Cara Mengatasi Siswa Jarang Sekolah (School Refusal)

Siswa Jarang Sekolah. Ada Banyak sekali kasus tentang siswa yang jarang sekolah baik itu pada masa anak-anak, remaja, maupun dewasa (mahasiswa). Dalam berbagai literature ada banyak istilah dalam menggambarkan kasus tersebut, seperti truancy, school avoidance, school phobia, dan school refusal. Inti dari istilah-istilah tersebut adalah kecenderungan individu(peserta didik) untuk menghindari sekolah. 
Cara Mengatasi Siswa Jarang Sekolah (School Refusal)
Dalam berbagai referensi yang saya kumpulkan istilah yang tepat untuk menggambarkan kasus ini adalah school refusal dimana individu menghindari/tidak berangkat sekolah karena adanya sebuah tekanan emosi, cemas,atau adanya perasaan takut untuk masuk sekolah, dan sebenarnya mereka menyadari dan merasa bersalah jika tidak masuk/berangkat sekolah.

Menurut Kerney (2006) dalam Casebook in Chilhood Behaviour Disorder siswa dapat disebut mengalami school refusal jika:
  •  Tidak masuk sekolah secara terus-menerus, 
  • Masuk sekolah tapi tidak sampai selesai atau ditengah pelajaran ia pulang, atau 
  • Ia berperilaku bermasalah yang berat saat sebelum hendak ke sekolah seperti tantrum, atau
  • Ia mengalami masalah fisiologis saat ia ke sekolah seperti pusing, diare, atau dada sesak berdebar-debar, atau berkeringat dingin.
Dalam kasus school refusal ini ditemukan pola yang umum, seperti gejala, penyebab, profil kepribadian, dan profil keluarga.

Sebelum individu jarang atau tidak mau sekolah, timbul gejala yang bermacam-macam. Gejala yang timbul secara fisiologis dapat seperti pusing, diare, atau sulit tidur, sedangkan secara psikologis dapat seperti murung, marah yang dipagi hari atau saat ditanya kenapa tidak sekolah, bahkan ada yang histeria.

Biasanya individu(peserta didik) yang school refusal memang mempunyai profil kepribadian yang kurang percaya diri, kurangnya daya juang, kemandirian dan tanggung jawab, kemampuan sosial yang juga rendah dan cenderung menarik diri saat mendapati masalah.

Dari segi kognitif, beberapa diketahui ada skor IQ rata-rata bahkan ada yang cerdas. Profil kepribadian tersebut membuat individu mengalami school refusal terutama disebabkan oleh peristiwa traumatik, seperti ada yang melakukan perundungan padanya, dimarahi guru, tidak dapat mata pelajaran tertentu, dan sebagainya.

Berbagai kasus yang sudah berhasil ditangani, school refusal didukung oleh berbagai pihak terkait disamping konseling berkelanjutan, seperti orang tua, sekolah, dan konseli itu sendiri yang kooperatif dalam menjalani proses konseling.

Artikel Terkait

Terimakasih Sudah Meluangkan Waktu Berkunjung Di Blog Ini 😁


EmoticonEmoticon