Contoh Makalah Upaya Pembentukan Warga Negara yang Baik (Character Building) Melalui Pembelajaran Sejarah

Tags

Berikut ini kami sajikan contoh makalah yang berjudul tentang Upaya Pembentukan Warga Negara yang Baik (Character Building) Melalui Pembelajaran Sejarah. Untuk lebih jelasnya mari kita simak ulasannya berikut ini:

Upaya Pembentukan Warga Negara yang Baik (Character Building) Melalui Pembelajaran Sejarah

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Masalah-masalah dalam Pembelajaran Sejarah”
Dosen Pengampu: Kuswono, M.Pd

Character Building) Melalui Pembelajaran Sejarah


Disusun Oleh:
Hendri Setiawan 13220005
Ika Setiawati 13220007
Leonardus Bagus Setiadi 13220035

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah Sejarah Asia Selatan dapat kami susun dengan baik. Sholawat dan salam tetap terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, yang telah membawa manusia kejalan yang benar.

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Asia Selatan fakultas ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Metro. 


Diharapkan dengan penyusunan makalah ini pemahaman kami tentang Upaya Pembentukan Warga Negara yang Baik (Character Building) Melalui Pembelajaran Sejarah Tidak lupa kami berharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi terwujudnya makalah yang lebih baik lagi.


Metro, .................


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Nilai-nilai Karakter dalam Sejarah Bangsa
B. Pembelajaran Sejarah dalam Upaya Membangun Karakter Bangsa
C. Makna Pembelajaran Sejarah

BAB III KESIMPULAN

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang


Pendidikan sejarah adalah mata pelajaran yang cukup tua dalam kurikulum di Indonesia. Kehadiran pendidikan sejarah sudah lama itu memang harus diakui bukan semakin lama semakin menempati posisi penting tetapi sebaliknya. 


Tampaknya mata pelajaran sejarah merupakan sesuatu yang sudah dianggap antik dan dibuang sayang. Mata pelajaran sejarah menjadi sesuatu yang bukan lagi dibutuhkan tetapi kehadiran mata pelajaran ini tidak mungkin dihilangkan.


Tidak dipungkiri bahwa pendidikan sejarah mempunyai fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian bangsa, kualitas manusia dan masyarakat Indonesia umumnya. Agaknya pernyataan tersebut tidaklah berlebihan. 


Namun sampai saat ini masih terus dipertanyakan keberhasilannya, mengingat fenomena kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia khususnya generasi muda makin hari makin diragukan eksistensinya. Pendidikan karakter sesungguhnya telah lama menjadi roh dan semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan kebijakan pendidikan memang diarahkan pada pembentukan karakter bangsa sebagaimana digagas oleh para pendiri bangsa.


B. Rumusan masalah

  1. Apa Itu Nilai-nilai Karakter dalam Sejarah Bangsa?
  2. Bagaimana Pembelajaran Sejarah dalam Upaya Membangun Karakter Bangsa?
  3. Bagaimana Makna Pembelajaran Sejarah?

C. Tujuan makalah
  1. Untuk Mengtahui Nilai-nilai Karakter dalam Sejarah Bangsa
  2. Untuk Mengetahui Pembelajaran Sejarah dalam Upaya Membangun Karakter Bangsa
  3. Untuk Mengetahui Makna Pembelajaran Sejarah


BAB II
PEMBAHASAN

A. Nilai-nilai Karakter dalam Sejarah Bangsa


Indonesia adalah sebuah identitas yang diperjuangkan. Identitas adalah kondisi seseorang atau komunitas yang pada prinsipnya dapat dibentuk dalam konteks pembangunan karakter melalui pendidikan yang terencana. 


Pendidikan pada dasarnya adalah proses pembentukan karakter dalam lingkup yang lebih kecil, pembelajaran sejarah adalah upaya pembentukan karakter melalui upaya pemahaman dan peneguhan kembali nilai-nilai unggul perjalanan sebuah bangsa. 


Melalui narasi sejarah peserta didik dapat diajak untuk memahami bagaimana kegigihan, patriotisme, kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan sikap nasionalisme. 


Mempelajari sejarah berarti membangkitkan kembali memori masa lalu yang akan mempengaruhi bagaimana kita memandang dunia pada masa kini dan masa yang akan datang. Heri Susanto (2014:27)


Dalam perspektif sejarah juga terlihat bahwa identitas yang dibangun oleh bangsa terjajah adalah sebuah representasi agar mereka dapat duduk sama rendah berdiri sama tinggi. 


Hal ini mengisyaratkan adanya sebuah karakter yang dibangun para pejuang kemerdekaan yaitu kesetaraan. Nilai kesetaraan ini bila kita perhatikan dalam banyak peristiwa sejarah ternyata mampu menjadi kekuatan mental dalam perjuangan bangsa indonesia. 


Tidak kalah pentingnya dalam sejarah banyak terdapat ajaran moral yang dapat dikembangkan menjadi nilai-nilai karakter. Misalnya dengan membaca sejarah pergerakan indonesia, dapat terlihat peran generasi muda dalam perjuangan bangsa 


Thomas lickona (2006) menyebutkan ada tiga hal penting dalam pendidikan karakter, yaitu: unsur pengetahuan tentang yang baik (knowing the good), tindakan yang baik (doing the good), dan unsur motivasi internal dalam melakukan yang baik (loving the good). 


Jika kita amati perjalanan sejarah pendidikan bangsa-bangsa di dunia sebenarnya kita dapat mengetahui bahwa kebijakan dan praktis pendidikan yang dilakukan selalu berperan besar dalam membentuk karakter bangsa tersebut.


Kita dapat mengetahui bagaimana pola pendidikan yang diterapkan pada masyarakat sparta telah membentuk karakter militer dalam diri pemudanya dan mengantarkan negara kota tersebut menjadi sangat ditakuti. Kita juga dapat mengetahui bagaimana pola pendidikan yang diterapkan di Athena dapat membentuk para filsuf dan ilmuan terkemuka sehingga negara kota tersebut menjadi sangat disegani. 


Dimanakah pendidikan sejarah berperan? Pendidikan sejarah berusaha menjadi jembatan antara masa lalu yang tak mungkin diamati secara langsung dengan masa kini yang melingkupi kehidupan manusia, sehingga dengan demikian serangan “lupa” tersebut dapat diminimalisir. 


Mempelajari sejarah berarti menghidupkan kembali nilai-nilai tersebut, dan dengan menghidupkan nilai-nilai tersebut juga berarti membentuk karakter bangsa.


B. Pembelajaran Sejarah dalam Upaya Membangun Karakter Bangsa


Sebelum dilakukan pembahasan pada penulisan makalah ini, akan disampaikan apa itu karakter :

  1. Menurut Bahasa adalah Tabiat/kebiasaan.
  2. Watak/perangai batin mengandung arti bentuk pribadi, tingkah laku atau budi pekerti.
  3. Ilmu karakter mengandung arti gerak-gerik, tingkah laku, amal perbuatan, cara bersikap hidup yang berbeda dengan orang lain. 

Dengan demikian Karakter akan menampilkan sikap  dan perilaku yang didorong dari dalam  ( sebagai inner power ) untuk menampilkan dan mewujudkan hal-hal yang terpuji. 

Dengan kata lain karakter sebagai mesin penggerak dan sekaligus kemudi yang menentukan pilihan induvidu bangsa menuju suatu kebahagiaan atau menuju kehancuran. 


Dengan demikian Karakter Bangsa  adalah merupakan tata nilai budaya dan keyakinan yang mengejawantahkan dalam kebudayaan suatu masyarakat dan memancarkan ciri-ciri khas keluar, sehingga dapat ditanggapi orang sebagai kepribadian masyarakat tersebut.


Disamping itu, pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, temperamen, watak“. 


Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark“ atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan berperilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang berperilaku  sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.


Pembinaan dan pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak atau seseorang, agar supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat yang baik dan warga negara yang baik. 


Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik dan warga Negara yang baik, bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai tertentu, yang dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. 


Oleh karena itu hakekat dari pembinaan dan pendidikan karakter dalam konteks membangun bangsa Indonesia adalah pembinaan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi penerus bangsa.


Sejarah memberikan pelajaran yang sangat berharga, betapa perbedaan, pertentangan dan pertukaran pikiran, itulah hakekat yang sesungguhnya, yang mengantarkan bangsa Indonesia ke pintu gerbang “ kemerdekaan “. 


Melalui perbedaan, pertentangan dan pertukaran pikiran tersebut kita banyak belajar, bagaimana toleransi dan keterbukaan dari para Pendiri Republik ini dalam menerima pendapat dan berbagai kritik saat itu. 


Melalui pertukaran pikiran itu kita juga bisa mencermati, betapa kuat keinginan para Pemimpin Bangsa itu untuk bersatu di dalam identitas kebangsaan, sehingga perbedaan-perbedaan itu tidak menjadi persoalan bagi mereka. Pembelajaran sejarah yang baik akan membentuk pemahaman sejarah. 


Pemahaman sejarah merupakan kecenderungan berfikir yang merefleksikan nilai-nilai positif dari peristiwa sejarah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita menjadi lebih bijak dalam melihat dan memberikan respon terhadap berbagai masalah kehidupan. 


Pemahaman sejarah memberi petunjuk kepada kita untuk melihat serangkaian peristiwa masa lalu sebagai sistem tindakan masa lalu sesuai dengan jiwa jamannya, akan tetapi memiliki sekumpulan nilai edukatif terhadap kehidupan sekarang dan akan datang.


Sehubungan dengan pendidikan karakter maka pembelajaran sejarah harus diarahkan untuk memahami dan menghayati nilai-nilai karakter yang tercermin dalam setiap cerita sejarah. Dengan demikian, kesadaran sejarah tidak lain daripada kondisi kejiwaan yang menunjukan tingkat penghayatan pada makna dan hakekat sejarah bagi masa kini dan bagi masa yang akan datang, menyadari dasar pokok bagi berfungsinya makna sejarah dalam proses pendidikan. 


Untuk mengembangkan motivasi seperti itu, dengan sendirinya diperlukan motivasi yang kuat sebagai faktor pendorong dari dalam diri manusia sendiri. Sejauh mana individu mampu memetik makna nilai-nilai masa lampau yang telah teruji oleh zaman. Melalui sejarahlah nilai-nilai masa lampau dapat dipetik dan digunakan untuk menghadapi masa kini.


C. Makna Pembelajaran Sejarah

Salah satu aspek pendidikan termasuk pendidikan sejarah adalah membangun karakter anak didik. Karakter merupakan standar atau norma dan sistem nilai yang terimplementasi dalam berbagai bentuk kualitas diri. Karakter diri dilandasi nilai-nilai luhur yang pada akhirnya diwujudkan dalam bentuk perilaku. Oleh karena itu pendidikan yang mengembangkan karakter adalah bentuk pendidikan yang bisa mengembangkan sikap etika, moral dan tanggung jawab. 


Hal itu merupakan usaha intensional dan proaktif dari sekolah, masyarakat dan negara untuk mengisi pola dasar anak didik, yaitu nilai-nilai etika serta menghargai diri sendiri dan orang lain, sikap tanggung jawab, rasa empati, toleransi, disiplin diri dan sebagainya.


Pendidikan karakter terasa sangat diperlukan berkaca pada berbagai peristiwa di tanah air, seperti korupsi yang merajalela dari level eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Perkelahian pelajar di berbagai kota, kekerasan yang mengatasnamakan agama, money politik dalam pemilu dan pemilukada. 


Bercermin dari keadaan tersebut patut dipertanyakan sudahkah penyelenggarakan pendidikan nasional melahirkan para pemimpin dan sumberdaya manusia yang berkarakter seperti berdaulat, jujur, tangguh, peduli, rela berkorban.


Pengabaian pelajaran sejarah di sekolah akan berakibat makin rendahnya pengetahuan generasi muda tentang masa lampau tentang proses terjadinya bangsa indonesia. Bahkan dalam jangka panjang berkibat hilangnya jati diri atau krisis identitas, ketidaktahuan posisi indonesia dalam bidang politik, ekonomi, antarbangsa dan peradaban dunia seta nasionalisme indonesia. 


Bisa jadi cara pandang anak didik menjadi ahistoris dan kurang memahami proses integrasi dan perjuangan panjang untuk menjadi bangsa indonesia.


Berdasarkan pemahaman tersebut di atas, maka pembelajaran sejarah dapat dikatakan sebagai suatu proses kegiatan yang mendorong dan merangsang peserta didik merekontruksi dan memperoleh pengetahuan sejarah yang kemudian terjadi proses internalisasi nilai yang terkait dengan berbagai aspek kehidupan sosial kemasyarakatan danng kebangsaan, serta menghayati nilai-nilai kemanusiaanya, sehingga membawa perubahan tingkah laku sebagai proses pengembangan kepribadian atau karakter peserta didik. 


Dengan kata lain pembelajaran sejarah adalah suatu proses untuk membangun kehadiran anak didik melalui pesan-pesan sejarah agar memahami berbagai aspek dan masalah kehidupan masyarakat dan bangsa untuk menjadi lebih kritis, arif, empati.


Pembelajaran sejarah maupun pendidikan sejarah terjalin sinkronisasi, yakni merupakan proses transformasi dan penanaman nilai-nilai kemanusiaan secara universal dan keindonesiaan pada peserta didik agar menjadi manusia yang berkarakter dan bermartabat. 


Nilai-nilai yang dimaksud antara lain: kearifan, toleransi, empati dan kepedulian, berfikir kritis, demokratis dan tanggung jawab, keteladanan, rela berkorban, cinta tanah air, kebersamaan, kemerdekaan, kesetaraan, nasionalisme, dan patriotism.


Beberapa nilai di atas jelas dapat digali dan dikembangkan melalui pembelajaran sejarah. Sebagai contoh saling menghargai seta melalui karya bangsa dapat dijadikan instrument menumbuhkan kebanggaan dan jati diri bangsa.


Peran pendidikan  sejarah  dalam  pembentukan  sikap nasionalisme  guna  mengantisipasi  tantangan  global  dan  berbagai gejolak  disintegrasi  yang  melanda  Indonesia  akhir-akhir  ini  sangat dibutuhkan,  hal  ini  mengingat  pengalaman  sejarah  membuktikan sikap nasionalisme mampu membangkitkan dinamika sosial di masa lalu. 


Sikap nasionalisme yang dimiliki rakyat Indonesia telah mampu menghantarkan  bangsa menuju kemerdekaan di tengah keterbelakangan  pengetahuan  rakyat  Indonesia  dan  kuatnya persenjataan  penjajah,  dalam  kontek  saat  itu.  Namun  saat  ini  peran pendidikan  sejarah  patut  dipertanyakan,  sikap  nasionalisme  yang dimiliki  bangsa  menunjukkan  kerapuhan.  Konflik  antar  suku  dan agama  karena  perbedaan  nilai,  dan  upaya  beberapa  daerah  yang ingin  memisahkan  diri  dari  Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia merupakan bukti  bahwa  kesatuan  nasional  masih  rapuh.


Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri, untuk satuan pendidikan dasar dan menengah dijelaskan terkait materi dan  tujuan dari pembelajaran sejarah maka mata pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. 


Secara umum materi sejarah:

  1. Mengandung nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan, patriotisme, nasionalisme, dan semangat pantang menyerah yang mendasari proses pembentukan watak dan kepribadian peserta didik;
  2. Memuat khasanah mengenai peradaban bangsa-bangsa, termasuk peradaban bangsa Indonesia. Materi tersebut merupakan bahan pendidikan yang mendasar bagi proses pembentukan dan penciptaan peradaban bangsa Indonesia di masa depan;menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta solidaritas untuk menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa.
  3. Syarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi krisis multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari;
  4. Berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup
  5. Atas dasar hal tersebut, maka sejarah diberikan kepada seluruh siswa di sekolah dari tingkat dasar (SD dan sederajat) sampai tingkat menengah (SMA dan sederajat) dalam bentuk mata pelajaran. 

Kedudukannya yang penting dan strategis dalam pembangunan watak bangsa merupakan fungsi yang tidak bisa digantikan oleh mata pelajaran lainnya. 

Meskipun demikian, terkait dengan materi sejarah dari tingkat dasar sampai menengah, agar siswa tidak bosan menerima materi sejarah, maka jika secara faktual yang disampaikan sama namun dalam setiap jenjang pendidikan, peristiwa tersebut akan tampil pada tingkat pengetahuan, pemahaman, serta pemberian keterangan sejarah yang semakin tinggi dan kompleks. Dengan demikian, setiap tingkatan atau tahap diharapkan bisa memberikan kesegaran dan kematangan intelektual.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan


Pembelajaran sejarah memiliki posisi penting dalam program pembangunan karakter bangsa, apalagi kalai dilihat perkembangan bangsa yang diwarnai oleh peristiwa korupsi, nepotisme, narkoba, perjudian, perkelahian antarpelajar/antarmahasiswa.

Keadaan yang demikian memerlukan langkah-langkah yang strategis diantaranya penerapan pendidikan karakter melallui mata pelajaran sejarah. 

Dalam peristiwa sejarah tercatat sebagai prestasi anak bangsa seperti diraihnya olimpiade berbagai mata pelajaran, penemuan berbagai piranti teknologi, penemuan mobil murah oleh pelajara SMK, mahasiswa yang mendapat prestasi dalam lomba pembuatan robot, dalam konteks pembelajaran sejarah berbagai prestasi tersebut bisa dijadikan contoh untuk memperkokoh jati diri dan rasa kebangsaan sebagai bagian dari pembangnan karakter bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Heri Susanto. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Thomas Lickona. 2012. Character Matters. Jakarta: Pt Bumi Aksara
Ketut Sedana Arta. Pembelajaran sejarah dalam upaya pembangunan karakter bangsa dan kesadaran sejarah
S. Hamid Hasan. Pendidikan Sejarah Sebagai Media Nation and Character Building

Demikianlah contoh makalah yang berjudul tentang Upaya Pembentukan Warga Negara yang Baik (Character Building). Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Artikel Terkait

2 Comments

Makasih gan udah kasih contoh nya

iya mas, sama sama.
Terima kasih kunjungannya :)

Terimakasih Sudah Meluangkan Waktu Berkunjung Di Blog Ini 😁


EmoticonEmoticon