Beberapa Pandangan Dalam Filsafat
Di pokok
bahasan terdahulu, Anda telah mendapat
penjelasan bagaimana pemikiran dan pandangan para ahli filsafat Yunani. Dalam
perkembangannya kemudian timbul pandangan-pandangan atau aliran-aliran yang
menjadi dasar atau landasan untuk melakukan suatu tindakan atau suatu sikap
hidup seseorang. Anda akan diajak untuk mempelajari tentang beberapa pandangan
dalam filsafat. Hal ini amat penting untuk membantu memperkuat wawasan Anda
mengenai filsafat ilmu.
Perlu Anda sadari bahwa dalam mengkaji dan mengembangkan ilmu, termasuk melaksanakan praktik keguruan dan pendidikan, aliran-aliran atau pandangan-pandangan dalam filsafat memberikan landasan untuk bersikap dan bertindak profesional. Oleh karena itu, Anda diharapkan mempelajari secara seksama 6 pandangan filsafat seperti berikut ini.
Perlu Anda sadari bahwa dalam mengkaji dan mengembangkan ilmu, termasuk melaksanakan praktik keguruan dan pendidikan, aliran-aliran atau pandangan-pandangan dalam filsafat memberikan landasan untuk bersikap dan bertindak profesional. Oleh karena itu, Anda diharapkan mempelajari secara seksama 6 pandangan filsafat seperti berikut ini.
Istilah idealisme yang menunjukkan suatu
pandangan dalam filsafat belum lama dipergunakan orang. Namun, pemikiran
tentang ide atau idea telah dikemukakan oleh Plato sekitar 2400 tahun yang
lalu. Anda tentu masih ingat bahwa menurut Plato realitas yang fundamental
ialah ide atau idea, sedangkan realitas yang tampak oleh indra manusia adalah
bayangan dari ide atau idea tersebut. Ini berarti bahwa di belakang alam
empiris atau alam fenomena yang kita hayati terdapat alam ideal atau alam
esensi. Bagaimana implikasi dan pandangan ldealisme ini?
Bagi
kelompok idealis alam ini ada tujuannya yang bersifat spiritual. Hukum-hukum
alam dianggap sesuai dengan kebutuhan watak intelektual dan moral manusia.
Mereka juga berpendapat bahwa terdapat suatu harmoni yang mendasar antara
manusia dan alam Manusia memang merupakan bagian dari proses alam, tetapi ia
juga bersifat spiritual karena manusia memiliki akal, jiwa, budi, dan
nurani.
Kelompok yang mengikuti pandangan ini cenderung menghormati kebudayaan dan tradisi, sebab mereka mempunyai pandangan bahwa nilainilai kehidupan itu memiliki tingkat yang lebih tinggi dari sekadar nilai kelompok individu. Ini menunjukkan bahwa kekuatan idealisme terletak pada segi mental dan spiritual kehidupan.
Kelompok yang mengikuti pandangan ini cenderung menghormati kebudayaan dan tradisi, sebab mereka mempunyai pandangan bahwa nilainilai kehidupan itu memiliki tingkat yang lebih tinggi dari sekadar nilai kelompok individu. Ini menunjukkan bahwa kekuatan idealisme terletak pada segi mental dan spiritual kehidupan.
Sejak zaman
kuno hingga pertengahan abad ke-4, pendidikan di Yunani dan Romawi, mempunyai
tujuan yang jelas yakni membentuk manusia menjadi warga negara yang baik dan
berguna bagi negara dan bangsa. Mulai abad ke-5 hingga abad ke-14, yang dalam
sejarah Eropa; disebut sebagai abad pertengahan, tujuan pendidikan dimaksudkan
untuk mencapai kebahagiaan hidup abadi dan mengatasi kebutuhan duniawi.
Perlu Anda ketahui bahwa dalam abad kegelapan
yaitu dari abad ke-5 sampai dengan abad ke-10, justru di negara-negara timur
mulai timbul perkembangan pesat dalam ilmu kealamaan. Sejak abad ke-15 yang
disebut dengan masa kebangkitan kembali atau renaissance yang berkembang di
Italia, timbul pandangan humanisme yang didukung oleh berbagai penemuan,
seperti mesin cetak serta kesuksesan misi pelayaran Columbus menginjakkan
kakinya di benua Amerika dan dan misi
pelayaran Vasco de Gama sampai ke India.
Humanisme
memiliki dua arah, yakni humanisme individu dan humanisme social. Humanisme
individu mengutamakan kemerdekaan berpikir, mengemukakan pendapat, dan berbagai aktivitas yang kreatif. Kemampuan ini disalurkan melalui kesenian,
kesusastraan musik, teknologi, dan penguasaan tentang ilmu kealaman. Humanisme
sosial mengutamakan pendidikan bagi masyarakat keseluruhan untuk kesejahteraan
sosial dan perbaikan hubungan antar manusia.
Para
penganut rasionalisme berpandangan bahwa satu-satunya sumber pengetahuan yang
dapat dipercaya adalah rasio (akal) seseorang. Perkembangan pengetahuan mulai
pesat pada abad ke-18. Orang yang dianggap sebagai bapak rasionalisme adalah
Rene Descartes (1596-1650) yang juga dinyatakan sebagai bapak filsafat modern.
Semboyannya yang terkenal adalah cogito ergo sum (saya berpikir, jadi saya ada). Tokoh-tokoh lainnya adalah John Locke (1632-1704) Jean Jecques Rousseau (1712-1778) dan Johann Bernhard Basedow (1724-1790). John Locke terkenal sebagai tokoh filsafat dan pendidik dengan pandangannya tentang tabula rasa dalam arti bahwa setiap insan diciptakan sama, sebagai kertas kosong.
Dengan demikian, melatih atau memberikan pendidikan untuk pandai menalar merupakan tugas utama pendidikan formal. Rousseau seorang tokoh pendidikan yang berpandangan bahwa seorang anak harus dididik sesuai dengan kemampuannya atau kesiapannya menerima pendidikan. Jadi, anak harus dipandang sesuai dengan alamnya dan jangan dipandang dari sudut orang dewasa saja.
Semboyannya yang terkenal adalah cogito ergo sum (saya berpikir, jadi saya ada). Tokoh-tokoh lainnya adalah John Locke (1632-1704) Jean Jecques Rousseau (1712-1778) dan Johann Bernhard Basedow (1724-1790). John Locke terkenal sebagai tokoh filsafat dan pendidik dengan pandangannya tentang tabula rasa dalam arti bahwa setiap insan diciptakan sama, sebagai kertas kosong.
Dengan demikian, melatih atau memberikan pendidikan untuk pandai menalar merupakan tugas utama pendidikan formal. Rousseau seorang tokoh pendidikan yang berpandangan bahwa seorang anak harus dididik sesuai dengan kemampuannya atau kesiapannya menerima pendidikan. Jadi, anak harus dipandang sesuai dengan alamnya dan jangan dipandang dari sudut orang dewasa saja.
Basedow berpandangan bahwa pendidikan harus
membentuk kebijaksanaan, kesusilaan dan kebahagiaan. Pada tahun 1774 ia mendirikan
sekolah Philantropirum dengan mata pelajaran bahasa Perancis, Latin, Yunani,
ilmu pasti, ilmu kealaman (ilmu bumi, ilmu hayat, dan ilmu alam) musik,
menggambar, dan pendidikan jasmani.
Asal kata
empirisme adalah empira yang berarti kepercayaan terhadap pengalaman. Bahan
yang diperoleh dari pengalaman diolah oleh akal, karena pengalamanlah yang
memberikan kepastian yang diambil dari dunia fakta. Empirisme berpandangan
bahwa pernyataan yang dapat dibuktikan melalui pengalaman adalah tidak berarti
atau tanpa arti.
Ilmu harus dapat melalui pengalaman. Dengan
demikian, kebenaran yang diperoleh bersifat a posteriori yang berarti setelah
pengalaman post to experience. Francis
Bacon (1561-1626)
telah meletakkan dasar-dasar
empirisme dan menyarankan agar penemuan-penemuan dilakukan dengan menggunakan
metode induksi.
Menurutnya
ilmu akan dapat berkembang melalui pengamatan dalam eksperimen serta menyusun
fakta-fakta sebagai hasil eksperimen. Selanjutnya, di bawah Thomas Hobbes (1588-1679) serta John
Locke dan lain-lain, empirisme berkembang. Pandangan Thomas Hobbes sangat
mekanistik.
Oleh karena merupakan bagian dari dunia, apa
yang terjadi pada manusia atau yang dialaminya dapat diterangkan secara
mekanik. Hal ini menyebabkan
Thomas Hobbes dipandang sebagai penganjur materialisme. Sesuai dengan
kodratnya, manusia berkeinginan mempertahankan kebebasan dan menguasai orang
lain. Hal ini menyebabkan adanya ungkapan homo homini lopus yang berarti bahwa
manusia adalah serigala bagai manusia lain. John Locke (1632-1704) berpandangan
bahwa akal tidak akan melahirkan pengetahuan dengan sendirinya.
Pengalamanlah
yang merupakan sumber pengetahuan. Gagasan atau ide yang timbul dari pengalaman
lahirlah (sensasi) dan pengalaman batin (refleksi) merupakan sumber ide (gagasan) tunggal. Ide tunggal
ini bergabung menjadi ide-ide majemuk
sehingga menimbulkan pengetahuan manusia yang beraneka ragam.
Filsafat
pada zaman pencerahan atau pada abad ke-18 disempurnakan oleh Emmanuel Kant
(1724-1804). Ia
menjembatani kedua pandangan, yaitu rasionalisme dan empirisme dan disebut
kritisisme. Empirisme menghasilkan keputusan-keputusan yang bersifat sintetis
yang tidak bersifat mutlak, sedangkan rasionalisme memberikan keputusan yang bersifat analitis. Berpikir merupakan proses
penyusunan keputusan yang terdiri dari subjek dan predikat.
Sebagai
contoh, pernyataan anak itu cantik merupakan penyataan sintetis yang diperoleh
secara a posteriori karena hubungan antara keduanya dilaksanakan berdasarkan
pengalaman indrawi. Tidak semua anak adalah cantik karena predikat cantik
dinyatakan setelah diadakan penelitian bahwa anak tersebut memang betul cantik.
Sebaliknya, pernyataan lingkaran itu bulat merupakan pernyataan analitis yang
diperoleh secara apriori. Dalam hal ini, predikat bulat tidak menambah sesuatu
yang baru pada lingkaran karena semua lingkaran adalah bulat.
Menurut
Kant, baik empirisme maupun rasionalisme, masing-masing kurang memadai karena
masih ada pernyataan yang bersifat sintetis-analitis, misalnya semua kejadian
ada sebabnya.
Dewasa ini konstruktivisme dianggap merupakan
pandangan baru dalam pendidikan meskipun sebenarnya konstruktivisme merupakan
pandangan dalam filsafat. Pandangan ini dikemukakan oleh Giambattista Vico pada
tahun 1710 yang intinya adalah bahwa pengetahuan seseorang itu merupakan hasil
konstruksi individu, melalui interaksinya dengan objek, fenomena, pengalaman,
dan lingkungannya. Jean Piaget, antara lain mengemukakan bahwa pengetahuan
tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang; baik melalui indra maupun melalui
komunikasi.
Pengetahuan
dibangun secara aktif oleh individu sendiri. Tokoh lain, yakni E. Von Galsersfeld dari University of Massachusetts
mengemukakan bahwa pengetahuan seseorang dibentuk oleh individu tersebut
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. The Liang Gie (1987) mengemukakan
bahwa pengetahuan adalah keseluruhan keterangan dan ide yang terkandung dalam
pernyataan-pernyataan yang dibuat mengenai suatu gejala atau peristiwa.
Apabila
kita telaah pendapat para ahli filsafat sebelumnya di suatu pihak dengan
Piaget, Von Glasersfeld dan para konstruktivis, di pihak lain ternyata bahwa
terdapat perbedaan pandangan yang mendasar tentang pengetahuan.
Dalam
pengembangan konstruktivisme dikenal konstruktivisme kognitif atau
konstruktivisme personal, konstruktivisme sosial, konstruktivisme kritis.
Konstruktivisme kognitif dikembangkan oleh Piaget dan pandangannya adalah bahwa
seorang anak membangun pengetahuan melalui berbagai jalur, yakni membaca,
mendengarkan, bertanya, menelusuri, dan melakukan eksperimen terhadap
lingkungannya.
Dengan adanya tahap-tahap perkembangan kognitif, yaitu sensori
motor, pra-operasi, operasi konkret dan formal, seseorang dapat menalar apa
yang dialaminya melalui mekanisme asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrium. Konstruktivisme sosial dikembangkan oleh Vigotsky yang mengatakan, antara lain
bahwa belajar dilakukan dalam interaksinya dengan lingkungan sosial ataupun
fisik seseorang.
Penemuan
(discovery) dalam belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks sosial budaya
seseorang. Pandangan ini kemudian dikembangkan oleh para ahli menjadi konstruktivisme kritis
dalam pembelajaran degan merangsang peserta didik menggunakan teknik-teknik
yang kritis untuk mengaplikasikan konsepkonsep yang bermakna bagi dirinya.
Untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi persaingan
dunia, di samping pemahaman ilmu dalam bidangbidang tertentu, perlu dilatihkan
kemampuan penalaran, berpikir kritis, mengidentifikasi masalah, dan
menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, konstruktivisme kognitif maupun
konstruktivisme sosial, yang keduanya penting, dapat digunakan sebagai landasan
berpikir dengan menggunakan teknik-teknik yang kritis.
Sesuai
dengan pendapat Ausubel (1968), pengalaman penulis dalam belajar sains
pengalaman pribadi sebagai pengajar, menunjukkan bahwa apa yang dipelajari akan
bermakna bagi individu apabila materi subjek yang dikaji dimulai dari apa yang
telah diketahui peserta didik sebelumnya.
Di samping
diperoleh konsep yang bermakna, peserta dapat mentransfer hasil belajarnya ke
dalam konteks sosial budayanya. Menurut konstruktivisme, fungsi guru berubah
menjadi fasilitator yang membuat situasi kondusif agar terjadi hasil belajar
dan transfer belajar yang optimal.
Terimakasih Sudah Meluangkan Waktu Berkunjung Di Blog Ini 😁
EmoticonEmoticon