Resume Seni Konseling
1.
LAYANAN
PERENCANAAN INDIVIDUL
Layanan perencanaan individual adalah
layanan bimbingan yang bertujuan membantu seluruh peserta didik membuat dan
mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir, dan sosial pribadinya
berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman
akan peluang dan kesempatan yang tersedia dilingkungannya. Tujuan utama dari
layanan ini adalah membantu peserta didik memantau dan memahami pertumbuhan dan
perkembanganya sendiri, kemudian merencanakan dan mengimplementasikan
rencana-rencananya itu atas dasar hasil pemantauan dan pemahaman itu.Strategi
peluncurannya adalah konsultasi dan konseling. Isi layanan perencanaan individual
sebagai berikut:
- Bidang pendidikan dengan topik-topiknya belajar yang efektif, belajar memantapkan program keahlian yang sesuai dengan bakat, minat, dan karakteristik kepribadian lainnya
- Bidang karir dengan topik-topiknya mengidentifikasi kesempatan karir yang ada dilingkungan masyarakat , mengembangkan sikap yang positif terhadap dunia kerja, dan merencanakan kehidupan karirnya.
- Bidang sosial-pribadi dengan topik-topiknya adalah mengembangkan konsep diri yang positif, mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial yang tepat , belajar menghindari konflik dengan teman, dan belajar memahami perasaan orang lain.
2. DUKUNGAN SISTEM
Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan
manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan
program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesional; hubungan
masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat
yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan (Thomas ellis,
1990)
Kegiatan utama layanan dasar bimbingan,
responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem, dalam implemntasinya
didukung dengan beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling antara lain :
1.
Layanan pengumpulan data
2.
Layanan informasi
3.
Layanan penempatan
4.
Layanan konseling
5.
Layanan referal
6.
Layanan penilaian dan tindak lanjut
Ø
Prinsip-prinsip dasar dalam seni
konseling
1.
Potret kepribadian
a.
Kepribadian terdeterminasi
Determinasi
berlaku pada beberapa kasus, tetapi hanya pada kasus-kasus neorosis. Neorosis
berarti penyerahan kebebasan, memberikan diri kepada formula pelatihan yang
kaku, dan akibatnya kepribadian benar-benar menjadi mesin pada titik tersebut..
b.
Kebebasan manusia
Kebebasan
memungkinkan manusia mempunyai kreatifitas yang tidak dimiliki oleh binantang.
Akan tetapi, kebebasan sering kali menjadikan manusia bertindak tanpa kontrol.
Oleh karena itu, tugas konselor yang pertama adalah memimpin konseli untuk
menerima tanggung jawab atas perilaku dan hasil dari kehidupannya.
c.
Individualitas dalam kepribadian
Individualitas
berarti bagaimana seorang individu menjadi dirinya sendiri, atau dengan kata
lain orang tersebut tidak mengindividualisasi. Dari prinsip ini, maka tugas
kedua konselor adalah membantu konseli menemukan dirinya yang sebenarnya, dan
membantu konseli menemukan dirinya yang sebenarnya, dan membantu konseli untuk
memiliki kebenaran menjadi diri ini.
2.
Pencarian diri
a.
Integrasi sosial
Adakalanya
seseorang mengalami kesulitan untuk bergaul dengan orang lain. Dari prinsip
kepribadia yang ketiga ini dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi konselor
adalah membantu konseli menerima dengan rasa gembira tanggung jawab sosial,
memberikan keberanian yang akan membebaskan konseli dari kompulasi perasaan
inferior, dan membantu konseli mengarahkan dorongan kepada cara sosial yang
konstruktif.
b.
Sumber jiwa
Ketegangan yang
dialami manusia tatkala mereka merasa bersalah dalam dirinya. Perasaan bersalah
terdapat pada kesenjangan antara kesempurnaan dan keadaan kita yang tidak
sempurna. Ketidaksatuan pikiran dan budi konseli dengan konflik psikologis yang
mnegikutinya. Maka dari itu tugas
konselor yang selanjutnya yaitu membantu konseli membebaskan dari rasa bersalah
yang tidak sehat, pada saat yang sama membantu konseli untuk berani menerima
dan menegaskan ketegangan spiritual yang melekat pada sifat-sifat dasar
manusia.
3.
Sumber permasalahan kepribadian.
a.
Kasus george
b.
Ketegangan kreatif
Orang tersebut
menuntut prestise yang besar tetapi dia tidak berhasil mencapainya melalui
jalan yang biasa.
c.
Struktur kesulitan
Sumber
permasalahan lain adalah neorosis. Neorosis
berasal dari kata nerves yang muncul dalam bentuk kecemasan, kekhawatiran, atau
gemetarnya bagian-bagian tubuh tertentu. Neorosos banyak juga disebabkan oleh
keadaan pikiran yang neoris, spserti tekanan darah rendah atau mengalami shock
pada kejadian tertentu.
4.
Empati sebagai kunci menuju proses
konseling
Untuk dapat
mejadikan proses konseling berjalan dengan baik, maka antar konselor dengan
konseli harus terjalin sifat empati. Empati adalah istilah umum yang dapat
digunakan untuk pertemuan, pengaruh, dan interaksi diantara
kepribadian-kepribadian. Dengan empati ini, konselor akan merasakan seolah-olah
menjadi pribadi yang satu dengan konseli.
a.
Empati sebagai seni
Carl Gustav Jung menjadikan empati
sebagai pusat teorinya tentang estetika. Menurut Jung, bila orang memandangi
suatu objek artistik maka ia “menjadi objek tersebut; ia mengidentifikasikan
diri dengannya, dan dengan cara itu ia
menyingkirkan dirinya sendiri“. Inilah rahasia kekuatan kataris dari suatu
seni. Drama adalah salah satu bentuk seni yang menjelaskan empati dengan
gamblang dan mudah dipahami.
b.
Transferensi Mental
Telepati mental berarti pemindahan atau
transfer ide-ide dari satu orang keorang lain melalui cara-cara diluar indra
yang sudah kita ketahui. Bagaimanapun, model transfer semacam ini memiliki
pertalian yang jelas dengan proses empati.Tranferensi mental tidak hanya
berisis ide-ide negatif yang jahattetapi dapat juga memiliki isi yang positif
dan bersahabat.
Sebagai kesimpulan, kita dapat
menyatakan bahwa konselor dan konseli dapat berasumsi bahwa transferensi mental
memang terjadi, dan dengan asumsi demikian tidak ada tempat untuk semua hal
kecuali kejujuran.
c.
Rahasia Pengaruh
Kata pengaruh menjadi bahan diskusi
menarik dikalangan pendidik, guru, dan pemuka agama serta profesi lainya, yang
menyadari bahwa tujuan mereka pada akhirnya ialah untuk mempengaruhi
orang. Pengaruh merupakan salah satu
hasil empat. Dimana terjadi empati, disitu akan muncul pengaruh.
konselor yang peka dan terampil dapat
membawa konseli pada suasana hati yang diinginkan, sampai batas-batas tertentu
dengan cara mengalami pula suasana hati tersebut. Itulah keberhasilan seorang
tuan rumah yang mampu membuat tamunya merasa nyaman.
Implikasi yang sangat penting bagi
konselor yaitu:
- Perlu dicatat bahwa proses pengaruh, mempengaruhi dan terpengaruh tidak disadari oleh kedua belah pihak
- Sebagai konselor atau guru atau pemuka agama kita memikul sebuah tanggung jawab
- Sebagi Konselor kita perlu mengembangkan kapasitas berempati kita.
Ø Langkah-langkah
praktis
5.
Membaca Karakter
Ciri seorang
konselor yang menonjol dan unik ialah kepekaan yang istimewa terhadap orang
lain. Kepekaanya terhadap ketakutan, harapan, dan kecenderungan-kecenderungan kepribadian
mereka. Secara khusus, seorang konselor yang menonjol dan unik akan peka
terhadap semua ekspresi karakter sampai yang terkecil sekalipun. Nada suara,
sikap, tubuh, ekpresi wajah bahkan pakaian dan gerakan tubuh yang sepintas
tampak tidak disengaja. Demikianlah konselor belajar untuk membaca karakter.
a.
Kelupaan dan salah ucap
Salah ucap dan kekeliruan tindakan,
seperti ingatan dan keluapan, merupakan ekspresi ketidaksadaran individu. Pada
fenomena semacam ini materi-materi ketidaksadran diekspresikan keluar, lepas
dari sensor kesadaran, lolos dari penjagaan dalam sekejap. Meskipun seorang
konselor tidak menggunakan fenomena-fenomena ini seperti layaknya psikoterapis
menggunakannya sebagai alat untuk membongkar ketidaksadaran individu, konselor
dapat mengetahui arti fenomena tersebut dan meningkatkan pemahaman umumnya
tentang sifat dasar manusia.
b.
Konstelasi Keluarga
Memahami pola kepribadian konseli
sebagai individu yaitu posisi dalam keluarga. Garis-garis utama pola kepribadian
dibentuk pada awal kehidupan.
Tujuan dari bab ini ialah menjadikan
konelor lebih peka. Tidak ada keinginan unuk menghadapkan konselor pada suatu
aturan tertentu itu jangan sampai terjadi! Lebih tepat diharapkan bila konselor
terbantu untuk lebih waspada dan mencermati banyak cara untuk “merasakan”
karakter, membuat konselor sensitif terhadap manusia sehingga pembacaan atau
apresiasi karakter konseli ini menjadi sifat alami kedua konselor.
6.
Pengakuan dan Interpretasi
Setelah kontak terjalin
dengan konseli dan hubungan (rapport) telah berhasil dibangun, kita sampai pada
tahap sentra wawancara, yakni pengakuan
(confession). Tahap ini berisi “pengakuan konseli dengan terus terang”.
Ini semacam piece de resistance baik pada konseling maupun psikoterapi.
Tahap interpretasi
mulai berjalan setelah konseli mengungkapkan semua masalahnya, menggambarkan
situasi yang dihadapinya, dan ‘membuka semua kartunya’.
a.
Kasus Bronson
b.
Aspek-aspek pengakuan
Beberapa acuan penting bagi konselor
tentang pengakuan: Pertama, Kita dapat menarik prinsip bahwa konselilah yang
berbicara pada periode pengakuan. Sebagai acuan yang kedua adalah Baik bagi
kita untuk menyadari bahwa sesungguhnya pengakuan sendiri memiliki nilai
katarsis.
Beralih ketahap interpretasi dalam
wawancara, kita dapat menemukan beberapa acuan penting bagi lonselor: pertama,
bahwa interpretasi merupakan fungsi kerjasama antara konselor dan konseli.
Kedua, Disini konselor mengajukan interpretasi, bukannya menyatakannya secara
dogmatis. Konselor selanjutnya menunggu bagaimana reaksi konseli terhadap
interpretasi yang diajukan tersebut. Ketiga , bahwa konselor harus mampu
membaca makna reaksi konseli terhadap anjuran.
c.
Keterbatasan-keterbatasan konseling
Kita tidak dapat berharap konselor
membuka keseluruhan pola kepribadian individu. Bukan wewenangnya untuk
melakukan hal itu. Fungsi konselor, lebih tepatnya, pertama, mendengarkan
secara objektif dan dengan demikian membantu konseli untuk mengaku dan
memberikan “udara” bagi aspek-aspek permasalahan konseli. Kedua, membantu
konseli memahami sumber-sumber kepribadian yang lebih dalam dari mana masalh
timbul. Dan ketiga, menunjukan hubungan yang akan memberikan pemahaman baru
pada konseli tentang dirinya sendiri dan dengan demikian menyiapkan konseli
untuk mengatasi masalahnya.
7.
Transformasi kepribadian
a.
Batas-batas nasehat
Konseling yang benar dan pemberian nasehat
merupakan dua fungsi yang sangat bebeda. Tentu saja kadang-kadang setiap orang ditempatkan pada
peran sebagai pemberi nasehat.
Nasihat merupakan suatu proses pemberian
petunjuk satu arah dari atas kebawah (top down). Pemberian nasihat bukanlah fungsi konseling
yang tepat dan memadai, karena hal itu akan merusak otonomi atau kemandirian
kepribadian. konselor diharapkan untuk memberikan nasihat pada msalah yang
tidak termasuk masalah kepribadian secara kaku. Disini konselor dapat
memberikan nasihat, namun perlu diperjelas bahwa pada saat itu konselor tidak
sedang melakukan konseling.
b.
Pemberian nasihat atau anjuran
Cara-cara positif dalam transformasi
kepribadian. Yang pertama ialah, perlunya kita pertimbangkan masalah pemberian
anjuran. Anjuran sering kali dikritik dalam penggunaan sebagai teknik untuk
mempengaruhi kepribadian, tetapi hal ini disebabkan oleh adanya kekeliruan
konsepsi. Jikadipahami dengan benar, kita dapat memandang bahwa anjuran
memainkan peran yang tidak terelakan lagi dalam perkembangan individu..
c.
Menciptakan alternatif konstruktif
Pada beberapa kasus, fungsi konselor yang
paling bermanfaat ialah membeberkan semua alternatif konstruktif kepada
konseli.proses selektif ketidaksadaran konseli akan memilih apa yang
dibutuhkannya dari alternatif alternatif tersebut.
Faktor kedua dalam transformasi
kepribadian ialah fungsi kreatif pemahaman. Secara garis besar, fungsi kreatif
pemahaman bermakna bahwa pada saat konseli memahami masalah yang terjadi,
berlangsung pula beberapa transformasi kepribadian pada konseli.
Cara ketiga melakukan transformasi
karakter ialah cara yang diimplikasikan pada bab awal yaitu terjadinya pengaruh
yang dihasilkan dari hubungan empatik. Dua kepribadian yang sampai batas
tertentu bergabung, tidak dapat dihindari lagi akan membawa pengaruh dari
konselor kepada konseli dan sebaliknya. Ini berarti bahwa konselor mempengaruhi
transformasi yang terjdi dalam karakter konseli hanya dengan mengarahkan
suasana hati dan keinginanya sendiri selama hubungan empatik tersebut.
d.
Memanfaatkan penderitaan konseli
Faktor keempat dari transformasi karakter
ialah pemanfaatan penderitaan seseorang. Didalam konseling konselor dapat
menyalurkan penderitaan konseli yang neorosis untuk memperbesar kekuatan yang
diperlukan guna mentransformasikan karakter.
Satu prinsip konseling kemudian terlahir
dari diskusi mengenai hal ini. Prinsip itu ialah konselor seharusnya tidak
membebaskan konseli dari penderitaan tetapi mengarahkan kembali penderitaan
kejalur-jalur yang konstruktif.
Ø Pertimbangan-pertimbangan
akhir
8.
Kepribadian seorang konselor
a.
Bagaimana menjadi konselor yang baik.
Kualitas lahiriah dari seorang konselor
yang baik kiranya sudah jelas dengan sendirinya: menawan hati, memiliki
kemampuan bersikap tenang ketika bersama orang lain, memiliki kapasitas untuk
berempati, ditambah karakteristik-karakteristik lain yang memiliki makna yang
sama.
b.
Analisis konselor tipikal
Konselor tipikal mempertanggungjawabkan
pekerjaanya dengan baik. Mereka sangat berhati-hati tentang detail dalam
masalah sosial dan pekerjaan, bahkan sedemikian berhati-hati sampai kadangkala
menganggu orang lain. Ketakutan akan kegagalan, meskipun hal ini wajar jika
berkaitan dengan masalah-masalah yang penting, disini dirasakan
berlebih-lebihan dan berkaitan dengan hal-hal kecil yang tidak penting. Salah
satu karakteristik utama dari individu yang neurosis ialah kecenderungan untuk
memperhatikan sepenuhnya tujuan-tujuan yang didalam pikirannya menjadi bersifat
absolut dan kaku.
c.
Keberanian untuk tidak sempurna
Hal kedua yang perlu dikembangkan oleh
seorang konselor ialah apa yang disebut oleh adler sebagai keberanian untuk
tidak sempurna.maksud istilah ini sesungguhnya ialah kemampuan untuk gagal.
Ketiga, konselor perlu belajr untuk
menikmati proses kehidupan kemampuan maupun tujuan. Hal ini akan menjadikan
konselor mampu terlepas dari kompulsi “semua atau tidak sama sekali”
Keempat, konselor perlu yakin bahwa ia
tertarik kepada orang lain demi dirinya sendiri.
Semua diskusi ini berarti bahwa seorang
calon konselor harus melakukan pembersihan diri yang tulus, dengan teguh
menjinakan elemen-elemen yang salah, menghilangkan bagian-bagian diri yang
tidak sepatutnya, atau yang disebut oleh metode klasik pertobatan yang
sepenuhnya.
9.
Moral dan konseling
a.
Individualitas kreatif dalam moral
Sebagaimana halnya kehidupan lain,
kehidupan moral dimulai dengan pengekspresian diri seseorang, seperti ekpresi
hasrat, dorongan instingtif, keinginan dan bentuk-bentuk dorongan internal
laiinya. Moralitas berarti ekspresi diri dalam konteks struktur.
b.
Struktur moralitas
Kecenderungan kebanyakan konselor ialah
untuk menekankan masa bebas tanpa tanggung jawab semacam itu dalam diri
konseli.
Fungsi konselor,
kemudian bukan untuk melarang ekspresi perilaku semacam itu, melainkan sejauh
mungkin mengarahkan pengekspresian melalui saluran-saluran yang kreatif.
c.
Dorongan-dorongan konstruktif
Karakteristik paling nyata dari orang
yang telah mempelajari ekspresi diri ialah munculnya kualitas spontanitas. Karakteristik
lain dari orang yang telah mempelajari ekspresi diri yang sehat ialah adanya
integritas. Karakteristik penting yang lain dari orang yang mampu
mengekspresikan diri ialah orisinalitas. Karakteristik spesial selanjutnya dari
individu yang telah mencapai kesesuaian dengan dorongan instingtif jalan bentuk
kebebasan yang baru.
Tujuan konselor ialah memberikan dorongan
kepada individu atau konseli untuk berani menjalani hidup, memberikan bantuan
untuk mengatasi ketakutan-ketakutan yang tidak perlu ada, tidak enggan untuk
bertemu dengan orang lain, kekhawatiran gagal dalam cinta serta kecemasan yang
dapat muncul ketika mendpatkan pekerjaan baru.
10.
Agama dan kesehatan mental
a.
Agama neurosis
Dari pengamatan terhadap bagaimana
individu neurosis beralih kepada agama, frued menyimpulkan bahwa agama
merupakan sebuah cara yang dipergunakan manusia untuk mendapatkan
ketergantungan dan perlindungan yang kekanak-kanakan.
b.
Hasrat akan makna
Pada akhirnya hal ini merupakan masalah
religius, baik orang akan menyimpulkannya dalam konteks itu atau tidak. Jika
seseorang meyakini suatu makna kehidupan, dapat meyakini nilai pokok diri
seseorang dan orang lain, dapat meyakini bahwa alam memiliki makna yang dapat
menjadi jalan untuk mengatasi rasa ketidakamanan seseorang, maka ia dapat
mengalami rasa percaya diri dan keberanian yang dibutuhkan untuk hidup.
c.
Ateisme sebagai keputusan
Kebanyakan orang yang menanamkan dirinya
ateis sebenarnya bukan ateis.Setiap individu membutuhkan keyakinan terhadap
suatu tujuan, meskipun terpilah-pilah untuk dapat mencapai titik manapun dalam
kesehatan kepribadian. Tanpa tujuan, tidak akan ada makna. Dan tanpa makna
orang pada akhirnya tidak dapat hidup.
Agama merupakan keyakinan terhadap proses
kehidupan total. Tentu saja yang dimaksud di sini bukan seorang Harold atau
sekdogmatik lainnya. Melainkan agama sebagai siakap dasar manusia untuk
mengkonfrontasikan keberadaanya.
d.
Konseling dan “yang tak terbatas”
Semakin dalam pemikiran seseorang merabah
daerah psikoterapi, semakin dekat ia dengan permasalahan bagaimana individu
neurosis dapat hidup seefektif mungkin. Umat manusia jelas akan menemukan
dirinya pada situasi yang sulit. “karunia” atau “rahmat” merupakan istilah
teologis yang memiliki keterkaitan dengan istilah dalam psikoterapi, yaitu
“klarifikasi” (pencerahan).
Peristiwa yang terjadi dapat kita
gambarkan sebagai berikut: individu neorosis sampai pada titik penderitaan yang
tak tertahankan lagi sehingga ia rela melepaskan apapun bahkan hidupnya jika
diperlukan.
Tepat jika
peristiwa ini disebut sebagai rahmat karena bagi pikiran logis mustahil orang
akan melepaskan kehidupan demi dirinya sendiri.
Klasifikasi dan rahmat tidak menghapus
rasa bersalah sama sekali, tetapi individu akan mampu menerima dan menguatkan
perasaan bersalah tersebut.
Terimakasih Sudah Meluangkan Waktu Berkunjung Di Blog Ini 😁
EmoticonEmoticon