 (tiga) tahun, Universitas 4 (empat) tahun, dan Lembaga Pendidikan Tinggi 2 (dua) tahun. Wajib belajar adalah dari SD sampai SMP. Untuk masuk SMA dan Universitas pada dasarnya harus mengikuti ujian masuk. Selain sekolah tersebut, ada sekolah kejuruan atau sekolah khusus yang menampung lulusan SD atau SMP.
Sekolah ini mengajarkan keterampilan khusus. Di samping beberapa jenjang pendidikan tersebut, di Jepang juga terdapat program pendidikan prasekolah, baik dalam bentuk Taman Kanak-Kanak (TK) maupun Play Group (PG). Jika dilihat dari pengelola sekolah, dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu Sekolah Negeri adalah sekolah yang dikelola pemerintah, Sekolah provinsi adalah sekolah yang dikelola pemerintah daerah, Sekolah Swasta adalah sekolah yang dikelola badan hukum.
Secara lebih rinci, jenjang
pendidikan di Jepang adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan Prasekolah
Taman kanak-kanak menerima murid berusia 3 sampai 5 tahun, untuk lama pendidikan 1 sampai 3 tahun. Anak berusia 3 tahun diterima dan mengikuti pendidikan selama 3 tahun, sedangkan anak usia 4 tahun berarti menempuh pendidikan pra sekolah selam 2 tahun, begitu seterusnya. Bagi pendaftar usia 5 tahun berarti menempuh pendidikan hanya selama satu tahun. Lebih dari 50% TK di jepang di kelola oleh swasta, sisanya oleh pemerintah kota dan hanya sebagian kecil yang merupakan TK Negeri.
Selain TK, ada pula lembaga untuk anak-anak yang di sebut Hoiku-jo
(pusat perawatan siang hari). Meskipun termasuk lembaga kesejahteraan sosial, Hoiku-jo
juga berfungsi sebagai tempat pendidikan prasekolah. Yang masuk ke Hoiku-jo
adalah bayi hingga anak usia 5 tahun yang memerlukan perawatan siang hari
karena kedua orang tuanya bekerja atau memiliki kesibukan lainnya. Mereka yang
berusia 3 tahun ke atas biasanya mendapat pendidikan sama seperti di TK.
Kebanyakan pusat penitipan anak seperti ini di kelola oleh pemerintah Daerah.
b. Pendidikan Wajib
Wajib sekolah berlaku bagi anak usia 6-15 tahun, tiap anak di wajibkan di SD pada usia 6 hingga 12 tahun, lalu di SLTP hingga usia 15 tahun. Pendidikan wajib ini bersifat cuma-cuma atau tanpa bayar bagi semua anak. Anak-anak dari keluarga yang tidak mampu mendapat bantuan khusus dari pemerintah pusat dan daerah untuk biaya makan siang di sekolah, piknik, kebutuhan belajar, perawatan kesehatan, dan lain-lain. Seorang anak yang telah tamat sekolah dasar di wajibkan meneruskan pendidikannya ke sekolah menengah pertama. Sekolah wajib ditempuh selama 9 tahun; 6 tahun di sekolah dasar dan 3 tahun di sekolah menengah pertama, setelah itu diteruskan ke sekolah menengah atas.
c. Pendidikan Menengah Atas
Terdapat tiga jenis sekolah
menengah atas (SMA), yaitu: full-time, part-time (terutama malam hari), dan
tertulis. Sekolah menengah yang full time berlangsung selama 3 tahun, sedangkan
kedua jenis sekolah lainnya menghasilkan diploma yang setara. Bagian terbesar
siswa mendapat pendidikan menengah atas full-time.
Jurusan di SMA dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan pola kurikulum, yaitu jurusan umum (akademis), pertanian, teknik, perdagangan, perikanan, home economic, perawatan dan lain-lain. Untuk masuk ke salah satu jenis sekolah tersebut, siswa harus mengikuti ujian masuk dan membawa surat referensi dari SMP tempat ia lulus sebelumnya.
Jurusan di SMA dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan pola kurikulum, yaitu jurusan umum (akademis), pertanian, teknik, perdagangan, perikanan, home economic, perawatan dan lain-lain. Untuk masuk ke salah satu jenis sekolah tersebut, siswa harus mengikuti ujian masuk dan membawa surat referensi dari SMP tempat ia lulus sebelumnya.
Hampir semua SMP dan SMA serta Universitas swasta menentukan penerimaan
siswa melalui ujian masuk, dan setiap sekolah menyelenggakan ujian masuk
sendiri. Siswa yang ingin masuk sekolah yang bersangkutan harus mengikuti
ujian. Karena ujian masuk sangat sulit, siswa kerap mengikuti les tambahan
(bimbingan belajar) di juku atau yobiko pada akhir pekan atau
pada sore/malam hari biasa, selain pelajaran sekolahnya.
d. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi di Jepang
berada di bawah pengelolaan tiga lembaga, yaitu pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan pihak swasta. Terdapat tiga jenis lembaga pendidikan tinggi, yaitu:
universitas, junior college (akademi), dan technical college
(akademi teknik). Di universitas terdapat pendidikan sarjana (S-1) dan
pascasarjana (S-2 dan S-3). Pendidikan S-1 berlangsung selama 4 tahun,
menghasilkan sarjana bergelar Bachelor’s degree, kecuali di fakultas
kedokteran dan kedokteran gigi yang berlangsung selama 6 tahun. Pendidikan
pascasarjana dibagi dalam dua kategori, yakni Master’s degree (S-2)
ditempuh selama 2 tahun sesudah tamat S-1dan Doctor’s degree (S-3)
ditempuh selama 5 tahun.
Junior college memberikan pendidikan selama
dua atau tiga tahun bagi para lulusan SMA. Kredit yang diperlukan di junior
college dapat dihitung sebagai bagian dari kredit untuk memperoleh gelar Bachelor’s
degree (S-1). Lulusan sekolah menengah (setingkat SMP) dapat masuk ke technical
college (akademi teknik). Pendidikan di lembaga ini berlangsung selama 5
tahun (full time) untuk mencetak tenaga teknisi.
4. Kurikulum
Guru di jepang wajib melaksanakan kurikulum yang sudah ditentukan oleh pemerintah pusat. Kurikulum meliputi pendidikan moral, event-event khusus (seperti upacara, darma wisata, pertandingan olah raga, dan memberikan bimbingan tentang kesehatan, keselamatan dan lain-lain), serta mata pelajaran biasa.
Pembuatan kurikulum pendidikan
Jepang diawasi oleh The Board of Education yang terdapat pada tingkat perfectur
dan munipal. Karena kedua lembaga ini masih terkait erat dengan
MEXT, maka pengembangan kurikulum Jepang masih sangat kental sifat
sentralistiknya. Namun rekomendasi yang dikeluarkan oleh Central
Council for Education (chuuou shingi kyouiku kai) pada tahun 1997
memungkinkan sekolah berperan lebih banyak dalam pengembangan kurikulum di masa
mendatang.
Beberapa hal
berikut harus diperhatikan ketika sekolah menyusun kurikulumnya :
1. Mengacu kepada standar kurikulum nasional
2. Mengutamakan keharmonisan pertumbuhan jasmani dan rohani siswa
3. Menyesuaikan dengan lingkungan sekitar
4. Memperhatikan step perkembangan siswa
5. Memperhatikan karakteristik course pendidikan/jurusan pada level
SMA.
Secara garis besar penyusunan
kurikulum sekolah adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan sekolah
2. Mempelajari standar kurikulum, dan korelasinya dengan tujuan sekolah
3. Menyusun course wajib dan pilihan untuk SMP dan SMA
4. Mengalokasikan hari efektif sekolah dan jam belajar.
5. Tenaga Pendidik
William K.C menjelaskan bahwa perekrutan guru di
Jepang dipertimbangkan berdasarkan kualitas, kompetensi, keahlian,
profesionalisme dan komitmen mereka dalam pelaksanaan pembelajaran nantinya. Pendidik di Jepang memiliki dedikasi yang tinggi, bersikap profesional dan
adil, berusaha menanamkan pendidikan “seutuhnya”, dan tidak merasa takut
kehilangan jabatanya karena ketegasanya. Salah satu bentuk kepedulian dan
kepribadian yang matang seorang pendidik terhadap siswanya adalah, melakukan
komunikasi baik dengan orangtua dengan cara berkunjung ke rumah tiap siswa
untuk bertemu dengan orangtua sekurang-kurangnya sekali setahun. Guna mencoba
memahami dan melihat kondisi-kondisi siswanya di tempat tiggalnya.
Data tersebut adalah gaji guru SD dan SMP, sedangkan gaji guru SMA sedikit
lebih tinggi. Grade menggambarkan periode kerja. Seorang guru muda akan
memperoleh 156,500 yen per bulan, dengan kurs hari ini (setara dengan
156,500xRp75.295=Rp 11,783,667).
Rata-rata guru di Jepang mulai bekerja pada usia 22-23 tahun, setamat
Universitas. Hasil survey MEXT (Kementerian Pendidikan Jepang) menunjukkan
bahwa rata-rata guru di Jepang berumur 42 tahun, dengan kata lain mereka telah
bekerja selama 20 tahun. Selama 20 tahun bekerja seorang guru sekolah publik
akan memperoleh gaji sebesar 362,900 yen atau setara dengan Rp 27,324,555 per
bulan.
Selain medapatkan gaji bulanan, para guru juga memperoleh extra salary
(adjusment allowance) sebesar 4% gaji bulanan, dan juga akan mendapatkan
bonus 2 kali dalam setahun yaitu bulan Juni dan Desember sebesar 4.65% gaji
bulanan. Sehingga guru yang bekerja selama 20 tahun akan menerima total
penghasilan per bulan sebesar 362,900 plus (362,900×4%) = 377,416 yen. Dan akan
menerima gaji per tahun sebesar 362,900×12 plus (362,900×4%x12) plus (363,900×4.65%x2)=
4,562,741.7 yen. Kalau dibuat ke rupiah, ya silahkan hitung sendiri.
Gaji guru di sekolah negeri dibayar oleh pemerintahan di tingkat prefektur (provinsi) sebesar 50% dan pemerintah pusat 50%. Prosentasi ini bisa
berubah jika kondisi prefektur tidak begitu kaya.Selain gaji, bonus dan extra
gaji seperti di atas, terdapat pula beberapa tambahan gaji yang tidak berlaku
nasional, misalnya : regional allowance, supporting family allowance,
commuting allowance, head teacher allowance and head teacher instructor
allowance, club activities instructor allowance.
B.
Sistem
Pendidikan di Korea Selatan
Korea Selatan merupakan negara Republik yang dikepalai oleh seorang Presiden. Presiden Korea Selatan saat ini adalah Lee Myung-bak dan Kepala Pemerintahannya PM
Han Seung – Soo, dengan
ibukota Seoul. Negara Korea Selatan terdiri dari 9 propinsi (Kyonggi-do, Kangwon-do, Chungchongbuk-do,
Chungchongnam-do, Kyongsangbuk-do, Chollabuk-do, Kyongsangnam-do, Chollanam-do,
Cheju-do), dan 6 Kota Metropolitan setingkat Propinsi (Incheon,
Seoul, Taejon, Pusan, Ulsan, Taegu), dengan
luas wilayah kira-kira 99,480 km2. (45% dari luas
Semenanjung Korea).
Sebagian besar penduduk Korea Selatan yang berjumlah + 49,232,844 dari tingkat
pertumbuhan penduduk 0.371% hanya 4% Tingkat Pengangguran dari 24.22 juta Jumlah Angkatan Kerja/Tahun. Dapat disampaikan bahwa parlemen Korea Selatan adalah Dewan Nasional (National Assembly atau Kukhoe) mempunyai 299 kursi –
anggota dipilih tiap 4 tahun sekali. Terdiri dari 243 kursi elektorat, 56 kursi
representasi proporsional.
Keadaan perekonomian Korea Selatan sangat maju
dengan GDP: $969.9
triliun dan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar $20,045 dengan tingkat Inflasi
2.5% dengan andalan Komoditas Utama Ekspornya antara lain Semikonduktor, peralatan komunikasi
nirkabel, kendaraan bermotor, komputer, besi, kapal, petrokimia, kapal laut,
tekstil, pakaian jadi, dan hasil laut dengan tingkat income perkapitanya yang mencapai $20,045 dan
daya beli sebesar $19,751.
Ideologi yang dipakai di Korea
Selatan adalah Demokrasi dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.
- Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
- Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.
- Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu, pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan dicurigai sebagai hal yang cenderung disalahgunakan, dan karena itu, sejauh mungkin dibatasi.
- Suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian besar individu berbahagia.
Sistem Pendidikan:
1. Tujuan Pendidikan
Salah satu keputusan Dewan Nasional Republik Korea tahun 1948 adalah menyusun undang-undang pendidikan. Sehubungan dengan hal ini, maka tujuan pendidikan Korea Selatan adalah untuk menanamkan pada setiap orang rasa Identitas Nasional dan penghargaan terhadap kedaulatan Nasional (menyempurnakan kepribadian setiap warga Negara, mengemban cita-cita persaudaraan yang universal mengembangkan kemampuan untuk hidup mandiri dan berbuat untuk Negara yang demokratis dan kemakmuran seluruh umat manusia) dan menanamkan sifat patriotisme
2. Sistem Pembelajaran
Di SMP masing-masing kelas mempunyai seorang wali kelas yang akan memperhatikan kehidupan dan mengarahkan siswanya, dan untuk masing-masing pelajaran mempunyai guru yang berbeda-beda. Mata pelajaran mereka terdiri dari Bahasa Korea, Sosial Moral, Matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Science, Olahraga, Kesenian dan Keterampilan. Jam belajar dimulai dari jam 9 sampai jam 3 sore.
Para siswa sekolah menengah atas di Korea Selatan rata-rata memiliki durasi jam pelajaran dimulai dari jam 09.30 atau 10.00, sampai larut malam. Pemerintah mengatakan, tujuannya adalah agar siswa mampu masuk ke perguruan tinggi yang baik, setelah melewati kompetisi yang tinggi. Akibatnya, banyak siswa juga akan menghadiri program pembelajaran lain di luar jam sekolah.
Setelah program sekolah memperkuat pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris, sehingga ada permintaan yang tinggi bagi mereka, dan bagi siswa, ini mungkin, satu sarana sosial mereka dan cara untuk bertemu teman-teman lain. Ini berarti rata-rata remaja Korea tidak pulang ke rumah sampai tengah malam, dan makan siang hingga makan malam-pun sampai disajikan di sekolah. Metode pembelajaran dengan waktu "gila-gilaan" seperti ini sebenarnya sudah mulai menuai kritik dari para pengamat pendidikan di Korea sendiri.
3. Lama dan Jenjang Pendidikan
Sekolah menengah atas di Korea biasanya dibagi menjadi dua jenis, sekolah umum dan kejuruan. Ada juga beberapa sekolah yang disebut sekolah komprehensif, yaitu sekolah umum dan kejuruan digabung. Sekolah-sekolah khusus pun ada, misalnya sekolah menengah khusus seni, olahraga, ilmu pengetahuan, dll.
Secara umum sistem pendidikan di korea Selatan terdiri dari empat jenjang pendidikan formal yaitu : Sekolah dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, SLTA dan pendidikan tinggi. Keempat jenjang pendidikan ini adalah: grade 1-6 (SD), grade 7-9 (SLTP), 10-12 (SLTA), dan grade 13-16 (pendidikan tinggi/program S1), serta program pasca sarjana (S2/S3).
Visualisasi grade pendidikan yang dimaksud adalah:
a. Sekolah dasar merupakan pendidikan wajib selama 6 tahun bagi anak usia 6 dan 11 tahun, dengan jumlah lulusan SD mencapai 99,8%, dan putus sekolah SD 0,2%.
b. SMP merupakan kelanjutan SD bagi anak usia 12-14 tahun, selama 3 tahun pendidikan.
c. Kemudian melanjutkan ke SLTA pada grade 10-11 dan 12, dengan dua pilihan yaitu: umum dan sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan meliputi pertanian, perdagangan, perikanan dan teknik. Selain itu ada sekolah komperhensif yang merupakan gabungan antara sekolah umum dan sekolah kejuruan, yang merupakan bekal untuk melanjutkan ke akademik (Junior College) atau universitas (Senior College)
d. Pendidikan tinggi/akademik (Junior College) atau universitas program S1 (senior college), pada grade 13-16, dan selanjutnya ke program pasca sarjana (graduate school) gelar master/doktor.
4. Kurikulum
Sampai saat ini, kurikulum di Korea Selatan sudah mengalami revisi sebanyak lima kali sampai versi keenam. Tujuan dari kurikulum versi keenam ini adalah untuk menghasilkan output yang: 1) sehat, 2) independen; 3) kreatif; dan 4) orang yang bermoral.
Prinsip-prinsip untuk penyusunan versi keenam adalah: 1) desentralisasi pengambilan keputusan tentang kurikulum tersebut; 2) keragaman struktur kurikulum; 3) kecukupan isi kurikulum; 4) efisiensi dalam pengelolaan kurikulum.
Kurikulum mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi, yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah yaitu perencanaan pengajaran, diagnosis murid, membimbing siswa belajar dengan berbagai program, test dan menilai hasil belajar tingkat satuan pendidikan yang terdiri dari sekolah, guru dan komite sekolah diberikan kewenangan oleh pemerintah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi yang ada di lingkungannya. Kurikulum ini disebut dengan KTSP.
Reformasi kurikulum pendidikan di Korea, dilaksanakan sejak tahun 1970-an dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi, adapun yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah yaitu (1) perencanaan pengajaran, (2) Diagnosis murid (3) membimbing siswa belajar dengan berbagai program, (4) test dan menilai hasil belajar. Di sekolah tingkat menengah tidak diadakan saringan masuk, hal ini dikarenakan adanya kebijakan walikota daerah khusus atau gubernur propinsi, ke sekolah menengah di daerahnya. Kurikulum pendidikan di Korea Selatan tidak menekankan sisi keyakinan atau keagamaan.
5. Tenaga Pendidikan
Terdapat dua jenis pendidikan guru, yaitu tingkat akademik (grade 13-14) untuk guru SD, dan pendidikan guru empat tahun untuk guru sekolah menengah. Dengan biaya ditanggung oleh Pemerintah untuk pendidikan guru negeri. Kemudian guru mendapat sertifikat yaitu: sertifikat guru pra sekolah, guru SD, dan guru sekolah menengah. Sertifikat ini diberikan oleh kepala sekolah dengan kategori guru magang, guru biasa dua (yang telah diselesaikan onjob training) dan lesensi bagi guru magang dikeluarkan bagi mereka yang telah lulus ujian kualifikasi lulusan program empat tahun dalam bidang engineering, perikanan, perdagangan, dan pertanian.
Sedangkan untuk menjadi dosen yunior college, harus berkualifikasi master (S2) dengan pengalaman dua tahun dan untuk menjadi dosen di Senior College harus berkualifikasi doktor (S3). Guru digilir bertugas di sekolah yang berbeda-beda setiap 5 tahun. Sistem ini lahir untuk memberikan setiap guru kesempatan yang adil di bekerja di sebuah sekolah yang baik atau buruk
1. Tujuan Pendidikan
Salah satu keputusan Dewan Nasional Republik Korea tahun 1948 adalah menyusun undang-undang pendidikan. Sehubungan dengan hal ini, maka tujuan pendidikan Korea Selatan adalah untuk menanamkan pada setiap orang rasa Identitas Nasional dan penghargaan terhadap kedaulatan Nasional (menyempurnakan kepribadian setiap warga Negara, mengemban cita-cita persaudaraan yang universal mengembangkan kemampuan untuk hidup mandiri dan berbuat untuk Negara yang demokratis dan kemakmuran seluruh umat manusia) dan menanamkan sifat patriotisme
2. Sistem Pembelajaran
Di SMP masing-masing kelas mempunyai seorang wali kelas yang akan memperhatikan kehidupan dan mengarahkan siswanya, dan untuk masing-masing pelajaran mempunyai guru yang berbeda-beda. Mata pelajaran mereka terdiri dari Bahasa Korea, Sosial Moral, Matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Science, Olahraga, Kesenian dan Keterampilan. Jam belajar dimulai dari jam 9 sampai jam 3 sore.
Para siswa sekolah menengah atas di Korea Selatan rata-rata memiliki durasi jam pelajaran dimulai dari jam 09.30 atau 10.00, sampai larut malam. Pemerintah mengatakan, tujuannya adalah agar siswa mampu masuk ke perguruan tinggi yang baik, setelah melewati kompetisi yang tinggi. Akibatnya, banyak siswa juga akan menghadiri program pembelajaran lain di luar jam sekolah.
Setelah program sekolah memperkuat pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris, sehingga ada permintaan yang tinggi bagi mereka, dan bagi siswa, ini mungkin, satu sarana sosial mereka dan cara untuk bertemu teman-teman lain. Ini berarti rata-rata remaja Korea tidak pulang ke rumah sampai tengah malam, dan makan siang hingga makan malam-pun sampai disajikan di sekolah. Metode pembelajaran dengan waktu "gila-gilaan" seperti ini sebenarnya sudah mulai menuai kritik dari para pengamat pendidikan di Korea sendiri.
3. Lama dan Jenjang Pendidikan
Sekolah menengah atas di Korea biasanya dibagi menjadi dua jenis, sekolah umum dan kejuruan. Ada juga beberapa sekolah yang disebut sekolah komprehensif, yaitu sekolah umum dan kejuruan digabung. Sekolah-sekolah khusus pun ada, misalnya sekolah menengah khusus seni, olahraga, ilmu pengetahuan, dll.
Secara umum sistem pendidikan di korea Selatan terdiri dari empat jenjang pendidikan formal yaitu : Sekolah dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, SLTA dan pendidikan tinggi. Keempat jenjang pendidikan ini adalah: grade 1-6 (SD), grade 7-9 (SLTP), 10-12 (SLTA), dan grade 13-16 (pendidikan tinggi/program S1), serta program pasca sarjana (S2/S3).
Visualisasi grade pendidikan yang dimaksud adalah:
a. Sekolah dasar merupakan pendidikan wajib selama 6 tahun bagi anak usia 6 dan 11 tahun, dengan jumlah lulusan SD mencapai 99,8%, dan putus sekolah SD 0,2%.
b. SMP merupakan kelanjutan SD bagi anak usia 12-14 tahun, selama 3 tahun pendidikan.
c. Kemudian melanjutkan ke SLTA pada grade 10-11 dan 12, dengan dua pilihan yaitu: umum dan sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan meliputi pertanian, perdagangan, perikanan dan teknik. Selain itu ada sekolah komperhensif yang merupakan gabungan antara sekolah umum dan sekolah kejuruan, yang merupakan bekal untuk melanjutkan ke akademik (Junior College) atau universitas (Senior College)
d. Pendidikan tinggi/akademik (Junior College) atau universitas program S1 (senior college), pada grade 13-16, dan selanjutnya ke program pasca sarjana (graduate school) gelar master/doktor.
4. Kurikulum
Sampai saat ini, kurikulum di Korea Selatan sudah mengalami revisi sebanyak lima kali sampai versi keenam. Tujuan dari kurikulum versi keenam ini adalah untuk menghasilkan output yang: 1) sehat, 2) independen; 3) kreatif; dan 4) orang yang bermoral.
Prinsip-prinsip untuk penyusunan versi keenam adalah: 1) desentralisasi pengambilan keputusan tentang kurikulum tersebut; 2) keragaman struktur kurikulum; 3) kecukupan isi kurikulum; 4) efisiensi dalam pengelolaan kurikulum.
Kurikulum mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi, yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah yaitu perencanaan pengajaran, diagnosis murid, membimbing siswa belajar dengan berbagai program, test dan menilai hasil belajar tingkat satuan pendidikan yang terdiri dari sekolah, guru dan komite sekolah diberikan kewenangan oleh pemerintah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi yang ada di lingkungannya. Kurikulum ini disebut dengan KTSP.
Reformasi kurikulum pendidikan di Korea, dilaksanakan sejak tahun 1970-an dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi, adapun yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah yaitu (1) perencanaan pengajaran, (2) Diagnosis murid (3) membimbing siswa belajar dengan berbagai program, (4) test dan menilai hasil belajar. Di sekolah tingkat menengah tidak diadakan saringan masuk, hal ini dikarenakan adanya kebijakan walikota daerah khusus atau gubernur propinsi, ke sekolah menengah di daerahnya. Kurikulum pendidikan di Korea Selatan tidak menekankan sisi keyakinan atau keagamaan.
5. Tenaga Pendidikan
Terdapat dua jenis pendidikan guru, yaitu tingkat akademik (grade 13-14) untuk guru SD, dan pendidikan guru empat tahun untuk guru sekolah menengah. Dengan biaya ditanggung oleh Pemerintah untuk pendidikan guru negeri. Kemudian guru mendapat sertifikat yaitu: sertifikat guru pra sekolah, guru SD, dan guru sekolah menengah. Sertifikat ini diberikan oleh kepala sekolah dengan kategori guru magang, guru biasa dua (yang telah diselesaikan onjob training) dan lesensi bagi guru magang dikeluarkan bagi mereka yang telah lulus ujian kualifikasi lulusan program empat tahun dalam bidang engineering, perikanan, perdagangan, dan pertanian.
Sedangkan untuk menjadi dosen yunior college, harus berkualifikasi master (S2) dengan pengalaman dua tahun dan untuk menjadi dosen di Senior College harus berkualifikasi doktor (S3). Guru digilir bertugas di sekolah yang berbeda-beda setiap 5 tahun. Sistem ini lahir untuk memberikan setiap guru kesempatan yang adil di bekerja di sebuah sekolah yang baik atau buruk
C. PERBANDINGAN PENDIDIKAN DI JEPANG
DAN KOREA
Secara garis besar, sistem pendidikan di
Jepang, maupun Korea Selatan hampir sama. Tetapi yang membedakan
adalah karakter yang dimiliki oleh setiap siswa seperti kejujuran dan tepat
waktu. Kedua hal tersebut patut ditanamkan di Indonesia, karena sebaik apapun
kurikulum pendidikan di suatu negara, tidak akan berjalan dengan baik apabila
tidak didukung oleh kesadaran pribadi pelaku pendidikan untuk menciptakan
kultur yang mendukung kelancaran pendidikan itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
Hakko Ichiu (Delapan Penjuru Dunia Di Bawah Satu Atap) merupakan ideologi
yang sangat diyakini oleh bangsa Jepang. Menurut ideologi ini, Jepang
ditakdirkan untuk menguasai dunia. Ideologi Hakko Ichiu ditanamkan melalui
pendidikan di sekolah-sekolah dan pertama kali dimulai melalui proses
sosialisasi di kalangan guru. Para guru inilah yang ditugasi untuk menanamkan
dan menyebarkan ideologi ini. Proses pelatihan untuk pemahaman Hakko Ichiu ini
dilakukan di setiap kabupaten dan berlangsung sekitar 3 bulan secara bergiliran
hingga merata
Pendidikan Korea Selatan adalah untuk menanamkan pada setiap orang rasa
Identitas Nasional dan penghargaan terhadap kedaulatan Nasional (menyempurnakan
kepribadian setiap warga Negara, mengemban cita-cita persaudaraan yang
universal mengembangkan kemampuan untuk hidup mandiri dan berbuat untuk Negara
yang demokratis dan kemakmuran seluruh umat manusia) dan menanamkan sifat
patriotisme
Sistem
pendidikan di Jepang, maupun Korea Selatan hampir sama. Tetapi yang
membedakan adalah karakter yang dimiliki oleh setiap siswa seperti kejujuran
dan tepat waktu.
DAFTAR
PUSTAKA
Abd.
Rachman Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa Perbandingan
Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat, (Yogyakarta: Gama Media,
2003), hal. 175-176.
Ibrahim, “ Perbandingan Pendidikan”, diakses pada hari Selasa 07 Mei 2013
pukul 12.00 WIB pada situs Wikipedia, “Pendidikan di
Jepang”, diakses pada hari Rabu 08 Mei 2013 pukul 09.30 WIB pada situsAbd.
Rachman. Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan...., hal.190-191. DPR RI, “Laporan Kunjungan Delegasi Komisi I
DPR-RI ke Negara Korea Selatan Tanggal 26 Juni-21 Juli 2009”, diakses pada hari Sabtu 6 Juni 2015 pukul 21.00 WIB
pada situs http://www.dpr.go.id/complorgans/commission/commission1/visit/K1_kunjungan_Kunker_Komisi_I_DPR_RI_ke_Korea_Selatan.doc
Demikianlah contoh makalah yang berjudul tentang Perbandingan Pendidikan Korea dan Jepang. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Demikianlah contoh makalah yang berjudul tentang Perbandingan Pendidikan Korea dan Jepang. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Terimakasih Sudah Meluangkan Waktu Berkunjung Di Blog Ini 😁
EmoticonEmoticon