ZAMAN ZEDO PADA SEJARAH JEPANG (1600-1868)
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Historiografi
Disusun Oleh:
HENDRI SETIAWAN 13220005
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa ata ssegala limpahan Rahmat, inayah taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masaih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Metro, Juni 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN MAKALAH
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A.Tokugawa Ieyasu ( 1543-1616)
B.Politik Shogun-shogun Tokugawa
C.Masyarakat dan Kebudayaan
D.Perlawanan kepada kekuasaan Tokugawa
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Zaman Zedo (edo jidai) (1603 -1867) adalah salah satu pembagian
periode dalam sejarah Jepang yang dimulai sejak shogun
pertama Tokugawa Ieyasu mendirikan Keshogunan Tokugawa di zedo yang berakhir dengan
pemulihan kekuasaan kaisar (taisei hōkan) dari tangan shogun terakhir Tokugawa Yoshinobu sekaligus mengakhiri kekuasan
Keshogunan Tokugawa yang berlangsung selama 264 tahun. Zaman Edo juga disebut
sebagai awal zaman modern di Jepang. Selanjut nya akan dijelaskan mulai dari
Shogun Tokugawa hingga timbulnya gerakan anti shogunat.
Dari sejak kemenangannya pad atahun 1600 itu
baisanya dimuai zaman yedo atau zaman tokugawa. Yedo berkembang jadi benteng
militer terbesar dan kota terbesar di JEpang. Perlawanan terhadap Ieyasu baru
berakhir sama sekali tahun 1615 setelah puri Osaka setelah puri Osaka
sebagai pertahanan terakhir dari musuh musuhnya dihancurkan. Pemilihan Yedo
sebagai pusat Bakufu itu juga atas pertimbangan meniru kepada Minamoto Yuritomo
yiatu untuk menghindari bahaya intrisme dan pengaruh yang melemahkan dari
kehidupan di Kyoto.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
itu Tokugawa Ieyasu ( 1543-1616) ?
2.
Bagaimana
Politik Shogun-shogun Tokugawa ?
3.
Bagaimana
Masyarakat dan Kebudayaanya ?
4.
Bagaimana
Perlawanan kepada kekuasaan Tokugawa?
C. Tujuan
Makalah
1.
Untuk
mengetahuai apa itu Tokugawa Ieyasu ( 1543-1616).
2.
Untuk
mengetahuai Politik Shogun-shogun Tokugawa.
3.
Untuk
mengetahuai Masyarakat dan Kebudayaanya.
4.
Untuk
mengetahuai Perlawanan kepada kekuasaan Tokugawa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TOKUGAWA
LEYASU (1543-1616)
Keluarga Tokugawa adalah masih cabang dari Minamoto. Ieyasu mula mula
seorang bawahan dari daimnyo keluarga Inagawa. Ketika majikannya itu dikalahkan
oleh Oda Nobunaga, ia menyebrang kepihak Oda dan anaknya dikawainkan dengan
putrid Nobunanga. Sepeninggal Nobunanga ia adalah orang yang berkuasa dijepang
sesudah Toyotomi Hieoshi dan atas saran Hideyoshi ia mendirikan markas besarnya
di Yedo. Dan atas saran Hideuoshi ia mendirikan markas besarnya di Yedo. Sejak
tahun 1590 Yedo jadi temapt kediamannya, tetapi baru sesudah pertempuran di
sekigahara ( 1600 ) tempat ini dijadikan olehnya ibukota pertempuran
disekigahara ( 1600 ) tempat ini dijadikan olehnya ibukota dari Bakufu. Dalam
tahun 1603 ia disyahkan oleh tenno dalam jabatan shogun. Karena masih keturunan
dari Minamoto, maka ia dapat memakai pangkat itu, sebab sudah dijadikan
tradisi, bahwa yang jadi shogun harus keturunan dari minamoto seperti haknya
dengan ashikaga.
Setelah
pertempuran di Sekigawa itu ia memaksa para daimnya menandatangani sumpah
setia, bahwa mereka akan aat kepada peritnah perintah dari Yedo, dan tidak akan
melindungi musuh musuh dari Bakufu. Dari sejak kemenangannya pad atahun 1600
itu baisanya dimuai zaman yedo atau zaman tokugawa. Yedo berkembang jadi
benteng militer terbesar dan kota terbesar di JEpang. Perlawanan terhadap
Ieyasu baru berakhir sama sekali tahun 1615 setelah puri Osaka setelah
puri Osaka sebagai pertahanan terakhir dari musuh musuhnya dihancurkan. Pemilihan
Yedo sebagai pusat Bakufu itu juga atas pertimbangan meniru kepada Minamoto
Yuritomo yiatu untuk menghindari bahaya intrisme dan pengaruh yang
melemahkan dari kehidupan di Kyoto.
B. POLITIK
SHOGUN-SHOGUN TOKUGAWA
Dalam tahun
1605 ieyasu menyerahkan pangkat shogun kepada anaknya Hidetada, tetapi ia
masih terus memimpin pertahanan sebagai shogun mengundurkan diri hingga wafat
pada tahun 1616 konsolidasi kekausaan Tokugawa yang telah dimulai oleh Ieyasu
dilanjutkan oleh hitetada ( 1616 – 1622 ) dan kemduian oleh Iemitsu ( 1622-1651
) Sejak itu dialami oleh Jepang masa damai yang panjang seperti belum
pernah terjadi dalam kira – kira 500 tahun sejak perang saudara Minamoto-Taira.
Selama kira – kira 2 ½ abad kekuasaan dijepang ada tangan keluarga Tokugawa.
Dalam Politik Tokugawa yang menciptakan masa damai yang panjang itu dan
kesetabilan dalam pemerintahan itu dapat diliat 3 garis besar :
1. Pengawasan terhadap para
daimnyo.
2. Hunungan dengan Tenno dan
3. Sikap terhadap dunia luar (
politik isolasi)
a. Politik terhadap para daimyo
Tidak lama setalah pertempuran
di Sekihara ( 1600 ) para daimnyo diambil sumpah setianya secara
tertulis. Mereka itu dibagi dalam dua golongan: Daimyo fudai dan daimnyo
tozama. Gelombang yang pertama itu terdiri dari pasal – pasal yang jadi
sekutu Ieyasu sebelum pertempuran di Sikegahara, didalamnya termasuk golongan
keluarga Tokugawa sendiri, speerti daimnyo dari owaru, Kii dan Nito. Dari ke –
3 cabang kelaurha itu dipilih pengganti shogun, apabila dari shogun yang
memerintah itu sudah tidak ada lagi keturunan laki – laki. Para daimnyo fudai
itu menduduki propinsi – propinsi di JEpang Tengah dan Timur di daerah daerah
yang dialali perhubungan lalu lintas yang penting dengan kota – kota yang
penting dan tempat – tempat strategis. Tiga cabang keluarha Tokugawa itu tadi
emngawasi tiga tempat yang merupakan pintu masuk kepusat Bakufu : Daerah KII
disebelah selatan Osaka sekitar Wakayama.
Mereka merupakan pengawal
keamanan kejurusan Kyoto dan Yedo. Para daimnyo tezama ditempatkan didaerah
daerah yang lebih ajuh dari pusat bakufu dan jika seorang daimnyo diragukan
kesetiannya, maka disekeliling daerahnya ditempatkan daimnyo daimnyo daimnyo
yang lebih setia. Para daimnyo itu baik daimnyo fundal maupun daimnyo
diharuskan bergillir diam di Yedo dalam waktu sebagian dari setahun. Oleh
shogun tokugawa ketiga, Iemitoro (1622–1651) wktu ditetapkan setengah tahun
.
Oleh shogun Tokugawa ke-4
Ietsu (1651-1688), ditetapkan jika mereka itu kembali kedaerah harus
meninggalkan anak isteri mereka Yedo sebagai saudara. Ditetapkan pula bahwa
para daimnyo dilarang keras mengahadapi diistana tenno di Kyoto. Kekayaan para
daimnyo diabtasi jika seorang daimnyo terlalu kaya, sehingga bias berbahaya,
maka ia diperitahkan membiayai perkerjaan pekerjaan umum. Juga pembuatan
dan pemeliharaan puri puri para daimnyo diabtasi dengn keras, didaerah
daerah ditempatkan pegawai pegawai Bakufu. Yang melakukan
pekerjaan sebagai mata mata ( sensor / metsuke ) dan dalam waktu tertentu
mereka itu mengiringkan laporan laporan mengenai tindak tanduk dan sepak
terjang para daimnyo. Juga kota kota ditaruh dibawah pengawasan yang keras.
Orang orang berpergian diperiksa dengan teliti dan ditempatkan tertentu
sepanjang jalan ada pos pos pemeriksaan. Jepang dijadikan Negara polisi. Kekuatan
militer dari biara biara, yang telah di hancurkan oleh oda Nobunag, juga dijaga
tidak timbul lagi. Dalam pemerintahannya shogun dibantu oleh suatu badan
penasehat dari 4-5 orang ( toshiyori ) sewaktu–waktu terutama antara
tahun 1638 dan 1648 ada semacam perdana Meneteri (tairo) dimasa perang
toshiyori itu merupakan staf umum angaktan perang. Dibawah toshiyori ada dewan
pengawas ( wak – deshiyori ) yang terutama mengawasi para pasal didaerah
yang langsung ada dibawah kekuasaan shogun, tetapi berpangkat lebih rendah dari
para daimnyo, yaitu para hatamoto atau kesatria pemimpin pasuka
Badan ini juga mengawasi para
samurai yang jadi pengiring dalam rumah tangga shogun. Mayoritas dari
para samurai ini yang tidak diberi daerah apanase sampai kepada yang berpangkat
paling rendah disebut gekenin. Disamping badan badan itu ada para pejabat
polisi rahasia yang disebut metsuke/sensor. Yang mengawasi gerak polisi dan
sepak terjang apra daimnyo didaerah daerah.
Kepada badan itu diperbantukan
sejumlah besar pegawi yang sebut bugyo untuk administrasi dan kehakiman.
Sungguhpun para daimnyo itu didaerah mereka masing masing mempunyai otonomi
yang luas, mereka itu ada dibawah pengawasan keras dari pusat Bakufu. Olej
Tokugawa, Confusianisme dipakai sebagai alat untuk memlihara kesetabilan dalam
pemerintahan dan masyarakat. Sebagai permualaan dari politik ini dapat dianggap
tindakan Ieyasujana confusianisme, hayashi Razan ( 1563-1657 ) sarjana
ini adalah pengikut confucianisme ortodok Sung dari Chu His( Shu-Shi ).
b. Hubungan dengan Tenno
b. Hubungan dengan Tenno
Oleh Tokugawa tenno direnggangkan lebih jauh dari rakyat dan dijauhkan
pengaruh yang efektif dalam pemerintahan. Kepada tenno dan bangsawan bangsawan
kuge diberikan penghsilan yang sesuai dengan kedudukan mereka, tetapi tidak diberikan
tanah. Seperti dahuku permaisuri tenno harus wanita Fijuwara. Tenno tidak boleh
menerima kunjungan tanpa melaui saluran yang ditetapkan Bakufu. Pada hari
pergantian dari Kyoti dikirim utusan tenno ke Yeddo untuk menyampaikan ucapan
selamat tahun baru kepada shogun dan menyakan kesehatannya. Pengangkatan pejabat pejabat di IStana harus dengan persetujuan Bakufu.
Lambang dari ideology persatuan dan lebih ditekankan penghormatan
kepada tenno sebagai keturuanan Dewa Matahari, tetapi ia tidak boleh turut
dalam pemerintahan dan hanya mepunyai fungsi sacral. Tenno tidak boleh diganggu
gugat, tetapi tidak mempunyai kekuasaan apa apa jika tenno sudah dewasa, harus
turun takhta. Ia diasingkan dari rakyat sama sekali tidak ada hubungand engan
rakyat. Hanya sekali setahun pada waktu tahun baru ketika ia diusung dalam
tadu, kakinya boleh kelihatan.
c. Penutupan Jepang
Sikap tekugawa Ieyasu terhadap agama Kristen mula mula penuh toleransi. Ia
terutama ingin pula memetik keuntungan dari perdagangan dengan orang - orang
asing. Pada akhir abad ke – 16 dan permulaan abda ke-17 makin banyak orang Jepang yang berlayar ke Cina, Korea, India Belakang, Filipina dan Indonesia.
Orang orang barat yang dating
ke Jepang juga makinbanyak pada tahun 1600 terdampar dipulau Kyushu kapal
dagang Belanda dan dalam tahun 1605 kongsi dagang BElanda VOC mendapat ijin
dari shogun untuk mengadakan perdagangan deng Jepang. Dalam tahun 1609
mereka mendirikan pos perdagangan di pulau Hirado dekat Ngasaki. Dalam tahun
1602, saudara saudara Spanyol mengunjunhi Jepang sebelah Timur. Paderi paderi
dari spanyol disambut dengan ramah tamah oleh Ieysu, yang mengharapkan supaya
saudara saudara Spanyol mengadakan perdangan langsung dengan Yedo. Ieyasu juga
berusaha membuka perhubungan perdagangan langsung dengan Yedo, dalam tahun 1610
dibuat persetujuan dengan gubernur Spanyol di Manila. Tetapi hanya sedikit
saudagar asing yang dating ke Yedo.
Ieyasu juga berusaha membuka perhubungan perdagangan langsung dengan
Spanyol Baru ( Mexico ) . setelah bangsa Belanda, Inggris danlam tahun 1613
dibolehkan pula berdagang dengan jepang. Teptai sementara itu timbul pula pada
Ieyasu kekawatiran kepada acnaman bahaya politik, dari agama Kristen.
Kedatangan orang orang Belanda dan Inggris yang tidak menaruh minat untuk
meniarkan agama membuat ia sadar, bahwa perdagangan dengan Eropa dapat
dijalankan terus tanpa perantaraan orang orang missioneris. Dimulai tahun
1606 dikeluarkan serentetan pengumuman anti Kristen dan dalam tahun 1612 dengan
tegas diadakan penindasan agama Kristen. Tidnakan itu diperkeras oleh Hidetada
dan iemitsu, dalam tahun 1636 oleh Iemitsu dikeluarkan dekrit terkenal dengan
Dekrit Tokugawa yang melarang Jepang pergi keluar negeri dan orang Jepang
yang ada diluar negeri harus kemabli. Pembuatan kapal kapal besar untuk
pelayaran ditengah laut juga dilarang, kapal kapal besar utnuk pelayaran
ditengah laut juga dilarang, kapal kapal yang besar harus dihancurkan.
Pelanggar dekrit ini dijatuhi Hukuman mati.
Agama Kristen juga dilarang
dengan keras. Penindasan agama Kristen mengakibatkan perlawanan dari penganut
penganutnya dan dalam tahun 1673 – 1638 terjadi pemberontakan orang orang
Kristen di Shimabara Dekat Nagasaki. Akhirnya Bakufu mengambil tindakan lebih
radikal menutup seluruh engeri terhadap pengaruh pengaruh dari barat sejak itu
dialkukan politik Sakoku atau negeri tertutup.
Orang – orang jepang yang terlabat keabli dari luar negeri dihukum mati, semua
orang – orang Portugis dan Spanyol diusir dan Perdaganagn dengan mereka
dilarang. Kemudian perdagangan dengan orang Inggris juga dilarang. Akhirnya
bangsa bangsa barat itu hanya orang orang belanda sajayang diberi ijin utnuk
berdagang terus, tetapi perhubungan dengan mereka sangat dibatasi dan dengan
sarat sarat uang merendahkan Nagasaki dan terhadao mereka diadakan pengawasan
sangat keras dengan Cina masih terus diadakan perhubungan pedagangan, tetapi
hanya boleh dilakukan oleh orang orang cina sendiri yang telah mendapat
izin dan juga pengawasan keras. Supaya jangan ada kitab agama Kristen, wajibkan
mendaftarkan diri sebagai pengaunut dari slaah satu dari mashab mashab agama
Budha yang ada di Jepang. Kota Nagasaki selallu dicuri gai sebagai pusat agama
Kristen, pendudukannya tiap tahun diharuskan menginjak – nginjak orang suci
agama Kristen, salib dan sebagainya tanda bukti, bahwa mereka telah mengingkari
agama yang terlarang itu. Kitab kitab terjemahan dari basha asing, terutama
dari bahasa Cina ditaruh dibawah sensur yang keras untuk menjaga supaya
dapat dibersihkan dari kemungkinan pemasukan pengaruh agama Kristen. Secara
diam – diam dan rahasia masih ada juga penganut agama Kristen, tetapi tidak
berarti sama sekali.
C. MASYARAKAT
DAN KEBUDAYAAN
Dalam zaman Yedo masyarakat terdiri atas golongan kuge, buke, samurai, kaum
tanai dan orang orang kota. Pengaruh sangat kuat dari Confucianisme tercermin
pada peraturan keras untuk golongan samurai, petani dan orang – orang kota
mengenai pekerjaan, pakaian dan makanan, kaum tani dan orang – orang kota
disebut Hoimin ( rakyat biasa ) ada orang yang tidak termasuk kedalam
slaah satu golongan, mereka itu disebut ete dan statusnya dalam masyarakat sama
dengan golongan paria. Golongan kuge masih dihormati kebangsawanannya, tetapi
tidak berkuasa sama sekali dibidang social dan politik. Kekuasaan itu ada pada
buku, yaitu shogun dan para daimnyo. Samurai dalaah prajurit yang jadi pengikut
daimnyo dan shogun.
Selain pekerjaan militer
mereka juga melakukan pekerjaan administrasi dalam pemerintahan dipusat Bakufu
dan dari daimyo. Diantara orang-orang samurai itu yang menduduki
jabatan-jabatan penting dalam administrasi pemerintahan, ada yang berkebudayaan
dan berpendidikan tinggi. Orang-orang kota terdiri atas para tukang dan
saudagar.
Oleh Tokugawa dipakai teori
Confucianisme untuk mengadakan empat golongan dalam hierarki masyarakat :
samurai, petani, tukang, dan pedagang. Dalam teorinya para petani mempunyai
kedudukan dalam masyarakat diatas para tukang dan saudagar. Dalam prakteknya
mereka itu adalah rakyat yang paling tertindas. Mereka menjadi penjamin hidup
golongan yang diatasnya : kuge, buke dan samurai. Orang-orang dari leisured
class ini ( golongan yang hidupnya paling enak, tanpa kerja keras terjamin )
jumlahnya tidak sedikit. Diwaktu itu jumlah daimyo ada kira-kira 270 dan
samurai kira-kira 2 juta. Dari Confucianisme diharapkan oleh Tokugawa faktor
stabilisasi dalam masyarakat dan pemerintahan. Ajaran Confucianisme menekankan
hubungan sebaik baiknya antara pemerintah dengan rakyat. Karena itu sangat
tepat untuk dijadikan filsafat negara dan dipakai membina pengertian yang dalam
mengenai ketaatan kepada pemerintah. Dari sebab itu oleh Tokugawa dimajukan
dengan kesungguhan pengajaran filsafat Confucianisme, yang resmi tafsiran
tafsiran dari Chu-His, tetapi Confucianisme dari zaman Ming menurut tafsiran
Wang Yang Ming ( sebutan dari Jepang : Ol-yu-mei ) mempunyai pengaruh yang
besar. Pemakaian Confucianisme dalam politik Tokugawa itu sudah dimulai oleh
Ieyasu.
Keadaan politik yang stabil
dan zaman damai yang panjang diciptakan oleh Tokugawa. Di zaman damai ini
kedudukan golongan saudagar jadi makin baik. Beberapa kota bertambah maju dan
jadi makin besar. Di zaman Tokugawa itu kota kota mengalami kemajuan besar dalam
perkembangannya. Biasanya kota kota itu timbulnya berpusat kepada tempat tempat
kedudukan para daimyo. Terutama Yedo berkembang jadi salah satu kota terbesar
didunia. Kota itu jadi pusat Bakufu dan karena keharusan para daimyo untuk
tinggal dalam waktu tertentu dikota itu, golongan samurai yang jadi pengiring
para daimyo itu pelayan pelayan dan pengiring pengiring juga ikut.
Tukang dan saudagar saudagar
bertambah banyak untuk melayani keperluan hidup para pembesar dan pengiring
pengiringnya dikota itu. Oleh Ieyasu telah juga dijalankan politik untuk
menjadikan Yedo sebagai pusat ekonomi dan kebudayaan dari Jepang. Tukang tukang
pemilik pemilik took dan saudagar saudagar dari Kyoto, Osaka dll. Tertarik
untuk pindah ke metropolis baru itu. Orang orang kota kehidupannya bertambah
maju, para saudagar naik keatas dan merupakan golongan pertengahan yang makmur.
Sebaliknya golongan miter banyak yang jatuh miskin, mereka tenggelam dalam
hutang kepada saudagar saudagar kaya. Golongan bangsawan dan samurai ada pula
yang kawin dengan anak anak saudagar kaya. Lambat laun melalui perkawinan dan
adopsi terjadi percampuran antara golongan golongan. Juga masa damai yang
panjang itu menyebabkan kemunduran golongan militer, karena dimasa tidak ada
perang itu mereka tidak banyak kerja, raison D’ etre ( dasar untuk adanya )
bagi mereka jadi hilang.
Pengaruh kehidupan orang orang
kota itu juga kelihatan pada perkembangan kebudayaan. Sifat keningkratan dari
kebudayaan jadi kurang corak kebudayaan Yedo mencerminkan kehidupan orang orang
kota. Ceritera roman mengalami kemajuan. Dalam puisi jadi popular bentuk sajak,
yang bernama Haiku. Drama No yang lembut lambat laun terdesak oleh sandiwara
rakyat Kabuki. Sandiwara ini berasal dari tarian seorang pendeta wanita bernama
0-Kuni. Dalam tahun 1703 ia datang ke Kyoto mengumpulkan derma untuk
pembangunan kembali kuilnya yang habis terbakar. Ia menarikan tari tarian
sederhana, mengambil adegan adegan dari kehidupan diistana. Ia mendapat sukses
besar dan kemudian memakai pembantu pembantu sehingga dengan demikian terbentuk
serombongan kecil pemain sandiwara dan penari. Pakaian yang dipakai O-Kuni
dalam pertunjukan disebut Kabuki. Sandiwara tari yang dimulai sederhana dan
kecil itu menjadi sandiwara klasik bangsa Jepang. Dalam tahun 1646 oleh
pemerintah diadakan larangan terhadap kaum wanita jadi pemain sandiwara.
Walaupun larangan itu telah dicabut dalam tahun 1868, dalam Kabuki atau No
hingga sekarang tidak dikenal pemain wanita. Sandiwara Kabuki lebih realistis
dan lebih murni, mungkin karena itu digemari dan lebih menarik perhatian rakyat.
Dalam seni lukis dikembangkan
oleh pelukis pelukis rakyat aliran U-kiya-e, yang melukiskan adegan adegan dari
kehidupan sehari hari rakyat kota. Bidang bidang lain dari kesenian Jepang
mengalami kemajuan, seperti kerajinan barang barang lak, porselin, ukiran dan
sebagainya. Tetapi dalam seni bangunan tidak tampak semangat baru seni bangunan
hanya meniru gaya dari abad ke-16. Bangunan sangat masyur dari zaman Zedo
adalah mausoleum untuk makam makam Tokugawa di Nikko.
Kebudayaan zaman Zedo dengan
kemajuan yang luar biasa disebut Cenroku ( 1688-1704 ), disebut menurut nama
tarikh yang hampir bersamaan dengan masa pemerintahan Shogun Tokugawa ke-5,
Shogun Tsunayeshi (1680-1709). Didalamnya terlihat pengaruh sangat kuat dari
golongan orang-orang kota. Keseniannya mengungkapkan semangat orang-orang kota.
Teater Kabuki mendapat kunjungan ramai. Pusat dari kesenian adalah Yoshiwara.
Para geisha memegang peranan penting dalam kesenian member hiburan. Mereka itu adalah
gadis-gadis yang sejak kecilnya dididik menjadi seniwati. Mereka adalah juru
penghibur yang berpendidikan baik. Mereka dapat dipanggil untuk melengahkan
pikiran dengan hiburan-hiburan berupa percakapan yang riang, nyanyian-nyanyian,
tarian-tarian dan musik. Tampilnya wanita Jepang sebagai geisha dalam kehidupan
social merupakan suatu keistimewaan. Dizaman feodalisme kedudukan wanita yang
dizaman sebelumnya adalah tinggi, telah makin menurun. Dimasa perang-perang
yang lama timbul pandangan rendah terhadap wanita. Disemua lapisan masyarakat,
hanya kedudukan kedudukan yang dibawah perintah pedagang oleh kaum wanita.
Genroku juga terkenal dengan seniman seniman besarnya : Matsua Basho (
1644-1694 ), penyair haiku Ibara Saikoku ( 1642-1693 ), penulis roman
Chikamatsu Nonzaemon ( 1653-1723 ), penulis ceritera sandiwara ( diberi julukan
Shakespeare ) Jepang karena drama dramanya ), Hishikawa Moronobu ( 1638-1714 ),
pelukis u-kiye-e dll. Kemajuan kedua dari kebudayaan Yedo tercapai dizaman
Bunka ( 1804-1818 ) dan Bunsei (1818-1830 ) tetapi kekuatannya tidak seperti
dizaman Genroku.
Para shogun Tokugawa bertindak
sebagai pelindung resmi agama Budha, meskipun sebelumnya Tokugawa Ieyasu
membantu Oda Nobunaga menghancurkan kekuatan politik dan militer dari Budhisme.
Agama Budha sudah berakar kuat dalam kehidupan rakyat Jepang. Sekali sekali ada
didirikan area atau kuil Budha, tetapi disamping itu mashab mashab agama Budha
diawasi dengan teliti. Ajaran Confucianisme mengenai dasar etika dan moral
tinggi diresapkan kepada rakyat. Lambat laun Confucianisme jadi kekuatan
kerokhanian terbesar. Pada Budhisme kelihatan tanda-tanda ada kemunduran lambat
lambat dari dalam, tetapi Confucianisme makin bertambah besar kekuatan
pengaruhnya. Di zaman Yedo ini mungkin Confucianisme jadi sumber terpenting
dari Bushido. Sangat menarik perhatian, bahwa cita cita dan sifat sifat yang
dipujikan kepada golongan yang sudah mundur, yaitu para samurai, makin
dimuliakan dan Bushido diperluas dijadikan filsafat hidup seluruh bangsa Jepang.
Walaupaun pada umumnya politik
isolasi dijalankan dengan keras, ada jendela kecil terbuka. Pengaruh pengaruh
dari barat ada juga merembas kedalam melalui kantor dagang kompeni Belanda di
pulau Deshima. Dengan bahasa Belanda masuk barang sedikit pikiran pikiran dari
barat. Mula mulanya bahasa Belanda itu hanya diketahui oleh juru bahasa resmi
dari Bakufu. Kemudian ada beberapa orang terpelajar Jepang mempelajari bahasa
itu dan oleh mereka diusahakan terjemahan kitab-kitab tentang ilmu
perbintangan, ilmu pasti, ilmu urai tubuh ( anatomi ) dan ilmu botani. Kegiatan
semacam itu terutama terjadi dimasa pemerintahan shogun Yoshimune ( 1716-1745
), shogun Tokugawa ke-8. Besar jasa yang disumbangkan oleh beberapa orang tabib
yang bekerja dikantor dagang Belanda di Deshima, antara lain Von Sieboldt.
Salah satu hasil terbaik daripada perhatian Tokugawa kepada pengajaran
Confucianisme ialah pembentukan golongan terpelajar dan ahli piker dalam
golongan samurai. Mereka ini sebagai negarawan negarawan menyumbangkan jasa jasa
kepada administrasi pemerintahan yang efisien dan sebagai guru guru mereka
membina terus kehidupan intelektual Jepang. Semangat belajar mendapat
pemeliharaan.
Ahli ahli filsafat dan guru
guru dalam etika mempunyai pengaruh besar. Tetapi ada akibat lain yang turut
merobohkan kekuasaan Tokugawa. Kegiatan yang bersemangat dalam belajar juga
mencurahkan perhatian kepada pelajaran sejarah. Maka kehidupan perhatian kepada
tradisi tradisi lama dan kepada agama Shinto. Shintoisme murni mula-mula
bangkit sebagai reaksi kepada Ryobu-Shinto. Sebagai akibat dari pada
renaissance Shintoisme, itu bergerak aliran yang bertekad melawan ajaran
confucianisme dan menentang kekuasaan shogunat Tokugawa.
D. PERLAWANAN
KEPADA KEKUASAAN TOKUGAWA
Berbagai faktor dan keadaan menimbulkan perlawanan perlawanan terhadap
kekuasaan dictatorial dari Tokugawa. Masa damai yang lama, sebagai hasil
stabilisasi yang diciptakan oleh Tokugawa dibidang politik dan sosial
menanamkan benih benih keruntuhannya. Dimasa damai yang lama itu makin terasa
kurang diperlukan keharusan pemerintahan militer. Golongan militer
mengalami kemunduran. Sifat luhur dari keprajuritan masih tetap diagungkan,
tetapi dimasa tidak ada perang itu, para samurai sebagai golongan militer
kehilangan raison d’ etre ( dasar dari sebab adanya mereka ). Para daimyo dan
samurai banyak yang jatuh miskin dan tenggelam dalam hutang kepada saudagar
saudagar. Makin banyak dari orang samurai kehilangan majikan. Mereka jadi
ksatria kesatria pengembara tanpa pekerjaan tertentu, yang disebut ronin. Tokoh
ronin itu mencerminkan kemunduran golongan samurai.
Dimasa pemerintahan shogun
Tsunayoshi sudah tampak tanda tanda kemunduran. Pemborosan uang terjadi setelah
tahun 1684 penasehatnya yang cakap, Heta Masatoshi dibunuh. Kemudian rakyat
dipersukar dengan Maklumat Maklumat, yang melarang pembunuhan binatang
binatang. Shogun itu sangat dipengaruhi oleh agama Budha. Ia juga mengeluarkan
peraturan yang memberikan perlindungan istimewa kepada anjing. Dimasa
Tsunayoshi itu dalam tahun 1702 terjadi peristiwa 47 ronin. Seorang daimyo
tozama,bernama Asama Naganori pada tahun 1701 dijatuhi hukuman mati. Peristiwa
itu dianggap oleh para samurai Asana kesalahan seorang petugas Bakufu, bernama
Kira Yoshinaka, dan mereka bersumpah akan menuntut bela untuk majikannya.
Mula mula mereka itu ada 100
orang lebih jadi ronin, kemudian tinggal 47 orang dan mereka ini berhasil
membunuh Yoshinaka. Setelah niat mereka tercapai itu, tetapi boleh dijalani
dengan melakukan harakiri. Peristiwa penuntutan bela berdasarkan kesetiaan
kepada majikan itu mengharuskan seluruh bangsa. Krisis krisis agraria
menimbulkan kesulitan keuangan pada Bakufu. Dalam masa damai yang panjang itu
jumlah penduduk makin bertambah, tetapi penghidupan petani makin susah. Pada
kira kira tahun 1720 jumlah penduduk Jepang 30 juta jiwa, bahan pangan
yang tersedia untuk mereka sendiri tidak cukup, karena sebagian besar dari
hasil pertanian dipungut sebagai pajak oleh negara. Pajak dibayar oleh petani
natura terutama dengan padi. Pemungutan pajak itu dikuasakan oleh pemerintah
kepada saudagar saudagar besar dalam perdagangan beras. Setelah pendapatan
pajak itu diperhitungkan dalam uang, maka uang itu diserahkan kepada
pemerintah, disini kita melihat suatu contoh peralihan dari Naturawirtschaft kepada
Geldwirtschaft.
Biasanya oleh pemerintah telah
diminta uang muka dari para saudagar itu. Dalam waktu hasil pertanian tidak
mencukupi, Bakufu dan para daimyo meminjam uang pada saudagar itu. Maka dengan
demikian golongan saudagar jadi berpengaruh dalam politik. Kaum kapitalis itu
menguasai perekonomian negara. Jalan lain yang ditempuh pemerintah untuk
mengatasi kesulitan keuangan ialah dengan mengurangi nilai instrinsik logam
dari mata uang dan mencetak uang kertas. Tetapi karena terlalu banyak logam yang
dipotong dari mata uang dan terlalu banyak dikeluarkan uang kertas, terjadilah
inflansi. Oleh krisis krisis ekonomi dan keuangan para daimyo banyak yang jatuh
miskin dan terpaksa melepas sebagaian dari samurainya. Daimyo daimyo itu masih
juga harus mengeluarkan biaya tidak sedikit untuk mengongkosi kunjungan ke
Yedo. Yang paling menderita adalah golongan petani.
Sejak kira kira tahun 1766
berkali kali berkobar pemberontakan terhadap Bakufu, para daimyo dan kapitalis,
tetapi biasanya ditindas dengan tangan besi. Timbulnya kembali perhatian kepada
tradisi tradisi lama dan kepada Shintoisme mengemukakan dengan tegas anggapan
tentang tenno sebagai keturunan Dewi Matahari. Shogunat dianggap bukan sebagai
lembaga asli Jepang. Meluasnya pengetahuan yang hidup tentang zaman yang lampau
sebagai akibat dari ketekunan memperdalami pelajaran sejarah, menanamkan
kesadaran, bahwa kekuasaan shogun tidak syah, karena dizaman lampau tidak ada
pemerintahan para shogun. Jabatan shogun dahulu memang ada, tetapi bukan sebagai
kepala pemerintahan, melainkan panglima pasukan yang bertugas menindas
pemberontakan.
Didalam hati bangsa Jepang
timbul keinginan untuk memulihkan kekuasaan tenno dan keinginan itu disertai
kesadaran kebangsaan yang luas dan dalam yang dibina oleh pelajaran
sejarah. Maka dalam bagian kedua abad ke 18 lahir gerakan nasionalisme yang
ingin menghidupkan kembali tradisi lama Jepang. Dan menarik perhatian bahwa
yang mempelopori timbulnya gerakan itu orang dari keluarga Tokugawa sendiri.
Kegiatan mempelajari sejarah dengan mendalam itu dimulai oleh daimyo daimyo
fudai dari Mito, bernama Tokugawa Mitshukuni wafat 1700. Ia mulai menyusun
kitab, yang kemudian diteruskan dan diselesaikan dalam zaman Meiji ( 1898-1912
), menjadi kitab bernama Dai Nihonshi ( Sejarah Jepang Raja ). Gerakan anti
Shogunat memustakan diri kepada tenno, memuliakan kembali Shintoisme dan
mengagungkan pemerintahan tenno “dimasa dulu yang gemilang”. Sekedar untuk
memenuhi tuntutan supaya kekuasaan dikembalikan kepada tenno, maka tenno setelah
dewasa tidak dipaksa turun takhta seperti yang sudah sudah. Ketika keadaan
dalam negeri sudah masak untuk pergolakan dari gerakan melawan shogunat, negara
negara barat mengadakan desakan terus menerus, supaya Jepang mengakhiri politik
sakokunya. Desakan desakan itu mempercepat keruntuhan shogunat. Daimyo daimyo
disebelah selatan dan barat yang tidak pernah merasa berbahagia dibawah
pemerintahan Tokugawa, yang terpenting diantara mereka keluarga keluarga :
Satsuma, Chosu, Hizen dan Tosa. Mempersiapkan kekuatan untuk menjatuhkan
Tokugawa.
Gerakan anti-shogunat menjadi
sangat hebat, setelah Jepang dipaksa denagn ancaman kekerasan senjata oleh
Commodor Ferry dari Amerika membuka pintunya tahun 1854. Pada tahun 1867
berakhirlah kekuasaan Tokugawa dan Shogunat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejak tahun 1590 Yedo jadi temapt kediamannya,
tetapi baru sesudah pertempuran di sekigahara ( 1600 )
tempat ini dijadikan olehnya ibukota pertempuran disekigahara ( 1600 )
tempat ini dijadikan olehnya ibukota dari Bakufu. Dalam tahun 1603 ia disyahkan
oleh tenno dalam jabatan shogun. Karena masih keturunan dari Minamoto, maka ia
dapat memakai pangkat itu, sebab sudah dijadikan tradisi, bahwa yang jadi
shogun harus keturunan dari minamoto seperti haknya dengan ashikaga.
Kebudayaan zaman Zedo dengan kemajuan yang luar
biasa disebut Cenroku (1688-1704), disebut menurut nama tarikh
yang hampir bersamaan dengan masa pemerintahan Shogun Tokugawa ke-5, Shogun
Tsunayeshi (1680-1709). Didalamnya terlihat pengaruh sangat kuat dari golongan
orang-orang kota. Keseniannya mengungkapkan semangat orang-orang kota.
DAFTAR PUSTAKA
Beasley, W. G. 2003.
Pengalaman Jepang : Sejarah Singkat
Jepang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Agustini, Budi. Asia Timur. Diposkan pada 21 April 2011
Agustini, Budi. Asia Timur. Diposkan pada 21 April 2011
Wikipedia.org/wiki/keshogunan_Tokugawa. Diakses pada
tanggal 17 Juni 2016
2 Comments
Jadi Tau Sejarahnya :D
Alhamdulillah, semoga menambah wawasannya ya bang :D
Terimakasih Sudah Meluangkan Waktu Berkunjung Di Blog Ini 😁
EmoticonEmoticon