Contoh Makalah - Sejarah Kain Tapis Provinsi Lampung

Tags

Berikut ini kami sajikan sebuah contoh makalah yang membahas tentang sejarah kain tapis provinsi lampung. Untuk lebih jelasnya mari kita simak berikut ini:

TUGAS INDIVIDU
“SEJARAH KAIN TAPIS PROVINSI LAMPUNG”
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Lokal
Dosen Pengampu bapak Drs.H.Ragil Agustono, M.Pd.


Sejarah Kain Tapis Provinsi Lampung

Disusun Oleh:

Hasan Bisri : 13220025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO



KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim..

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”sejarah kain tapis provinsi Lampung” yang merupakan salah satu tugas dari mata pelajaran sejarah lokal. 

Saya berharap makalah yang telah saya selesaikan ini dapat  bermanfaat  bagi orang–orang yang telah  membacanya, sehingga bagi setiap orang yang membacanya dapat menambah pengetahuan tentang Hubungan Australia-Indonesia. Dari penyusunan makalah ini, saya mengetahui bahwa makalah  ini masih belum  sempurna dan masih terdapat kekurangan, saya berharap bagi setiap pembaca dapat membantu saya dalam mengevaluasi makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr  .Wb.


Metro, ...........

Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB II. PEBAHASAN

A. Karakteristik Ragam Hias Lampung
B. Keistimewaan kain tapis
C. Pemaknaan Ragam Hias Lampung
D. Jenis tapis lampung
E. Pemanfaatan Ragam Hias Lampung
F. Keunakan ragam hias lampung
G. Saran dalam pembuatan kain tapis lampung

BAB III. PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR  PUSTAKA 


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku, bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya.

Tetapi sebagian daerah dari seluruh provinsi di Indonesia hampir tidak diketahui oleh warga Indonesianya sendiri. Hanya beberapa provinsi yang terkenal yang mereka ketahui. Ada salah satu dari sebagian daerah yang hampir tidak diketahui keberadaan, bahkan ragam hiasnya di Indonesia ini, yaitu Lampung.
Tanpa disadari warga Indonesia, ternyata Lampung memiliki banyak keanekaragaman budaya yang sangat indah dan menarik. Lampung memiliki salah satu ragam hias yang sangat terkenal, yaitu kain tapis.


Kain tapis ini juga sangat sulit pembuatannya, karena masih memakai cara yang manual. Penggunaan benang emas dalam budaya tenun Indonesia merupakan hasil kontak dagang dengan bangsa China sebagai penemu benang emas sejak Masa Sebelum Masehi. Penggunaan dari kain tapis ini juga sangat menunjukan status sosial sang pemakai. Karena di setiap kain tapis mempunyai arti tersendiri setiap tenunan motif yang dibuat para muli- muli (gadis-gadis) dan ibu-ibu di Lampung.

B. Rumusan Masalah
  1. Bagaimanakah pemaknaan dari motif ragam hias provinsi Lampung?
  2. Bagaimanakah pemanfaatan dari motif ragam hias provinsi Lampung dapat di aplikasikan?
  3. Bahan apasaja dalam pembatan kain tapis provinsi lampung?
  4. Bagaimana cara pebuatan kain tapis provinsi lampung?
C. Tujuan

Menjaga dan memelihara kebudayaan Lampung tidak hanya mengenal saja, harus di dekati, dipahami dan rasakan keindahan aneka ragam hiasnya. Semakin kita mencintai ragam hiasnya, kita semakin bisa untuk mengurangi kepunahan dari ragam hiasnya itu sendiri.

D. Manfaat

Mengurangi sebagian kebudayaan yang hampir punah agar bisa lestari kembali. Dan agar Lampung semakin dikenal oleh warga lokal maupun non-lokal. 

BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Ragam Hias Lampung

Kain tapis adalah pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan sistem sulam (Lampung; “Cucuk”).

Dengan demikian yang dimaksud dengan Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas dengan motif, benang perak atau benang emas dan menjadi pakaian khas suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan benang perak.

Warna warna  yang dipakai untuk kain tapis yaitu warna – warna yang sangat berani, atau warna warna primer yang tua. Warna warna itu menunjukkan kekuasaan di provinsi lampung. Motif kain ini ialah kait dan kunci (key and rhomboid shape), pohon hayat, dan bangunan yang berisikan roh manusia yang telah meninggal. Juga terdapat motif binatang, matahari, bulan serta bunga melati. Dikenal juga tenun kain tapis yang bertingkat, disulam dengan benang sutera putih yang disebut Kain Tapis Inuh.

Motif yang dipakai juga menunjukan berbagai macam kekhasan dari provinsi Lampung itu sendiri. Sebagai contoh yang sangat sering dipakai yaitu, gajah, buaya, lambang Siger.  Lambang Siger sering dipakai karena merupakan lambang mahkotanya provinsi Lampung.

Gaya yang biasa dipakai untuk kain tapis yaitu menunjukan kewibawaan, kemewahan, dan kekuasaan. Kain tapis ini sering dipakai oleh raja raja dan juga sering dipakai dalam acara adat setempat di Lampung itu sendiri. Akan tetapi antar daerah di Lampung memiliki gaya kain tapis yuang berbeda, oleh karna itu kain tapis memiliki banyak gaya yang berbeda dan sangat unik.

Kan tapis adalah salah satu jenis kerajinan tradisional dari masyarakat Lampung. Teknik tenunan kain tapis ini hampir sempurna dari cara–cara memberikan hiasan yang pas dengan kebudayaan masyarakat Lampung. Kain tapis untuk pria, biasanya berwarna merah-hitam, kain tapis lampung biasanya digunakan untuk wanita suku Lampung yang terbentuk kain sarung yang terbuat dari tenunan benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi benang perak dan emas dengan sistem sulam. 

Menurut Van der Hoop disebutkan bahwa orang Lampung telah menenun kain Brokat yang disebut juga Nampan (Tampan) dan kain Pelepai sejak abad II masehi. Di motif kain ini juga terdapat motif binatang, matahari, bulan serta bunga melati yang dikenal dengan tenun tapis yang bertingkat, di sulam dengan benang sutera putih yang disebut Kain Tapis Inuh. Masuknya agama Islam di Lampung, juga dapat memperkaya perkembangan kerajinan tapis ini. Ragam motif kapal pada kain kapal yang menunjukkan adanya keragaman bentuk dan konstruksi kapal yang digunakan. Tidak semua suku Lampung menggunakan Tapis sebagai sarana perlengkapan hidup. Suku Lampung umumnya memproduksi dan mengembangkan tenun Tapis adalah suku Lampung yang beradat Pepadun.

B. Keistimewaan Kain Tapis

Kerajinan ini di buat oleh wanita, baik ibu rumah tangga maupun gadis – gadis yang pada awalnya untuk mengisi waktu luang yang bertujuan untuk memenuhi adat masyarakat Lampung yang diangga sakral. Kain tapis di buat tidak menggunakan mesin melainkan memakai alat tenun.

C. Pemaknaan Ragam Hias Lampung

Perjalanan sejarah perkembangan terbentuknya ragam hias, kain tapis Lampung mendapat berbagai pengaruh kebudayan lain, seiring dengan terjalinnya kontak, interaksi, dan komunikasi masyarakat adat Lampung dengan kebudayaan luar. Kebudayaan yang memberikan pengaruh pada pembentukan gaya seni hias kain tapis antara lain, kebudayan Dongson dari daratan Asia, Hindu-Budha, Islam, dan Eropa.akibat proses akulturasi unsur-unsur asing datang namun tidak menghilangkan unsur-unsur lama, akan tetapi semakin memperkaya corak, ragam, dan gaya yang sudah ada. Berbagai kebudayaan tersebut terpadu dan terintegrasi dalam satu konsep utuh yang tidak dapat dipisahkan dan melahirkan corak baru yang unik dan khas.

Kain tapis bagi masyarakat adat Lampung memiliki makna simbolis sebagai lambang kesucian yang dapat melindungi pemakainya dari segala kotoran dari luar. Selain itu dalam pemakaiannya kain tapis juga melambangkan status sosial sang pemakai. Makna simbolis kain tapis terdapat pada kesatuan utuh bentuk motif yang diterapkan, serta bidang warna kain dasar sebagai wujud kepercayaan yang melambangkan kebesaran Pencipta Alam. Kain tapis merupakan pakaian resmi masyarakat adat Lampung dalam berbagai upacara adat dan keagamaan, dan merupakan perangkat adat yang serupa pusaka keluarga.

Terkait dengan pemerintahan adat, masyarakat Lampung yang beradat Pepadun memakai sistem berdasarkan garis keturunan laki-laki (matrilineal). Pada masyarakat Lampung Pepadun tingkatan punyimbang ada tiga, yaitu: 

punyimbang marga atau paksi yang membawahi tiyuh (kampung), punyimbang tiyuh yang membawahi beberapa suku atau bilik, dan punyimbang suku yang membawahi beberapa nuwow balak (rumah adat). Susunan masyarakat yang bertingkat-tingkat mengkondisikan adanya aturan yang mengatur pemakaian kain tapis sebagai busana adat yang menyesuaikan status sosialnya dalam masyarakat. Aturan yang berlaku tersebut juga disertai hukuman atau sanksi adat (cepalo) bagi anggota masyarakat yang melanggarnya.

Dalam rentang perjalanannya, kain tapis tidak hanya menunjukkan suatu proses kontinum kelangsungannya, tetapi juga menampakkan terjadinya perubahan dan pengembangan dalam banyak aspek, seperti pada aspek fungsinya kain tapis berubah dari benda sacral yang terkait erat dengan adat dan kepercayaan masyarakat Lampung berubah menjadi benda profan dan sekuler yang berfungsi untuk komoditi pasar. Nah, jika anda penasaran dengan bentuk tapis yang sesuai dengan adat istiadat yang berlaku anda bisa mengunjungi Lampung sewaktu-waktu jika perlu.

Mari kita kaji lebih dalam tentang pemaknaan beberapa kain tapis dibawah ini
Kain  tapis yang diatas adalah kain tapis inuh coklat. Seperti yang sudah dijelaskan penulis pada pembahasan sebelumnya, semakin banyak pemakaian benang emas pada kain tapis, semakin tinggi pula status yang dimiliki oleh pemakainya. Kain ini biasa digunakan oleh orang orang pesisir Lampung.

D. Jenis Tapis Lampung Menurut Asal dan Pemakaiannya

Beberapa kain tapis yang umumnya digunakan masyarakat Lampung Pepadun dan Lampung Saibatin adalah :

a. Tapis Lampung dari Pesisir :

Tapis Inuh, Cucuk Andak, Semaka, Kuning, Cukkil, Jinggu.

b. Tapis Lampung dari Pubian Telu Suku :

Tapis Jung Sarat, Balak, Laut Linau, Raja Medal, Pucuk Rebung, Cucuk Handak, Tuho, Sasap, Lawok Silung, Lawok Handak.

c.  Tapis Lampung dari Sungkai Way Kanan :

Tapis Jung Sarat, Balak, Pucung Rebung, Halom/Gabo, Kaca, Kuning, Lawok Halom, Tuha, Raja Medal, Lawok Silung.

d.  Tapis Lampung dari Tulang Bawang Mego Pak :

Tapis Dewosano, Limar Sekebar, Ratu Tulang Bawang, Bintang Perak, Limar Tunggal, Sasab, Kilap Turki, Jung Sarat, Kaco Mato di Lem, Kibang, Cukkil, Cucuk Sutero.

e.  Tapis Lampung dari Abung Siwo Mego :

Tapis Rajo Tunggal, Lawet Andak, Lawet Silung, Lawet Linau, Jung Sarat, Raja Medal, Nyelem di Laut Timbul di Gunung, Cucuk Andak, Balak, Pucuk  Rebung, Cucuk Semako, Tuho, Cucuk Agheng, Gajah Mekhem, Sasap, Kuning, Kaco, Serdadu Baris.

E. Pemanfaatan Ragam Hias Lampung

• Tapis Jung Sarat

Dipakai oleh pengantin wanita pada upacara perkawinan adat. Dapat juga dipakai oleh kelompok isteri kerabat yang lebih tua yang menghadiri upacara mengambil gelar, pengantin serta muli cangget (gadis penari) pada upacara adat. 

Tapis Raja Tunggal

Dipakai oleh isteri kerabat paling tua (tuho penyimbang) pada upacara perkawinan adat, pengambilan gelar pangeran dan sutan.
Di daerah Abung Lampung Utara dipakai oleh gadis-gadis dalam menghadiri upacara adat.

• Tapis Raja Medal

Dipakai oleh kelompok isteri kerabat paling tua (tuho penyimbang) pada upacara adat seperti : mengawinkan anak, pengambilan gelar pangeran dan sutan.

Di daerah Abung Lampung Utara tapis ini digunakan oleh pengantin wanita pada upacara perkawinan adat.

• Tapis Laut Andak

Dipakai oleh muli cangget (gadis penari) pada acara adat cangget. Dipakai juga oleh Anak Benulung (isteri adik) sebagai pengiring pada upacara pengambilan gelar sutan serta dipakai juga oleh menantu perempuan pada acara pengambilan gelar sutan.

• Tapis Balak

Dipakai oleh kelompok adik perempuan dan kelompok isteri anak seorang yang sedang mengambil gelar pangeran pada upacara pengambilan gelar atau pada upacara mengawinkan anak. Tapis ini dapat juga dipakai oleh muli cangget (gadis penari) pada upacara adat.

• Tapis Silung

Dipakai oleh kelompok orang tua yang tergolong kerabat dekat pada upacara adat seperti mengawinkan anak, pengambilan gelar, khitanan dan lain-lain. Dapat juga dipakai pada saat pengarakan pengantin.

• Tapis Laut Linau

Dipakai oleh kerabat isteri yang tergolong kerabat jauh dalam menghadiri upacara adat. Dipakai juga oleh para gadis pengiring pengantin pada upacara turun mandi pengantin dan mengambil gelar pangeran serta dikenakan pula oleh gadis penari (muli cangget).

• Tapis Pucuk Rebung

Tapis ini dipakai oleh kelompok ibu-ibu/para isteri untuk menghadiri upacara adat.

Di daerah Menggala tapis ini disebut juga tapis balak, dipakai oleh wanita pada saat menghadiri upacara adat.

• Tapis Cucuk Andak

Dipakai oleh kelompok isteri keluarga penyimbang (kepala adat/suku) yang sudah bergelar sutan dalam menghadiri upacara perkawinan, pengambilan gelar adat.

Di daerah Lampung Utara tapis ini dipakai oleh pengantin wanita dalam upacara perkawinan adat.

Di daerah Abung Lampung Utara tapis ini dipakai oleh ibu-ibu pengiring pengantin pada upacara adat perkawinan. Tapis Limar Sekebar
Tapis ini dipakai oleh kelompok isteri dalam menghadiri pesta adat serta dipakai juga oleh gadis pengiring pengantin dalam upacara adat.

• Tapis Cucuk Pinggir

Dipakai oleh kelompok isteri dalam menghadiri pesta adat dan dipakai juga oleh gadis pengiring pengantin pada upacara perkawinan adat.

• Tapis Tuho

Tapis ini dipakai oleh seorang isteri yang suaminya sedang mengambil gelar sutan. Dipakai juga oleh kelompok orang tua (mepahao) yang sedang mengambil gelar sutan serta dipakai pula oleh isteri sutan dalam menghadiri upacara pengambilan gelar kerabatnya yang dekat.

• Tapis Agheng/Areng

Dipakai oleh kelompok isteri yang sudah mendapat gelar sutan (suaminya) pada upacara pengarakan naik pepadun/pengambilan gelar dan dipakai pula oleh pengantin sebagai pakaian sehari-hari. 
Tapis Inuh Kain, tapis ini umumnya dipakai pada saat menghadiri upacara-upacara adat. Tapis ini berasal dari daerah Krui, Lampung Barat.

• Tapis Dewosano

Di daerah Menggala dan Kota Bumi, kain tapis ini dipakai oleh pengantin wanita pada saat menghadiri upacara adat.

• Tapis Kaca

Tapis ini dipakai oleh wanita-wanita dalam menghadiri upacara adat. Bisa juga dipakai oleh wanita pengiring pengantin pada upacara adat. Tapis ini di daerah Pardasuka Lampung Selatan dipakai oleh laki-laki pada saat upacara adat.

• Tapis Bintang

Tapis Bintang ini dipakai oleh pengantin wanita pada saat upacara adat.

• Tapis Bidak Cukkil

Model kain Tapis ini dipakai oleh laki-laki pada saat menghadiriupacara-upacara adat.

• Tapis Bintang Perak

Tapis ini dapat dipakai pada upacara-upacara adat dan berasal dari daerah Menggala, Lampung Utara.

Motif pucuk rebung bermakna hubungan kekeluargaan yang tidak dapat terpisahkan. Pesannya, kita harus tolong menolong dalam memecahkan suatu masalah agar dapat diselesaikan dengan baik. Di samping itu, makna filosofis yang terkandung di dalam motif ini juga adalah anjuran untuk selalu menjaga dan memelihara silaturahmi.

Motif bunga bermakna setiap perbuatan dan pekerjaan harus rapi, indah dan menarik agar semua yang melihatnya senang dan menikmatinya. Motif hias pohon hayat bermakna susah senang, maju mundurnya seseorang dalam kehidupan atau suatu usaha, tergantung pada pergaulan dan cara kita menempatkan diri di dalam masyarakat. 

F. Keunikan Ragam Hias Lampung

Ragam hias lampung sangatlah unik dari cara pembuatannya, sejarah nya, dan cara pewarnaanya yang masih sangat sederhana.
Mari kita lihat dari bahan dasar dan peralatannya yang masih alami dan unik,

• Bahan dasar

Kain tapis Lampung yang merupakan kerajinan tenun tradisional masyarakat Lampung ini dibuat dari benang katun dan benang emas. Benang katun adalah benang yang berasal dari bahan kapas dan digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan kain tapis, sedangkan benang emas dipakai untuk membuat ragam hias pada tapis dengan sistem sulam.

Pada tahun 1950, para pengrajin tapis masih menggunakan bahan hasil pengolahan sendiri, khususnya untuk bahan tenun. Proses pengolahannya menggunakan sistem ikat, sedangkan penggunaan benang emas telah dikenal sejak lama.

Bahan-bahan baku itu antara lain :

  • Khambak/kapas digunakan untuk membuat benang.
  • Kepompong ulat sutera untuk membuat benang sutera.
  • Pantis/lilin sarang lebah untuk meregangkan benang.
  • Akar serai wangi untuk pengawet benang.
  • Daun sirih untuk membuat warna kain tidak luntur.
  • Buah pinang muda, daun pacar, kulit kayu kejal untuk pewarna merah.
  • Kulit kayu salam, kulit kayu rambutan untuk pewarna hitam.
  • Kulit kayu mahoni atau kalit kayu durian untuk pewarna coklat.
  • Buah deduku atau daun talom untuk pewarna biru.
  • Kunyit dan kapur sirih untuk pewarna kuning.

Pada saat ini bahan-bahan tersebut di atas sudah jarang digunakan lagi, oleh karena pengganti bahan-bahan di atas tersebut sudah banyak diperdagangkan di pasaran.

• Peralatan tenun kain tapis

Proses pembuatan tenun kain tapis menggunakn peralatan-peralatan sebagai berikut:
• Sesang yaitu alat untuk menyusun benang sebelum dipasang pada alat tenun.
• Mattakh yaitu alat untuk menenun kain tapis yang terdiri dari bagian alat-alat:

  1. Terikan (alat menggulung benang)
  2. Cacap (alat untuk meletakkan alat-alat mettakh)
  3. Belida (alat untuk merapatkan benang)
  4. Kusuran (alat untuk menyusun benang dan memisahkan benang)
  5. Apik (alat untuk menahan rentangan benang dan menggulung hasil tenunan)
  6. Guyun (alat untuk mengatur benang)
  7. Ijan atau Peneken (tunjangan kaki penenun)
  8. Sekeli (alat untuk tempat gulungan benang pakan, yaitu benang yang dimasukkan melintang)
  9. Terupong/Teropong (alat untuk memasukkan benang pakan ke tenunan)
  10. Amben (alat penahan punggung penenun)
  11. Tekang yaitu alat untuk merentangkan kain pada saat menyulam benang em 

G. Saran dalam pembuatan kain tapis provinsi lampung

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga, melindungi, dan mengembangkan kain tapis, diantaranya adalah mematenkan hak cipta, sosialisasi kain tapis, dan eksplorasi nilai ekonomis Kain Tapis.

Pertama, mematenkan hak cipta Kain Tapis. Kelalaian mematenkan hak cipta Kain Tapis tidak saja dapat menghilangkan hak ekonomi yang melekat pada kain, tetapi juga hilangnya kebanggaan masyarakat karena diklaim oleh pihak lain. Seringkali kita sangat bangga dengan banyaknya warisan budaya yang kita miliki, tetapi terkadang hak ekonominya tidak kita miliki sehingga warisan budaya tersebut tidak bisa digunakan untuk menopang kesejahteraan pemilik warisan budaya tersebut.

Kedua, Sosialisasi Kain Tapis. Ketika tulisan ini dibuat, cukup sulit untuk mencari referensi tentang Kain Tapis. Dari beberapa referensi yang penulis dapatkan, hampir semua isinya sama. Minimnya referensi tentang Kain Tapis ternyata juga pararel dengan minimnya orang-orang Lampung, khususnya generasi mudanya, yang mengetahui kain ini. 

Beberapa responden orang Lampung yang dihubungi misalnya hanya mengetahui bahwa Kain Tapis adalah kain tradisional Lampung. Kondisi ini tentu cukup memprihatinkan dan berbahaya terhadap kelangsungan eksistensi Kain Tapis. 

Oleh karena itu, perlu segera dilakukan sosialisasi, khususnya kepada siswa-siswa sekolah. Misalnya dengan menjadikan  Kain Tapis sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal. Melalui cara ini, para siswa tidak hanya mengetahui bentuk formal (fisik) Kain Tapis, tetapi juga nilai-nilai yang dikandungnya.

Ketiga, agar masyarakat mempunyai ketertarikan untuk melestarikan dan mengembangkan Kain Tapis, maka keberadaan Kain Tapis harus memberikan manfaat bagi peningkatan kesehjateraan masyarakat. Oleh karena itu pemerintah dan lembaga terkait harus bekerjasama untuk menciptakan lingkungan usaha yang kondusif dan memberikan kemudahan dalam bidang produksi, permodalan, distribusi, dan pemasaran.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kain tapis adalah pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan sistem sulam (Lampung; “Cucuk”).

Dengan demikian yang dimaksud dengan Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas dengan motif, benang perak atau benang emas dan menjadi pakaian khas suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan benang perak.

Kerajinan ini di buat oleh wanita, baik ibu rumah tangga maupun gadis – gadis yang pada awalnya untuk mengisi waktu luang yang bertujuan untuk memenuhi adat masyarakat Lampung yang diangga sakral. Kain tapis di buat tidak menggunakan mesin melainkan memakai alat tenun.

Jenis Tapis Lampung Menurut Asal dan Pemakaiannya

Beberapa kain tapis yang umumnya digunakan masyarakat Lampung Pepadun dan Lampung Saibatin adalah :

a. Tapis Lampung dari Pesisir :

Tapis Inuh, Cucuk Andak, Semaka, Kuning, Cukkil, Jinggu.

b. Tapis Lampung dari Pubian Telu Suku :

Tapis Jung Sarat, Balak, Laut Linau, Raja Medal, Pucuk Rebung, Cucuk Handak, Tuho, Sasap, Lawok Silung, Lawok Handak.

c. Tapis Lampung dari Sungkai Way Kanan :

Tapis Jung Sarat, Balak, Pucung Rebung, Halom/Gabo, Kaca, Kuning, Lawok Halom, Tuha, Raja Medal, Lawok Silung.

d. Tapis Lampung dari Tulang Bawang Mego Pak :

Tapis Dewosano, Limar Sekebar, Ratu Tulang Bawang, Bintang Perak, Limar Tunggal, Sasab, Kilap Turki, Jung Sarat, Kaco Mato di Lem, Kibang, Cukkil, Cucuk Sutero.

e. Tapis Lampung dari Abung Siwo Mego :

Tapis Rajo Tunggal, Lawet Andak, Lawet Silung, Lawet Linau, Jung Sarat, Raja Medal, Nyelem di Laut Timbul di Gunung, Cucuk Andak, Balak, Pucuk  Rebung, Cucuk Semako, Tuho, Cucuk Agheng, Gajah Mekhem, Sasap, Kuning, Kaco, Serdadu Baris.

B. SARAN

Pepatah Arab mengatakan "الإنسان محل الخطاء و النسيان" yang berarti “Manusia adalah tempatnya salah dan lupa”. Begitu pula dengan penulisan makalah ini pastilah tak lekang dari berbagai kesalahan dan kekurangan, baik yang kami sengaja maupun yang tidak kami sengaja. Maka dari itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan yang ada dalam penulisan makalah ini. Sangat kami harapkan saran dan kritik yang membangun untuk kami dari pembaca demi kesempurnaan


DAFTAR PUSTAKA

http://oyossaroso.blogspot.com/2007/07/kain-tapis-warisan-nenek-moyang-yang.html
http://seandanan.wordpress.com/tag/tapis-jung-sarat/
http://kainikat.com/2013/02/jenis-jenis-kain-tapis-lampung/
http://rudimarfai.blogspot.com/2010/07/jenis-tapis-lampung-danmenurut.html
http://andiblogku.blogspot.com/2010/11/asal-usul-tapis-lampung-kain-tapis.html
http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=24170&obyek_id=4
http://lib.unnes.ac.id/5009/
http://www.insidesumatera.com/?open=view&newsid=1586&go=Kain-Tapis-dan-Brokat-dari-Abad-2-Masehi
http://kreasilampung.wordpress.com/tapis/sejarah-kain-tapis/
http://budaya-lampung.blogspot.com/2010/04/kain-tapis-tertua-berusia-200-tahun-di.html

Demikianlah ulasan dari makalah yang berjudul Sejarah Kain Tapis Provinsi Lampung. Semoga dapat memberikan tambahan pengetahuan kepada kita semua.

Artikel Terkait

Terimakasih Sudah Meluangkan Waktu Berkunjung Di Blog Ini 😁


EmoticonEmoticon