Kesuksesan seorang memang tidak akan terlihat dari manapaun, baik dari latar belakang keluarga atau pun yang lainnya. kesuksesasn seseorang akan benar-benar datan saat orang tersebut benar-benar berjuang dan bekerja keras dalam meraih semua mimpinya.
Dibalik kesuksesan seorang anak atau pemuda pasti ada keluarga yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik dari spiritual maupun material. hal ini memang fakta atau realitas dimanapun berada. Saya pribadi sendiri dapat menyelesaikan pendidikan S1 tentu berasal besar dari dukungan keluarga. doa yang selalu dipanjatkan orang tua agar anak-anaknya dapat meraih apa yang di inginkan menjadi titik pertama dimana seorang anak menjadi sukses.
Dalam pembahasan kali ini, ada beberapa kisah orang yang mampu berjuang untuk memberikan pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan apa yang di inginkan oleh anaknya. Inilah 5 kisah orang tua yang berhasil memberikan pendidikan dan prestasi yang tinggi kepada anaknya.
1. Buruh Cuci Yang Anaknya
Melanjutkan S3 Di Jepang
Yuniati adalah seorang buruh cuci
dengan penghasilan Rp 10 ribu sekali cuci. Karena keterbatasan ekonomi dan
kebutuhan hidup yang nggak sedikit, ia nekat meminjam uang ke lintah darat
untuk membiayai kuliah anak-anaknya. Tentu saja bukannya keluar dari masalah,
keadaan ekonominya justru semakin berat. Untuk menutupi utangnya yang meninggi,
ia terpaksa melakukan aksi gali lobang tutup lobang.
Dengan kerja kerasnya tersebut,
Yuniati berhasil menyekolahkan anak-anaknya hingga sampai ke perguruan tinggi.
Bahkan anak pertamanya yang bernama Sakti, berhasil menerima beasiswa dari
Dikti untuk melanjutkan studi S3 di Jurusan Kimia, Universitas Hokkaido,
Jepang. Meski saat ini utang-utangnya belum lunas, namun sedikit demi sedikit
pengorbanannya mulai menunjukkan titik terang.
2. Anak Tukang Becak Berhasil Lulus
Dengan Predikat Cumlaude
Masih ingat seorang tukang becak
yang putrinya lulus dengan predikat cumlaude? Ya! Dia adalah Raeni (21)
seorang mahasiswi Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas
Negeri Semarang (Unnes) yang prestasinya sempat mengisi trending topic di
negeri ini. Bahkan wajah gadis asal Kendal, Jawa Tengah ini sempat beberapa
kali diundang ke acara talkshow di televisi-televisi swasta.
Tanpa rasa malu sedikitpun, Raeni
berangkat dari tempat kosnya ke auditorium dengan naik becak yang dikayuh oleh
ayahnya sendiri, Mugiyono (55). Ia justru terlihat sangat percaya diri
sekaligus bangga mengakui bahwa ayahnya adalah seorang tukang becak. Bangga
karena dari becak itulah, ayahnya menghidupi keluarga dan mengantarnya hingga
menjadi sarjana.
3. Penjual Nasi Bungkus Yang
Putrinya Melanjutkan Studi Di Jerman
Wanita itu bernama Mak Wati. Dalam
kesehariannya, wanita berusia 60 tahun ini datang ke Gedung DPR, Senayan,
Jakarta. Kedatangannya ke Gedung DPR tersebut bukan untuk menyusun
undang-undang, maupun membahas rencana plesiran anggota dewan. Sebaliknya, ia sibuk
mondar-mandir di Gedung Nusantara I untuk menjajakan makanan.
Namun siapa sangka dari
penampilannya dan pekerjaannya yang sederhana, Mak Wati memiliki seorang putri
bernama Riska Panca Widowati (23) yang tengah belajar di Negeri Panzer, Jerman.
Riska merupakan anak bungsu dari lima bersaudara dan merupakan alumni Sastra
Jerman di Universitas Negeri Jakarta pada 2007 silam. Seusai kuliah, Riska
ditawari untuk melanjutkan ke jenjang S2 di Universitas Konstanz, Jerman.
4. Anak Buruh Tani Yang Berhasil
Menempuh Pendidikan Dokter
Semua masyarakat Indonesia tentu
setuju, jika kedokteran adalah jurusan dengan biaya termahal di Indonesia. Tak
hanya sumbangan maupun uang gedungnya, namun juga uang SPP serta iuran
praktikum dan laboratorium yang juga mahal. Maka tak heran jika di Fakultas
Kedokteran universitas-universitas ternama, kerap terparkir mobil-mobil dengan
harga ratusan juta yang menunjukkan kondisi keuangan si empunya.
Tapi, anggapan bahwa pendidikan
dokter hanya untuk orang kaya akan langsung sirna jika kamu melihat kisah hidup
Riyo Pungki Irawan, anak seorang buruh tani yang bernama Sukamto. Meski
rumahnya beralaskan tanah dan beratapkan asbes, Riyo berhasil masuk di Fakultas
Kedokteran UGM melalui jalur SNMPTN. Ia juga tak perlu risau dengan biaya kuliah,
karena telah meraih beasiswa Bidikmisi.
5. Tukang Sol Sepatu Yang Memiliki
Putra Juara Dunia
Gusnadi Wiyoga sejak duduk di
bangku sekolah dasar sudah memiliki prestasi gemilang. Ia kerap mengikuti lomba
tingkat nasional maupun internasional. Tapi siapa sangka di balik prestasinya
tersebut, Yoga tak pernah mengikuti kursus di tempat mahal maupun ikut les
privat. Pasalnya, Sumardi sang ayah hanyalah seorang tukang sol sepatu yang
penghasilannya per hari rata-rata hanya 20 ribu hingga 30ribu rupiah saja.
Namun meski demikian, Sumardi
justru tetap mampu memberi semangat agar anaknya bisa tumbuh menjadi anak yang
berprestasi. Karena prestasinya itu pula, Yoga diberi kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan di SMA Taruna Nusantara, Magelang tanpa dipungut biaya
sepeser pun. Meski memiliki banyak prestasi dan pengalaman, Yoga justru tak
malu dengan keadaan kedua orangtuanya. Sebaliknya, ia merasa bangga dengan
mereka. Kini pemuda yang memiliki IQ 163 itu tengah melanjutkan pendidikan di Freie
Universitat di Berlin, Jerman.
Dari 5 kisah orang tua
hebat berpenghasilan minim yang berhasil mengantarkan anaknya menuju kesuksesan di
atas, dapat kita simpulkan bahwa nggak ada sesuatu yang tak mungkin dicapai.
Kesuksesan dapat diraih jika kita terus berjuang dan bekerja keras. Tak peduli
bagaimana status kekayaan orang tuamu. Di atas itu semua, doa serta restu kedua
orang tua adalah pintu gerbang menuju pencapaian.
Sumber: swara.tunaiku.com
Terimakasih Sudah Meluangkan Waktu Berkunjung Di Blog Ini 😁
EmoticonEmoticon