Contoh Makalah Revolusi Perancis “Masa Direktori (1795-1799)”

Tags

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas sebuah contoh makalah yang berjudul tentang Revolusi Perancis pada Masa Direktori (1795-1799). Bagimana contoh makalah tersebut silahkan simak ulasannya berikut ini:

REVOLUSI PERANCIS “Masa Direktori (1795-1799)”

Diajukan Sebagai Syarat Mengikuti Mata Kuliah Sejarah Eropa 2 yang Diampu Oleh Dra. Elis Setiawati, M.Pd.

Disusun Oleh : 
1. HENDRI SETIAWAN 13220005
2. IMAS DEVITA SARI 13220008
3. HENDI PRIDAKO 13220026

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr.wb

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Eropa 2 dari Dosen kami IBU Elis Setiawati, M.Pd, supaya kami mempunyai pengetahuan yang lebih luas lagi serta memahami tentang materi tersebut yang sebenarnya dan sadar akan pentingnya pengetahuan ini.

Kami sadar sebagai manusia biasa masih banyak memiliki kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu dengan segala kerendahan hati kami memerlukan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak.

Demikianlah makalah ini kami buat dengan baik, apa bila ada kekurangan dan tulisan yang sekiranya menyinggung perasaan pembaca kami mohon maaf dan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum, Wr.wb


Metro, .......................


Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A. Politik Dalam Negeri
B. Kemenangan-kemenangan Jendral Bonaparte
C. Kudeta Brumaire dan Berakhirnya Direktori

BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa direktori ialah kembalinya pemerintahan borjuis dengan membagi kekuasaan eksekutif kepada lima orang direktur (1795-1799). Setelah Robesppiere jatuh, tidak ada lagi orang yang disegani, sehingga terjadilah krisis gezag (kewenangan). Keadaan menjadi kacau kembali, setelah kaum borjuis berkuasa lagi dan mengadakan teror balasan terhadap kaum Montagne yang disebut ‘teror blanche” (teror putih). 

Revolusi Perancis Masa Direktori (1795-1799)

Mereka menghapuskan peraturan harga maksimum, sehingga nilai mata uang menjadi merosot, inflasi merajalela, keadaan ekonomi kacau, dan rakyat berontak menuntut adanya bahan makanan. Kaum gironde (borjuis) yang telah menang atas kaum montagne (rakyat) kemudian membubarkan Convention, selanjutnya mereka membentuk pemerintahan Directori.

Pemerintahan ini hanya merupakan kelanjutan dari pemerintahan gironde. Mereka lebih suka bekerja sama dengan pihak militer yang dipimpin oleh napoleon, daripada dengan kaum montagne yang merupakan kelompok rakyat jelata. Sifat lemah dari pemerintahan Gironde yang korup dan tidak berwibawa menyebabkan rakyat menjadi apatis. 

Akhirnya pada 1795 muncullah napoleon bonaparte seorang tokoh militer dan tangguh di medan pertempuran, sehingga militer perancis menjadi sangat kuat. Pada tahun 1799 dengan kekuatan militer napoleon berhasil membubarkan pemerintahan Direktori dan membentuk pemerintahan baru yang disebut dengan Consulat.

B. Rumusan Masalah
  1. Bagaimana proses terjadinya politik dalam negeri pada masa Direktori ?
  2. Bagaimana Kemenangan-kemenangan Jendral Bonaparte ?
  3. Bagaimana Kudeta Brumaire dan Berakhirnya Direktori ?
C. Tujuan Penulisan 
  1. Untuk mengetahui politik dalam negeri pada masa direktori.
  2. Untuk mengetahui kemenangan-kemenangan Jendral Bonaparte
  3. Untuk mengetahui Kudeta Brumaire dan berakhirnya masa Direktori.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Politik dalam Negeri


Pemerintahan yang memimpin perancis sejak berakhirnya konvensi (26 Oktober 1795) sampai terjadinya kudeta tanggal 19 Brumaire tahun VIII (10 November 1799) disebut Direktori. Memang, selama 4 tahun itu kekuasaan eksekutif dipercayakan kepada suatu “Direktori” yang beranggotakan lima orang direktur.

Berdasarkan surat keputusan dua pertiga mayoritas dewan-dewan terdiri dari para mantan anggota konvensi. Kelima anggota konvensi terpilih itu yakni Barras, Reubell, La Revelliere, Le Tourneur dan Carnot. Pada kenyataanya kekuasaan tidak beralih tangan. 

Direktori tetap meneruskan Reaksi Thermidor. Satu-satunya hal yang berubah adalah Republik keluar dari masa Revolusioner untuk masuk kedalam masa Legalitas Konstitusional. Seperti pada saat berakhirnya Dewan Konstituante, orang mengira bahwa revolusi sudah selesai.

1. Kesulitan-kesulitan Rezim

Direktori mendapat kesulitan-kesulitan yang sama dengan Reaksi Thermidor, yakni kesulitan-kesulitan politik, militer, keuangan dan moral. Di dalam negeri, Direktori mendapat ancaman dari Jacobin dan kelompok pendukung raja. Dengan demikian politiknya kadang memukul sayap kiri, kadang memukul sayap kanan dan tidak pernah ragu-ragu melakukan kudeta. 

Di luar negeri, perang terus berlanjut. baik Austria maupun Inggris tidak mau mengakui sungai Rhein sebagai perbatasan timur laut utara perancis. Orang tidak dapat memerintah, apalagi berperang, tanpa memilliki sumber keuangan. 

Padahal assignat dengan nilai nominal 100 livre hanya dihargai satu livre. Pemerintah tidak tahu lagi bagaimana menggaji pegawai-pegawainya dan rakyat banyak yang kelaparan. 

Sementara itu ada beberapa ribu spekulan berhasil mengeruk kekayaan dan dengan seenaknya sengaja memamerkan hartanya. Memang salah satu ciri masyarakat Direktori adalah peranan yang dimainkan oleh sekelompok kecil orang baru dlam bidang politik, perdagangan dan keuangan yang serakah menikmati kekayaan yang mereka peroleh dengan gampang.

Dari situlah munculnya gaya hidup berfoya-foya, pesta dansa yang makin sering diadakan, rumah perjudian, gedung teater, restoran mewah dan toko es krim, keeksentrikan dan mode-mode baju terbaru yang ditampilkan oleh anak-anak muda incroyable dan merveilleuse. 

Di samping itu, rakyat perancis, kaya atau miskin, sudah sama sekali tidak tertarik pada masalah politik. Seolah-olah negara sudah letih akan semua hal, letih akibat revolusi yang berlangsung enam tahun, letih karena perang, bahkan tidak lagi peduli pada kemenangan. rakyat hanya memikirkan roti untuk makan sehari-hari, kemantapan nilai uang dan kedamaian.

2. Akhir Masa Berlakunya Uang Kertas

Pada masa itu beredar 40 milyar assignat yang telah kehilangan 99% dari harga sebenarnya. Situasi keuangan baru dapat dipulihkan dengan ditariknya seluruh uang kertas itu dari peredaran. Pemerintah berusaha menariknya dengan cara meminjam dengan paksa, kemudian memutuskan penghapussan assignat. 

Pada tanggal 19 Februari 1796 pemerintah memutuskan untuk menggantikan assignat denganuang kertas lain yaitu mandat territoria.

dengan mandat territorial itu orng dapat membeli sebagian harta milik negara tanpa melalui pelelangan, tetapi hanya dalam beberapa minggu mandat territorial itu kehilangan nilai seperti pada assignat. 

Setahun kemudian, pada bulan februari 1797, Direktori terpaksa menghapuskan juga mandat territorial itu yang hanya menyebabkan tergerogotinya negara dari tanah-tanah luas yang dibeli oleh para spekulen dengan harga rendah.

3. Krisis Keuangan Terus Berlanjut

Hal-hal di atas itu menyebabkan krisis keuangan masih tetap parah. Pemerintah terpaksa memenuhi tuntutan-tuntutan penanam modal. Para penanam modal itu dibayar dengan harta negara yang dijual dengan harga rendah. Kadang-kadang mereka bahkan memaksa pemerintah menyerahkan sebagian pendapatan pajak yang akan diterima. Untuk mendapatkan pasaran yang menguntungkan mereka menyuap sejumlah pegawai pemerintah. Itulah awal serangkaian heboh yang berakhir dengan jatuhnya reputasi rezim.

Tampaknya tak ada jalan keluar bagi situasi itu. Memang pada kenyataannya, pemerintah yanng tidak mendapat kepercayaan dari rakyat, tak mungkin meminjam uang. Menteri keuangan Ramel terpaksa menyatakan bangkrut sebagian, yaitu negara membayar dua pertiga utangnya dengan bon-bon yang tidak bernilai dan sepertiga lainnya tetap dicatat dalam buku pinjaman dan dijamin akan dibayar kemudian. Itulah yang disebut sepertiga dijamin. Atau bangkrut dua pertiga (9 Vendemiaire tahun VI atau 30 September 1797). 

Ramel juga menciptakan pajak langsung di luar ketiga pajak langsung yang sudah ada, yaitu pajak pintu dan jendela dan sejumlah pajak tak langsung. Ia bahkan mencoba membuat sutu sistem administrasi khusus untuk memungut pajak langsung karena dewan-dewan kota mengalami kesulitan dalam melaksanakannya. Ia tidak berhasil, tetapi paling tidak ia telah membuka jalan bagi Napoleon. Krisis keuangan juga mempersulit politik luar negeri. Direktori melancarkan politik penaklukan antara lain dengan tujuan mengisi kas negara dengan kontribusi yang dipungut dari negara-negara yang dikalahkan.

4. Bahaya Jacobin Conspiration des Egaux

Musuh-musuh pertama yang menghadang direktori adalah kelompok jacobin. Pada awal 1796, para buruh sangat menderita kelaparan dan kedinginan. Dalam suasana penderitaan dan penuh ketidaksenangan itulah meletus conspiration des egaux pada bulan mei 1796. Komplotan itu adalah hasil pemikiran seorang wartawan, babeuf. Ia bukan hanya menuntut diberlakukannya undang-undang dasar tahun I, tetapi juga penghapusan hak milik pribadi tanah dan pembentukan suatu rezim komunis. Babeuf menuntut pemerintah untuk mengumpulkan semua hasil produksi negara dan membagikan secara sama rata kepada seluruh rakyat.

Menurut pendapat babeuf, revolusi sosial baru dapat terwujud sesudah kekuasaan politik dipegang oleh komunis.

Pada awal 1796 babeuf dan teman-temannya berkomplot untuk menggulingkan pemerintah Direktori. Mereka membentuk suatu organisasis rahasia, anggota-anggotanya terdiri dari beberapa orang komunis serta sejumlah besar jacobin yang tidak puas. Tetapi salah seorang anggota berkhianat dan melaporkan komplotan itu kepada carnot. Babeuf dan tokoh-tokoh utamanya ditangkap dan dieksekusi. Walaupun mengalami kegagalan, conspiration de egaux mempunyai peranan penting dalam sejarah.

Untuk pertama kalinya suatu komplotan mempunyai karakter komunis dan menyatakan perlunya merebut kekuasaan politik dengan kekerasan untuk mencapai tujuan dan membentuk sistem diktator kerakyatan untuk sementara.

5. Bahaya kelompok pendukung raja

Kegagalan kelompok jacobin mengembalikan harapan para pendukung raja. Bahkan dalam menghadapi ancaman conspiration de egaux, pemerintah telah mulai mendekati kaum moderat. Pemerintah menutup mata terhadap kembalinya para emigran dan para pembangkang, atas dorongan carnot. Kelompok pendukung raja memanfaatkan perubahan itu. 

Mereka menggunakan suatu taktik baru. Setelah meninggalkan gagasan kudeta, mereka kini berupaya menarik dukungan publik untuk memenangkanpemilihan umum tahun 1797 dengan menyebarkan propaganda-propaganda yang dibiayai oleh inggris. Dengan mendapatkan mayoritas di konvensi, mereka akan dapat membentuk  kembali monarki.

Dengan tujuan tersebut mereka mendirikan lembaga sahabat keamanan yang mempunyai cabang di seluruh perancis dan berhasil menarik simpati orang yang cemas akan bahaya komunis. Dengan demikian pada pemilihan umum bulan April 1797 untuk menggantikan sepertiga anggota dewan lima ratus dan dewan senior, aliran keamanan, yang sebenarnya terdiri dari para pedukung raja, memperoleh kemenangan besar. Dari 216 anggota konvensi sebelumny, hanya 13 orang yang terpilih kembali. Begitu dewan bersidang, mayoritas golongan kanan segera bertindak dengan tegas. 

Mereka memilih Barthelemy, seorang pendukung raja sebagai direktur baru. Dewan lima ratus memilih Jenderal Pichegru yang pernah menjual diri pada louis XVIII sebagai ketua. Kemudian dewan senior dan dewan lima ratus mengambil tindakan untuk kepentingan para emigran dan imam-imam pembangkang. Mereka bahkan mengancam akan mengajukan ke pengadilan tiga direktur yang dinilai terlalu condong ke jacobin.

6. Kudeta 18 Fructidor

Di antara mayoritas dewan dan mayoritas direktori muncul suatu konflik yang tak dapat dihindari. Dan karena undang-undang dasar tahun III tidak memperkirakan hal itu, konflik itu hanya bisa dipecahkan dengan kekerasan. Masing-masing pihak bersiap-siap. 

Ketiga direktur yang diancam, mendahului mengambil sikap dengan mengadakan kudeta tanggal 18 Fructidor tahun V  (4 September 1797), dengan dukunngan tentara yang tetap bersemangat republik. Atas persetujuan jenderal-jenderal yang paling berpengaruh. Hoche dan Bonaparte, mereka mengumpulkan 30.000 prajurit yang dipusatkan di sekitar Paris dan menyerahkan komando divisi militer Paris kepada jenderal Augereau yang khusus datang dari pasukan italia.

Pada tanggal 18 Fructidor, sementara banyak pernyataan menelanjangi pengkhianatan pichegru dan komplotan pendukung raja, Augereau memerintahkan penangkapan atas Barthelemy, Pichegru dan anggota-anggota penting dewan dari kelompok mayoritas. Carnot juga dituduh berkhianat, dapat melarikan diri. Setelah diadakan rapat darurat, kelompok republikan yang merupakan minoritas di dewan membatalkan pemilihan umum di 49 departemen dan menjatuhkan hukuman pembuangan yang juga disebut “guillotine bersih” kepada 53 anggota dewan. Dengan demikian 177 barang dikeluarkan dari dewan sehingga kelompok minoritas sekarang menjadi kelompok mayoritas. 

Emigran-emigran yang kembali dapat dihukum mati kembali, kebebasan pers dihapuskan untuk jangka satu tahun dan 70 wartawan dibuang. Setiap imam dapat dijatuhi hukuman pembuangan hanya dengan surat penangkapan dari pemerintah. Karena kebencian terhadap agama khatolik, direktori mengembanngkan kultus decadi dan selama beberapa bulan melindungi agama baru Theophilantropia  yang mencakup sebagian kelompok elit intelektual. Nama agama baru itu dibentuk dari tiga kata dalam bahasa yunani yang berarti cinta tuhan dan manusia. Memang republik bisa diselamatkan, tetapi dengan bantuan kudeta militer dan pelanggaran hukum.

7. Kudeta 22 floreal

Penumpasan gerakan pendukung raja itu menguntungkan kelompok jacobin. Pada pemilihan umum dewan anggota tahun 1798 giliran mereka yang menang, banyak anggota kelompok itu yang terpilih. Para Direktur tidak menginginkan mayoritas pendukung raja ataupun mayoritas jacobin. Mereka memukul golongan kiri setelah memuku golongan kanan dan mereka membuat suatu kudeta lain yang merupakan kebalikan kudeta 18 fructidor. Lewat kudeta 22 floreal tahun VI ( 4 mei 1798) mereka membatalkan 98 pemilihan.

Walaupun memperoleh suara kurang dari lawannya, 45 calon dari pemerintah dinyatakan terpilih, sisa kursi dinyatakan tetap kosong. Tindakan-tindakan sewenag-wenang itu merupakan penolakan terhadap hukum. Undang-undang dasar tahun III hanya tinggal cerita rekaan belaka. Selama satu tahun, pemerintah mempraktekkan sistem diktator de facto. Pers diawasi dengan ketat, klub-klub ditutup dan di dewan tampaknya oposisi sudah hilang.

8. Kebangkitan Ekonomi

Sementara itu kesulitan keuangan dan kudeta-kudeta tidak dapat menghalangi aktivitas ekonomi. Dari tahun 1796 sampai tahun 1799 hasil panen baik, hasil tanaman kentang, tembakau, hijauan ternak dan terutama anggur semakin cerah. Produksi batu bara berlipat empat: industri jam yang dulu diimpor dari Swiss berkembang di besancon. Industri tekstil cetak yang didirikan oleh Oberkampf di kota Jouy dekat Paris pada awal pemerintahan Louis XVI, juga mengalami masa jaya seperti pada masa sebelum tahun 1789.

Percetakan besar di departemenet essonnes, firmin didot, meningkatkakn proses percetakannya dan menerbitkan buku-buku indah conte memproduksi pinsil-pinsil karena sudah tidak mungkin lagi diimpor dari Inggris. Menteri dalam negeri Francois De Neufchateau yang telah memerintahkan sensus penduduk dan penyusunan statistik pertanian untuk pertama kalinya, mengorganisasikan pameran industri yang petama pada tahun 1798 di Paris. Keinginan untuk melindungi produksi Perancis dari persaingan dengan produksi Inggris dapat menjelaskan politik dagang pemerintah Direktori.

Pemerintah menyatakan bahwa semua kapal netral yang mengangnkut barang-barang produksi Inggris atau yang telah berlabuh di pelabuhan inggris boleh ditangkap. Pemerintah menarik garis duane Perancis sampai mencakup republik-republik sahabat ( yaitu negara-negara bawahan Perancis seeperti belanda dan swiss) dan berusaha menutup kemungkinan dagang inggris dengan negara-negara yang selama ini mempunyai hubungan diplomatik baik dengan perancis seperti prusia, spanyol, dan jerman. Dengan cara demikian direktori menyiapkan jalan bagi napoleon dan politik blocus continental-nya.

9. Reformasi militer

Sementara perang terus berlangsung, masalah penataan angkatan bersenjata menjadi sama parahnya dengan masalah keuangan. Sejak tanggal 9 thermidor angkatan bersenjata dalam keadaan runtuh sama sekali. Para prajurit dan perwira tidak teratur menerima gajinya dan harus mencuri untuk dapat hidup. Hal itu mempengaruhi disiplin. Para jenderal selalu melawan komisaris yang ditempatkan oleh direktori di antara mereka. Beberapa jenderal-jenderal itu, seperti bonaparte, tampak tidak bermaksud menaati pemerintah. Pendek kata angkatan bersenjata telah kehilangan hubungan dengan negara.

Di angkatan bersenjata hanya tinggal serdadu-serdadu profesional yang sepenuhnya mengabdi dan siap melaksanakan perintah apa pun dari jenderal mereka. Tetapi yang terutama adalah adanya krisiskekurangan anggota yang parah. Sejak oktober 1794 dari 1.100.000 orang yang tercatat sebagai tentara, hanya ada 750.000 orang yang tetap tinggal di pos masing-masing dan pada tahun 1796 hanya 410.000 orang. Kemerosotan itu akibat dari tingginya angka mortalitas yang disebabkan oleh penyakit dan terutama karena adanya desersi massal.

Banyak sukarelawan yang berfikir bahwa karena musuh sudah berhasil diusir dari wilayah perancis, mereka mempunyai hak untuk pulang ke rumah tangga mereka. Lagi pula sejak tahun 1793 pemerintah tidak lagi mengadakan perekrutan baru. Untuk meyakinkan adanya perekrutan yang cukup, direktori menetapkan suatu undang-undang wajib militer, hasil pemikiran dari jenderal jourdan. Setiap orang perancis dikenai wajib militer dan, jika dibutuhkan harus masuk wajib militer sejak umur 20 sampai 25 tahun. Jika jumlah sukarelawan tidak mencukupi, pemerintah memobilisasi sejumlah wajib militer dimulai dari kelompok yang paling muda.

10. Kudeta 30 Prairial

Masalah politik kembali muncul pada bulan april 1799. Pada waktu itu pemilu anggota dewan merupaakan kegagalan bagi pemerintah yang mulai saat itu harus menghadapi dua musuh yang sama-sama berbahaya bagi pemerintah, yaitu revisionis dan neo-jacobin. Kemudian yang disebut revisionis adalah sekelompok politisi yang meganggap bahwa undang-undang dasar harus direvisi. Rencana mereka adalah memperkuat kekuasaan eksekutif dan menyerahkan jalannya pemerintahan kepada kaum borjuis kaya. Di antara kelompok itu terdapat talleyrand, daunou, la reevelliere, merrlin dan reubell. Pemimpinnya adalah sieyes yang baru saja diangkat sebagai Direktur pada bulan mei 1799.

Neo-jacobin adalah para republikan berpikiran maju yang tidak dapat memaafkan direktori yang telah meletuskan kudeta floreal melawan mereka dan yang menguasai dewan lima ratus dan dewan senior. Mereka juga mencela Direktori yang telah mentolerir penghamburan yang telah dilakukan para bankir dan sikap provokatif para jenderal. Dengan mengeksploitasi perasaan yang disebabkan kegagalan tentara perancis di jerman dan italia, kaum neo-jacobin memutuskan agar dewan menyingkirkan tiga orang direkturmelalui tekanan moral, terutama la revelliere. Memang pada kenyataannya ketiga direktur itu ditekan untuk mengundurkan diri. Proses itu disebut (secara kurang benar karena sebenernya cara-cara yang legal sudah ditempuh) kudeta 30 prairial (18 juni 1799).

Reaksi masyarakat tetap dingin menghadapi perubahab-perubahan itu. “ perasaan masyarakat lumpuh dan seperti hampa” suatu kudeta baru, yang keempat, akan menentukan nasib Direktori secara pasti. Itulah kudeta 19 brumaire. Kudeta itu dilakukan oleh seorang jenderal muda yang baru memperoleh kemenangan gemilang di italia dan mesir yang membuatnya termasyur.

B. Kemenangan-kemenangan Jenderal Bonaparte, Kudeta Brumaire dan Berakhirnya Direktori

1. Kampanye Militer Italia 


a. Perang Melawan Austria


Kita sudah mengetahui bahwa Prusia, Nederland dan Spanyol telah meletakkan senjata pada tahun 1795, tetapi Austria dan Inggris terus berperang. Carnot telah menyiapkan suatu strategi serangan besar-besaran untuk melawan Austria pada tahun 1796. Tiga pasukan Perancis harus bergerak menuju Wina: dua yang  paling penting dipimpin Jourdan dan Moreau, menyebrangi Jerman,  dan yang ketiga menjebak di Italia bagian utara di mana Austria menduduki daerah Milano.

Serangan Jourdan dan Moreau berhasil digagalkan oleh pangeran muda Karl, jendral austria yang paling terkenal, yang juga saudara Kaisar Franz II. Tetapi pasukan Bonaparte yang hampir selalu mencapai kemenangan di mana-mana selama setahun itu, berhasil memaksakan  kesepakan perdamaian pemerintah Wina. Pasukan Bonaparte itu bisa disebut pasukan Italia, karena berperang di wilayah Italia.

b. Masa Muda Bonaparte

Napoleon Bonaparte dilahirkan di kota Ajaccio, tahun 1769, beberapa bulan setelah Korsika dibeli oleh Louis  XV dari Republik Genoa dan menjadi wilayah Perancis. Ia adalah putra bangsawan kecil yang memihak Perancis, bersekolah atas beasiswa dari raja College de Brienne (daerah Champagne). Sesudah bersekolah selama setahun di Ecole Militaire di Paris, ia dilantik menjadi letnan dua (sous –lieutenant) artileri pada tahun 1785. Ia adalah seorang prajurit yang aneh: selalu mengambil cuti, sering kali tanpa ijin resmi, menolak bergabung dengan angkatannnya bahkan pada waktu Dewan Legislatif menyerukan bahwa tanah air dalam keadaan bahaya.

Seluruh waktu luangnya dilewatkan di Korsika yang tampat seperti tanah airnya yang sebenarnya. Ia berharap dapat berperan besar di sana dengan memanfaatkan adanya Revolusi , karena ia adalah seorang ambisius , dan segera menyatakan dirinya Patriot bersemangat. Ketika pada tahun 1793 musuh-musuh Konvensi memutuskan untuk menyerahkan pulau Korsika kepada inggris, Bonaparte mencoba untuk menentangnya. Ia gagal dan karena diancam hukuman mati, melarikan diri ke Provence bersama dengan seluruh keluarganya. Setelah itu, barulah ia merasa benar-benar menjadi orang Perancis.

Sebagai pendukung Montagne yang berapi-api, pada tahun 1793 ia berpartisipasi dalam perebutan Marseille dari tangan kaum federalis dan Toulon dari tangan Inggris. Adanya perlindungan dari adik Robspierre yang waktu itu menjadi wakil dalam misi di Perancis Selatan, hal ini mendapat jabatan komandan artileri pasukan Alpen dengan pangkat jenderal. 

Dipenjarakan setelah Aksi 9 Thermidor dengan tuduhan mendukung Robespierre tetapi segera dibebaskan. Lalu ia berencana untuk mengabdi pada Sultan Kekaisaran Ottoman dan mereorganisasikan artileri Turki, tanggal 5 Oktober 1795 (13 Vendemiiaire). Aksi itu menentukan sebagian nasibnya. Untuk menyatakan terima kasih, Barras memberinya jabatan panglima pasukan Italia, bulan maret 1796. Beberapa hari sebelum meninggalkan Paris, bonaparte menikahi janda seorang jendral yang telah di-guillotine, Josephine de Beauharnais.

c. Kampanye Militer Italia

Pasukan Italia yang dipusatkan di dekat Genoa harus berhadapan dengan pasukan Piemonte dan pasukan Austria. Raja Piemonte-Sardinia segera mengetahui bahwa daerah Savoie dan Nice talah dimiliki oleh Perancis (mei 1796). Pasukan Austria yang juga dikalahkan, terutama yang ada di Lodi (tempat penyeberangan sungai adda), meninggalkan Milano dan menyebar di Mantova. Bonaparte tidak dapat membiarkan kota strategis itu jatuh ketangan musuh lalu ia segera mengepungnya.

Kepungan Mantova berlangsung selama delapan bulan, kemudian tentara Austria berusaha mengirimkan bantuan dari jerman sebanyak empat kali sehingga mereka melewati pegunungan Alpen untuk mencoba membebaskan kota Mantova. Tetapi ia berhasil meraih kemenangan besar di Castiglione dan Rivoli. Akhirnya pada awal bulan Februari 1797 Mantova menyerah, lalu beberapa hari kemudian Paus Pius VI melepaskan Comtat Venaissin dan kota Avignon dan menyerahkan bagian utara wilayahnya. Setelah Mantova ditaklukkan, Bonaparte melanjutkan perjalanan ke timur yaitu Republik Venesia di Italia yang akan Bonaparte rebut. Kemudian Bonaparte mendirikan negara baru yaitu dibawah perancis “Republik Alpen’’.

d. Peranan Bonaparte 

Bonaparte membuka kampanye militer yang dibantu oleh jenderal: Augarau, Lannes, Massena, Joubert, Murat, dan komandan staf perwira Berthirer, hal hebat itu sepertinya berhasil walaupun mereka seringkali merampok. Lalu ia bertindak sebagai pemimpin besar sering kali berunding dengan pihak Piemonte dan Austria dan memerintah wilayah wilayah yang didudukinya, sejak mendirikan republik Alpen ia mendapat kepulauaan lonia dan membentuk supremasi Perancis.

2. Ekspedisi Mesir dan Koalisi kedua

a. Perang melawan Inggris

Perang melawan inggris terus berlanjut, sejak Konvensi memutuskan hubungan pada bulan Februari 1793, pemerintah London memberi memberi dana pada koalisi, tetapi tidak berperan besar dalam operasi-operasi militer dibenua Eropa. Pasukan-pasukan inggris membantu pasukan Austria di Flandre, menguasai Toulon dan Korsika selama beberapa bulan, tetapi mereka tidak secara serius mencoba melakukan pendudukan diwilayah bara, kecuali Quiberon yang berakhir dengan kegagalan. Sebaliknya, Di lautan eskadron-eskadron Inggris berhasil menggempur eskadron Perancis, di mana penggempuran itu sangat terkenal yang menimpa eskadron Admiral Villaret- Joyeuse pada bulan juni 1794 selat Ouessant.

sejak awal masa berkuasanya, Direktori mengorganisasikan pendaratan di Irlandia yang berakhir dengan kegagalan (Desember 1795). Tetapi tindakan Direktori menolak meninggalkan Nederland dan membatalkan politik dagang anti- Inggrisnya, ditambah lagi adanya kudeta 18 Fructidor, membuahkan kegagalan pada setiap negosiasi.

b. Bonaparte dan Mesir

Pada saat perdamaiaan Campo-Farmio memungkinkan Perancis membelokan semua kekuatan ke arah barat, Direktori melantik Bonaparte menjadi panglima perang melawan Inggris. tetapi saat itu angkatan laut Inggris menghancurkan angkatan laut sekutu seperti Spanyol, Perancis, dan Nederland. Sehingga bonaparte mengusulkan dan memperoleh Direktori untuk mengadakan ekspedisi  ke Mesir, karena itu mesir adalah wilayah kekaisaran Ottoman, dimana bonaparte menginginkan perjalanan ke Mesir untuk menjajah wilayahnya karena sangat menguntungkan.

c. Ekspedisi Mesir

Pada bulan Mei 1798 Bonaparte mangangkat sauhdi Toulon bersama pasukanya yang terdiri dari 40.000 orang, dua jendral terbaik Perancis, yaitu Kleber  dan Desaix, dan suatu regu yang terdiri dari 150 orang insinyur, ilmuwan, sastrawan dan seniman. Dalam perjalanan, pasukan Perancis tersebut merebut pulau Malta, kemudian mendarat di Abukir dan Al-Iskandariyah. Dalam Pertempuran Piramid (21 Juli 1798), mereka menggilas Kapaleri Mameluk yang gagah berani dan kemudian menguasai Kairo. Tetapi beberapa hari sesudah itu admiral Inggris Nelson menghancurkan Eskadron Perancis yang berlabuh di Abukir. Setelah mematahkan kekuasaan para Bei dan Mameluk, Bonaparte memerontah bersama-sama dengan para pribumi. Ia membentuk suatu dewan yang terdiri dari 200 orang berpangkat.

Di setiap propinsi, Jendral Perancis itu di dampingi oleh beberapa tokoh penting. Negara Mesir di bangun, sistem irigasi di perbaiki, jalan-jalan di buka, para insinyur kembali mencoba menghidupkan kanal yang pada zaman kono menghubungkan Laut Tengah dan Laut Merah, Kultur-kultur baru diperkenalkan termasuk penggunaan kincir angin. 

Selain itu para ilmuwan dan seniman Perancis mempelajari peninggalan kebudayaan Mesir Kuno. Aktivitas itu adalah awal mula pengruh intelektual yang dimasukan oleh Perancis ke Mesir sampai pertengahan abad ke XX. Selama itu Sultan kekaisaran Ottoman menyatakan perang terhadap Perancis dan tentara Turki yang berasal dari Suriah telah mulai bergerak ke Mesir. Bonaparte menyongsongnya, dan memukulnya di Gunung Thabor (April 1799) namun tidak bisa merebut  pelabuhan Akka.

Para serdadu dalam perjalanan pulang  mengalami penderitaan yang luar biasa yaitu kehausan dan terjangkit penyakit kusta. Pasukan Turki yang lain mendarat  di Delta sungai Nil. Akan tetapi Bonaparte mengusirnya dan kembali ke lautan dalam pertempuran Abukir yang ke dua (25 Juli 1799). Namun tak lama kemudian Bonaparte mendengar kabar situasi dari Perancis yang menggawat karena diserang oleh Kualisi Kedua. Dengan mendahului perintah pemanggilan Direktori, ia diam-diam meninggalkan Mesir kemudian menyerahkan kepemimpinannya kepada Kleber (Agustus 1799).

d. Aneksasi-aneksasi Direktori, Koalisi ke Dua

Sebenarnya perang berkobar lagi gara-gara kesalahan Direktori, karena politik Aneksasi yng dilakukan Direktori sepanjang tahun 1798. Dimasa damai direktori sering sekali mengalami goncangan untuk alasan agar dapat melakukan intervensi, dengan menguasai wilayah Kepausan, dan mengubah menjadi Republik Roma dengan mengasingkan Paus Pius VI ke Perancis lalu meninggal sebagai tawanan pada tahun berikutnya. Direktori mengganti Konfederasi swiss menjadi Republik Helvetika yang terpusat seperti Perancis, menguasai kedua Republik Kecil yaitu Mulhouse dan Jenewa serta kepangeran Montbeliard, dan bahkan Piemonte.

Operasi-operasi itu diikuti dengan perang berat dan pampasan perang. Direktori kemudian mencoba lagi melakukan perjalanan di Irlandia namun mengalami kegagalan. Politik ini ditambah lagi oleh politik Ekspedisi Mesir, hal ini membuat Eropa murka. Turki, Austria Kerajaan Napoli dan Rusia (diperintah TsarPaul I yang sangat membenci revolusioner) bersekutu dengan Inggris dan membentuk Koalisi ke Dua. Mula-mula Direktori menang merebut kerajaan Nopoli dan diganti Republik Napoli.

Namun musuh lebih unggul dalam jumlah dan Perancis harus mempertahankan diri dari garis depan yang luas, yang membentang dari sebelah Utara Nederland sampai bagian Selatan Itaia. Sekali lagi Archidus Karl menggempur pasukan Jenderal Jourdan di Rhein. Pertama kalinya dalam sejarah, pasuka Rusia muncul di Italia dan pemimpin mereka, Survof yang sudah berpengalaman dan pernah mengalahkan pasuka Turki dan Polandia, berhasil mengalahkan tentara Perancis. Pada bulan Agustus 1799, Perancis hanya memiliki kota Genoa.

Bulan September sampai Oktober di Swiss Jendral Massena melumat pasuka-pasukan Rusia didekat Zhurich dan di pegunungan Saint-Gothar. Di Nederland Brune memaksa pasukan Anglo-Rusia meletakan senjata. Pada bulan Oktober Bonaparte datang untuk menyelamatkan Pasukan Walaupun sedikit Terlambat memainkan peran sebagai penyelamat dengan memimpin pasukan, ia datang tepat pada waktunya untuk ikut campur dalam pertarungan semua pihak, bangkit mengatasi meraka dan merebut kekuasaan.

C. Kudeta Brumaire dan Berakhirnya Direktori

a. Situasi Politik Perancis


Situasi politik saat itu sangat menguntungkan Bonaparte. Pemerintahan gagal karena adanya oposisi-oposisi kelompok revisionis dan Neo-Jacobin, Merupakan makanan empuk bagi Kudeta. Tiga orang Direktur telah dipaksa mengundurkan diri pada Kudeta 30 Prairial tahun VII. Lalu kelompok pendukung raja memberontak di Barat, di Belgia dan di Lembah Garonne. Para imigran bergabung dengan sekutu dan merencanakan suatu invasi ke Perancis. Dengan menghadapi bahaya-bahaya tersebut neo-Jacobin berhasil dalam menuntut suatau keputusan perekrutan massal,

Pemaksaan pajak kepada orang-orang kaya, dan akhirnya udang-undang sadera. Dengan undang-undang itu semua saudara imigran yang memberontak dapat dituduh bertanggung jawab atas semua kekacauan yang terjadai di wilayah Commune tempat yang mereka tinggal. Dengan munculnya kembali tindakan revisioner tahun 1793 menakutkan kaum moderat, umat Khatolikdan pengusaha-pengusaha. Meraka meminta kepafda Direktur revisionis, Sieyes dan Roger Decos, segera melakukan kudeta dan mengganti undang-undang dasar, dan menciptakan kekuasaan eksekutif dan menumpas kelompok Neo-Jacobin.

Pada saat itu Bonaparte kembali ke Mesir dan semua Perhatian tertuju kepadanya karena orang-orang menganggap bahwa ialah yang akan mengembalikan perdamaian diluar dan di dalam negeri. Semua pihak menariknya. Dengan sangat cerdik Bonaparte tidak menolak pihak manapun. Setelah mengamati situasi, ia menjalin hubungan dengan pihak sieyes.

b. Kudeta 19 Brumaire


Para Direktur Harus mengundurkan diri kemudian dewan Lima Ratus dan Dewan senior mempercayakan kekuasaan eksekutif yang kosong kepada Sieyes. Ducos dan Bonaparte memberikan tugas kepada mereka untuk melakukan perubahan undang-undang dasar tahun III. Persetujuan Direktur Baras dibeli. Mereka yakin dengan mantan menteri luar negeri Telleyrand, menteri kehakiman Cambaceres, Mayoritas Dewan Senior, Lucien Bonaparte, adik Napoleon yang bertugas sebagai ketua Dewan Lima Ratus, mereka mengharapkan niat baik menteri kepolisian Fouche.

Para pemilik modal marah karena harus memberi pinjaman kepada negara dan memberi bantuan dana yang diperlukan. Pada awalnya hal ini berjalan baik namun pada tanggal 18 Brumaire (9 November 1799) Dewan Senior menghapi subversi kelompok Jacobin di Paris. Dewan Legislatif sementara akan bersidang di Saint-Cloud, dibawah perlindungan Bonaparte ditnjuk sebagai komandan pasukan Paris. Pada saat bersamaan juga Sieyes, Roger Ducos dan Barras meletakkan jabatannya. Kedua Direktus dikawal dengan ketat dan tidak ada lagi kekuasaan eksekutif.

Ketika Bonaparte masuk ke dalam ruang sidang Dewan Lima Ratus, Bonaparte mendapat kemarah anggota Dewan, para anggota dewan menuntut pungutan suara untuk menyatakan “diluar perlindungan hukum”  keputasan itu juga dijatuhkan kepada Robespierre. Pengaruh saudaranya, Lucien menyelamatkan Bonaparte. 

Lucien berusaha menangguhkan pungutan suara dan kemudian keluar dari ruang sidang berpidato di depan pasukan pengawal Dewan legislatif. Lucien mengatakan bahwa kelompok oposisi dalam Dewan adalah penghianat yangtelah dibeli Inggris dan pemerintahan pasukan pengawal Dewan telah membubarkan mereka. Serdadu segara menurut dan para anggota Dewan tinggal lari Tunggal-langgang.

Pada malam harinya beberapa orang anggota Dewan Lima Ratus dan Dewan Senior menyatakan penghapusan Direktori dan mempercayakan kekuasaan eksekutif  kepada tiga konsul sementara, yaitu Sieyes, Roger Ducos dan Bonaparte dengan mandat melaksanakan, denga persetujuan dua komisi yang masing-masing terdiri daridua puluh lima anggota Dewanm reformasi administrasi yang diperlukan, memulihkan situasi di dalam negeri dan mewujudkan perdamaian luar negeri. Sebenarnya Perancis mengangkat seorang majikan yaitu Bonaparte. Biasanya tanggal 19 Brumaire itu dianggap sebagai akhir Revolusi.


BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan


Masa direktori ialah kembalinya pemerintahan borjuis dengan membagi kekuasaan eksekutif kepada lima orang direktur (1795-1799). Direktori tetap meneruskan Reaksi Thermidor. Satu-satunya hal yang berubah adalah Republik keluar dari masa Revolusioner untuk masuk kedalam masa legalitas konstitusional. Direktori mendapat kesulitan-kesulitan yang sama dengan Reaksi Thermidor, yakni kesulitan-kesulitan politik, militer, keuangan dan moral. Pada masa itu beredar 40 milyar assignat yang telah kehilangan 99% dari harga sebenarnya.

Situasi keuangan baru dapat dipulihkan dengan ditariknya seluruh uang kertas itu dari peredaran. Musuh-musuh pertama yang menghadang direktori adalah kelompok jacobin. Di antara mayoritas dewan dan mayoritas direktori muncul suatu konflik yang tak dapat dihindari. Sementara itu kesulitan keuangan dan kudeta-kudeta tidak dapat menghalangi aktivitas ekonomi. 

Dari tahun 1796 sampai tahun 1799 hasil panen baik, hasil tanaman kentang, tembakau, hijauan ternak dan terutama anggur semakin cerah. Sementara perang terus berlangsung, masalah penataan angkatan bersenjata menjadi sama parahnya dengan masalah keuangan. Dengan mendahului perintah pemanggilan Direktori, ia diam-diam meninggalkan Mesir kemudian menyerahkan kepemimpinannya kepada Kleber (Agustus 1799).


DAFTAR PUSTAKA

Mallet. 1989. Revolusi Perancis 1789-1799. Jakarta : PT Gramedia
Wahjudi Djaja, 2012. Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Modern. Yogyakarta: Ombak.

Demikianlah ulasan dari contoh makalah yang berjudul tentang Revolusi Perancis pada Masa Direktori (1795-1799).

Apabila ada yang kurang jelas silahkan berikan komentar kamu di bawah ini.
Salam Sukses...

Wa'alaikumsalam Wr. Wb.

Artikel Terkait

Terimakasih Sudah Meluangkan Waktu Berkunjung Di Blog Ini 😁


EmoticonEmoticon