Konsep Pendidikan Holistik

Tags

Pendidikan Holistik

Istilah holistik merupakan sebuah persitilahan yang berasal dari bahasa Inggris dari akar kata “whole” yang berarti keseluruhan. Dengan pengambilan makna dasar seperti ini, menurut Husein Heriyanto, paradigma holistik dapat diartikan sebagai suatu cara pandang yang menyeluruh dalam mempersepsi realitas. 

Pendidikan Holistik
Baca Juga:


Sejarah Lahirnya Pendidikan Holistik

Berpandangan holistik artinya lebih memandang aspek keseluruhan daripada bagianbagian, bercorak sistemik, terintegrasi, kompleks, dinamis, non-mekanik, dan non-linier.

Di samping itu, istilah holistik juga diambil dari kata dasar heal (penyembuhan) dan health (kesehatan). Secara etimologis memiliki akar kata yang sama dengan istilah whole (keseluruhan). Hal ini mengindikasikan bahwa berpikir holistik berarti berpikir sehat.

Dalam ranah pendidikan, pendidikan holistik merupakan suatu metode pendidikan yang membangun manusia secara keseluruhan dan utuh dengan mengembangkan semua potensi manusia yang mencakup potensi sosial-emosi, potensi intelektual, potensi moral atau karakter, kreatifitas, dan spiritual.

Tujuan pendidikan holistik adalah untuk membentuk manusia holistik. Manusia holistik adalah manusia yang mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. Potensi yang ada dalam diri manusia meliputi potensi akademik, potensi fisik, potensi sosial, potensi kreatif, potensi emosi dan potensi spiritual.

Manusia yang mampu mengembangkan seluruh potensinya merupakan manusia yang holistik, yaitu manusia pembelajar sejati yang selalu menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari sebuah sistem kehidupan yang luas, sehingga selalu ingin memberikan kontribusi positif kepada lingkungan hidupnya.

Tujuan pendidikan di Indonesia yang tertuang pada Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 adalah untuk membentuk manusia yang holistik dan berkarakter. Manusia holistik dan berkarakter merupakan social capital bagi perkembangan suatu bangsa. 


Dalam pelaksanaannya, pendidikan holistik berpijak pada 3 prinsip, yaitu:

a. Connectedness

Connectedness adalah konsep interkoneksi yang berasal dari filosofi holisme yang kemudian berkembang menjadi konsep ekologi, fisika kuantum dan teori sistem.

b. Wholeness

Keseluruhan (wholeness) bukan sekedar penjumlahan dari setiap bagiannya. Sistem wholeness bersifat dinamis sehingga tidak bisa dideduksi hanya dengan mempelajari setiap komponennya.

c. Being


Menjadi (being) adalah tentang merasakan sepenuhnya kekinian. Hal ini berkaitan dengan kedalaman jiwa, kebijaksanaan (wisdom), wawasan (insight), kejujuran, dan keotentikan

Berdasarkan pengertian paradigma sebelumnya dan pengertian holistik di atas dapat disimpulkan bahwa paradigma pendidikan holistik adalah cara memandang pendidikan yang menyeluruh bukan merupakan bagian-bagian yang parsial, terbatas, dan kaku.

Pendidikan holistik menurut Jeremy Henzell-Thomas merupakan suatu upaya membangun secara utuh dan seimbang pada setiap murid dalam seluruh aspek pembelajaran, yang mencakup spiritual, moral, imajinatif, intelektual, budaya, estetika, emosi dan fisik yang mengarahkan seluruh aspek-aspek tersebut ke arah pencapaian sebuah kesadaran tentang hubungannya dengan Tuhan yang merupakan tujuan akhir dari semua kehidupan di dunia.


Demikianlah ulasan artikel yang berjudul konsep pendidikan holistik. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Artikel Terkait

Terimakasih Sudah Meluangkan Waktu Berkunjung Di Blog Ini 😁


EmoticonEmoticon