Contoh Makalah Mengikuti Dan Mentaati Rasul

Tags

Berikut ini kami sajikan contoh makalah yang berjudul tentang Mengikuti Dan Mentaati Rasul. Untuk lebih jelasnya mari kita simak ulasannya berikut ini:

TUGAS KELOMPOK
 “MENGIKUTI DAN MENTAATI RASUL”
Makalah Ini Disusun Sebagai syarat Untuk Menempuh Mata Kuliah Al Islam 2 
Yang Diampu Oleh Drs. H.Junaidi S.,M.Sos.I.

Mengikuti Dan Mentaati Rasul

DISUSUN OLEH: 
KELOMPOK 6 (ENAM)
NAMA              NPM
FEBRI BUDI PRATAMA                 13220004
HENDRI SETIAWAN                      13220005
VITA KUMALA SARI                      13220015
LEONARDUS BAGUS SETIADI   13220035
LIYANA DEKAWATI                      13220041

PENDIDIKAN SEJARAH
SEMESTER 3
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


KATA PENGANTAR

ASSALAMUALAIKUM’WR.WB

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, karena berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan dengan tepat waktu tugas Al Islam 2 tentang “Mengikuti dan Menthoati Rasul”

Terima kasih kepada Drs.H.Junaidi S.,M.Sos.I. selaku pengampu mata kuliah “Al Islam 2” karena atas dukungannya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik sesuai apa yang kita harapkan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Al Islam 2 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Muhammadiyah Metro.

Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon kemakluman bila isi makalah ini ada kekurangan dan ada penulisan yang kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi dan meridhoi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat yang positif bagi kita semua.
Metro ,.................

penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN MAKALAH   
KATA PENGANTAR   
DAFTAR ISI 

BAB 1 PENDAHULUAN   
A. Latar belakang masalah 
C. Tujuan penulisan  

BAB II PEMBAHASAN
A. Mencintai dan Memuliakan Rasullulah SAW
B. Menaati Rasul Berarti Menaati Allah
C. Pentingnya Mentaati Rasulullah SAW 
D. Mengucapkan Sholawat dan Salam Kepada Rasulullah SAW
E. Manfaat Membaca Sholawat dan Salam Kepada Rasulullah SAW

BAB III PENUTUP  
A. Kesimpulan ......................................................................
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA .................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

I.1.     Latar Belakang

Nabi Muhammad SAW telah berjuang selama lebih kurang 23 tahun membawa umat manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang.Beliaulah yang berjasa besar membebaskan umat manusia dari belenggu kemusyrikan, kekufuran, dan kebodohan.Berbagai penderitaan beliau alami dalam perjuangan itu; dihina, dikatakan gila, tukang sihir, penyair, disakiti, dan hendak dibunuh tapi semuanya itu tidak menyurutkan hati beliau untuk tetap berjuang membebaskan umat manusia.

Nabi sangat mencintai umatnya. Beliau hidup dan bergaul serta dapat merasakan denyut nadi mereka.Beliau sangat menyayangi umatnya.Beliau ikut menderita dengan penderitaan umat dan sangat menginginkan kebaikan untuk mereka termasuk dalam penyempurnaan akhlaq. Sehingga umat islam yang hidup ditengah-tengah beliau sangat menjunjung akhlaq kepada Rasulullah SAW. Namun sejalan dengan perkembangan zaman keadaan semakin memburuk dikalangan umat islam. Bentuk kecintaan, kemuliaan, ketaatan, dan kepatuhan sebagai wujud berakhlaq kepada Rasullah SAW dikalangan umatnya saat ini agak menyimpang dari yang seharusnya.

I.2.  Rumusan Masalah
1)   Bagaimana cara mencintai dan memuliakan Rasulullah SAW ?
2)   Bagaimana cara mengikuti dan menaati Rasulullah SAW ?
3).  Mentaati Rasul berarti mengikuti ALLAH Saw.

I.3.  Tujuan 
1)   Untuk mengetahui cara mencintai dan memuliakan Rasulullah SAW.
2)   Untuk mengetahui cara mengikuti dan menaati Rasulullah SAW.


BAB II 
PEMBAHASAN

2.1.     Mencintai dan Memuliakan Rasulullah SAW

Keharusan yang kita tunjukkan dalam akhlaq yang baik kepada Rasulullah SAW menurut Dr. shalih dalam bukunya kitab tauhid 3 yaitu dengan mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada Allah SWT. Sebab beliau adalah orang yang menyeru kepada Allah SWT, yang mengenalkan kepada-Nya, yang menyampaikan syariat Nya dan yang menjelaskan hukum-hukum Nya. Karena itu kebaikan yang diperoleh mu’minin, baik dunia maupun akhirat  adalah dari usaha Rasulullah SAW. dan tidaklah seorang masuk surga kecuali dengan menaati dan mengikuti Rasulullah SAW. Dalam suatu hadits disebutkan:

  “Ada tiga perkara yang jika seseorang memilikinya akan merasakan manisnya iman, yaitu bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari pada selain keduanya, dan tidak mencintai seseorang karena Allah serta benci kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan daripadanya, sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke neraka.” (muttafaq ‘alaih)

Disamping itu, manakala seseorang yang telah mengaku beriman tapi lebih mencintai yang selain Allah SWT dan Rasul-Nya maka Rasulullah tidak mengakuinya sebagai orang yang beriman, beliau bersabda:

“Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian sampai aku lebih ia cintai dari pada anaknya, orang tuanya, dan segenap manusia.(muttafaq’alaih).

Sebagai konsekuensi dari menempatkan cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya sebagai cinta yang pertama dan utama, maka tentu  saja cinta kepada orang tua, anak-anak, suami atau isteri, sanak saudara, harta benda dan lain sebagainya harus ditempatkan di bawah cinta kedua cinta tersebut  (termasuk di bawah cinta kepada jihad pada jalan selain Allah SWT). Dalam hal ini Allah SWT memperingatkan dalam ayat berikut ini:

“Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.

”Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. At-Taubah:24)

Berdagang misalnya, termasuk perwujudan dari cinta kepada harta benda. Tapi bila dalam berdagang seseorang tidak lagi mempedulikan halal dan haram, menghalalkan segala cara untuk mencari keuntungan, atau dengan ungkapan lain tidak lagi mengindahkan aturan Allah SWT dan rasul-Nya, maka cinta terhadap harta benda itu (dalam kasus ini) telah mengalahkan cintanya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Orang-orang seperti inilah yang mendapat peringatan keras dalam ayat di atas.   juga seharusnya mencintai orang-orang yang dicintai oleh beliau dan membenci orang-orang yang dibencinya, lebih khusus lagi mencintai dan memuliakan keluarga dan sahabat-sahabat beliau. Rasulullah SAW melarang umatnya mencela sahabat-sahabat beliau.seperti yang dijelaskan menurut riwayat Bukhari:

“Janganlah kamu mencela sahabat-sahabatku. Andaikata seorang diantara kamu memberikan infaq emas sebesar gunung Uhud, tidak akan sampai menyamai satu mud (infaq) salah seorang diantara mereka, bahkan seengah mud pun tidak. (HR. Bukhari)

Karena cinta kepada Rasulullah SAW, dengan sendirinya kita ikut merasa terhina apabila ada yang menghina Rasulullah SAW, atau menghina orang-orang yang dicintai beliau.

Menurut Muhammad ‘Ali ash-Shabuni, para sahabat, jika diajukan pertanyaan didalam majelis yang dihadiri Nabi, mereka tidak mau mendahului beliau menjawab, apabila dihidangkan makanan mereka tidak akan memulai makan sebelum Nabi memulainya, kalau berjalan bersama Nabi mereka tidak akan berada di depan. Para sahabat, karena sangat hati-hatinya menjaga jangan sampai mendahului Rasulullah SAW, apabila ditanya oleh Rasulullah SAW biasanya mereka menjawab dengan mengatakan “Allah SWT dan Rasul-Nya yang lebih tahu”, sekalipun sebenarnya mereka tahu jawabannya.

Demikianlah sikap para sahabat memuliakan dan menghormati Rasulullah SAW. Bagi kita sekarang, di mana secara fisik Rasulullah SAW tidak lagi hadir bersama kita, tidak mendahului beliau itu dimanifestasikan dengan tidak menetapkan suatu perkara sebelum membahas dan menelitinya terlebih dahulu dalam Al-Qur’an dan sunnah sebagai dua warisan beliau yang harus selalu dipedomani.Bentuk lain dari penghormatan dan memuliakan Rasulullah SAW adalah tidak berbicara keras di hadapan beliau. Allah SWT Berfirman: 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari."(QS.Al-Hujarat 49:2)

Sanksi bagi yang melanggar larangan Allah SWT di atas tidak tanggung-tanggung, yaitu hilang lenyap seluruh pahala amal kebaikan yang telah dilakukan.Tapi sebaliknya bagi yang mematuhi juga dapat janji pahala yang besar:

“Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa.Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.'' (QS.Al-Hujarat:3)
2.2. Menaati Rasul Bererti Menaati Allah SWT

Salah satu amal ibadah yang sangat penting yang diperintahkan Allah kepada orang-orang beriman dalam al-Qur'an adalah menaati Rasul-Nya.Allah berfirman bahawa Dia telah mengirim para rasul-Nya untuk ditaati, dan orang-orang beriman, dalam setiap zaman, telah diuji ketaatan mereka terhadap para rasul tersebut.Para rasul adalah orang-orang yang menyampaikan pesan Allah dan perintah-Nya kepada manusia, dan mengingatkan mereka tentang hari perhitungan dan tentang ayat-ayat-Nya. Para rasul adalah orang-orang yang lurus dan dirahmati, yang dipilih Allah di antara seluruh manusia; dan perbuatan, sikap, dan kesempurnaan akhlak mereka sebagai teladan. Mereka adalah para kekasih Allah yang sangat dekat dengan-Nya.Sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikut ini, orang yang menaati rasul bererti menaati Allah.

“Barang siapa yang menaati rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah.Dan barang siapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (Q.s. an-Nisa': 80).

Rasulullah saw. juga bersabda bahawa orang yang bersaksi terhadap hal ini akan memperoleh berita gembira:

"Tidakkah kamu telah bersaksi bahawa tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa saya adalah utusan-Nya? Jika demikian, maka kabar gembira bagi kamu. Qur'an adalah sebuah tali yang satu ujungnya sampai kepada Allah dan ujung yang lain sampai kepadamu. Berpegang teguhlah kepadanya. Jika kamu melakukan itu, kamu tidak pernah terjerumus dalam kesalahan atau bahaya.

Mendurhakai seorang rasul adalah mendurhakai Allah dan agama-Nya.Ini merupakan salah satu rahasia penting yang diungkapkan Allah dalam al-Qur'an. Allah telah mengungkapkan dengan jelas dalam al-Qur'an tentang ketaatan kepada rasul, dan menjelaskan bahwa orang-orang yang benar-benar taat dan berserah diri juga akan diterima di sisi-Nya. Sebagaimana yang terlihat dalam ayat-ayat ini, dipenuhinya semua syarat agama dan melakukan banyak ibadah belumlah mencukupi. Jika seseorang tidak menerapkan sikap dan akhlak yang menunjukkan ketaatan kepada rasul sesuai dengan yang dijelaskan Allah dalam al-Qur'an dan hanya setengah-setengah dalam menaati-Nya, mungkin Allah akan menjadikan semua perbuatannya sia-sia. 

Sebagian dari ayat-ayat yang membincangkan masalah ini dikaji di bawah ini yang dibagi menjadi beberapa bagian:”Tidak Beriman sehingga Menyerahkan Diri Mereka Sepenuhnya kepada Rasul”.

Allah mengungkapkan sebuah rahasia yang sangat penting dalam Surah an-Nisa': 

“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (Q.s. an-Nisa': 65).

Dalam ayat ini diungkapkan sebuah rahasia penting tentang ketaatan yang sempurna kepada rasul.Hampir semua orang mengetahui apakah ketaatan itu.Namun, ketaatan kepada rasul sangat berbeda dibandingkan dengan bentuk-bentuk ketaatan sebagaimana yang diketahui orang banyak. Sebagaimana dinyatakan Allah dalam ayat di atas, orang-orang yang beriman haruslah menaati rasul dengan sepenuh hati, tanpa ada sedikit pun perasaan ragu di dalam hati. 

Jika seseorang merasa ragu-ragu terhadap apa yang dikatakan oleh rasul dan menganggap fikirannya sendiri lebih benar dari pada fikiran rasul, maka sebagaimana dinyatakan oleh ayat tersebut, pada hakikatnya ia bukanlah orang yang beriman.Orang-orang yang benar-benar beriman dan berserah diri mengetahui bahawa apa yang disabdakan oleh rasul adalah yang terbaik bagi mereka. Sekalipun sabdanya tersebut bertentangan dengan kepentingan pribadi mereka, mereka menerima dan menaati dengan penuh gairah dan semangat. Sikap seperti ini merupakan tanda bahwa ia adalah orang yang benar-benar beriman, dan Allah memberikan kabar gembira berupa keselamatan kepada orang-orang yang menaati rasul dengan ketaatan yang sempurna. Inilah sebagian dari ayat-ayat yang menyatakan kabar gembira dari Allah:
Image

“Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin.(Q.s. an-Nisa': 69). 

“Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (Q.s. an-Nur: 52).

“Katakanlah, 'Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, dan jika kamu berpaling, maka sesungguhnya kewajipan rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajipan kamu sekalian adalah sematamata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajipan rasul itu melainkan menyampaikan dengan terang'.” (Q.s. an-Nur: 54).

Sebagaimana dinyatakan di atas, orang-orang yang menaati rasul akan memperoleh petunjuk. Di sepanjang sejarah, semua orang diuji atas ketaatan mereka terhadap para rasul.Allah selalu memilih Rasul-rasul-Nya dari kalangan manusia. Dalam hal ini, orang-orang yang berfikiran sempit dan tidak memiliki hikmah tidak mampu memahami bagaimana menaati seorang manusia dari kalangan mereka sendiri, atau seseorang yang tidak lebih kaya dari pada diri mereka sendiri.Namun, Allah telah memilih Rasul-rasul-Nya, menolong mereka dari sisi-Nya, dan memberikan kepada mereka ilmu dan kekuatan.Hakikat dari persoalan ini yang tidak mampu difahami oleh orang-orang adalah bahawa Allah memilih siapa saja yang Dia kehendaki. Orang beriman yang ikhlas dengan sepenuh hati menaati dan menghormati orang yang telah dipilih Allah, lalu ia mengikutinya dengan sepenuh hati. Ia mengetahui bahawa jika ia menaati rasul, sesungguhnya ia menaati Allah. Orang-orang yang berserah diri kepada Allah dan melaksanakan agama dengan demikian juga menyerahkan diri kepada rasul. Allah menceritakan keadaan orang-orang yang menyerahkan diri kepada-Nya sebagai berikut:

“Bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhuwatiran terhadap mereka, dan mereka tidak bersedih hati.” (Q.s. al-Baqarah: 112).

Rasulullah selalu menyeru orang-orang beriman kepada jalan yang lurus dan kepada kebaikan.Tentu saja ada saat-saat ketika seruan para rasul ini bertentangan dengan kepentingan orang-orang yang diseru. Namun, orang-orang yang beriman dan menaati rasul tidak menuruti fikirannya sendiri, tetapi berserah kepada firman Allah, Rasul-Nya, dan al-Qur'an. Selain  itu, orang-orang yang imannya lemah, yang tidak dapat mengendalikan nafsu mereka menunjukkan kedurhakaan atau kelemahan terhadap seruan rasul.Sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut, suara mereka, pembicaraan mereka, dan kata-kata yang mereka ucapkan, dapat mengungkapkan penyakit yang ada dalam hati mereka dan lemahnya mereka dalam ketaatan. Perbuatan mereka yang menentang apa yang dikatakan oleh Nabi dan sikap mereka yang meninggikan suaranya tersebut, sesungguhnya menunjukkan kebodohan mereka. Allah memberi tahu bahawa perbuatan orang-orang seperti ini akan menjadi terhapus. Allah menyatakan bahawa semua perbuatan orang seperti ini, sekalipun ia berusaha siang malam untuk menyebarkan agama, hanyalah sia-sia Kerana kedurhakaannya tersebut.

Ini merupakan rahasia penting yang diungkapkan dalam beberapa ayat dalam al-Qur'an. Allah telah memerintahkan manusia agar mengerjakan amal saleh, berjuang dengan sungguh-sungguh dan teguh untuk kepentingan Islam, bertingkah laku sesuai dengan akhlak mulia sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur'an , dermawan, sabar, menjaga perasaan orang lain, jujur, dan dapat dipercaya. Tidak diragukan lagi, semua ini merupakan bentuk ibadah yang penting yang akan mensyafaati orang yang melakukannya di akhirat kelak. Namun, sebagaimana yang tercantum dalam Surah al-Hujurat, satu sikap yang tidak menghormati Rasulullah dapat menyebabkan semua perbuatan orang itu sia-sia.Sekali lagi, hal ini mengingatkan kita betapa pentingnya menaati dan menghormati Rasulullah.

Sebagaimana terlihat dari ayat tersebut, orang-orang yang tidak menaati perintah Thalut menjadi lemah, sedangkan orang-orang yang menaati Thalut diberi kekuatan oleh Allah, dan atas kehendak-Nya, mereka dapat mengalahkan musuh meskipun jumlah mereka lebih sedikit. Ini merupakan rahasia yang diungkapkan Allah dalam al-Qur'an kepada manusia.Kekuatan, kemenangan, dan keunggulan tidak tergantung pada kekayaan materi, kedudukan yang bergengsi, jumlah yang banyak, atau kekuatan jasmani. Barangsiapa yang menjalankan perintah Allah, menaati Dia dan Rasul-Nya, Allah menjadikan mereka lebih kuat dibandingkan semuanya, dan Allah akan memberi pahala kepada mereka dengan kurnia yang sangat banyak seperti hikmah, kekayaan, kebaikan, kenikmatan, dan kekayaan. Bagi orang-orang yang siap untuk mengikuti Rasulullah disediakan kenikmatan yang kekal abadi di akhirat kelak.

2.3. Pentingnya Mentaati Rasulullah SAW 

  Dari Abu Hurairahra.bahwaRasulullah SAW telah bersabda, "Barang siapa yang mentaatiku, maka dia telah mentaati Allah. Dan barang siapa yang mendurhakaiku, maka dia telah mendurhakai Allah.Begitu pula, barang siapa yang mentaati petugasku, maka dia telah mentaatiku, dan barang siapa mendurhakai petugasku, maka dia telah mendurhakaiku. (Riwayat Bukhari)

  Dari Abu Hurairahra. lagi, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: 'Semua ummatku akan memasuki syurga kecuali yang enggan memasuki nya. Siapa yang mentaatiku akan memasuki syurga, dan siapa yang mendurhakai ku, maka dialah orang yang enggan memasuki syurga.'(Riwayat Bukhari).

  Dari Abu Musa Al-Asy'arira.bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: 'Hanyalah perumpamaanku dan perumpamaan apa yang diutus Allah kepada ku adalah perumpamaan seorang lelaki yang datang kepada suatu kaum, lalu dia berkata kepada mereka: Hai kaumku! Saya lihat dengan mataku sendiri, ada suatu bala tentara yang datang, dan saya adalah pemberi peringatan yang telanjang (dapatdimaksud kan: yang paling jujur), maka selamat kanlah dirikamu! Selamat kanlah! Kerana itu ada di antara kaumnya yang mentaatinya, maka dari sejak malam mereka telah keluar melarikan diri dengan secara teratur.

2.4. Mengucapkan Sholawat dan Salam Kepada Rasulullah SAW

Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk mengucapkan sholawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW. 

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bersholawat untuk Nabi. Hai  orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS.Al-Ahzab:56)

        Sekalipun perintah untuk bersholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW dalam ayat di atas diawali oleh Allah SWT beserta malaikat-malaikat-Nya, tapi pengertian sholawat masing–masing tentu berbeda dengan sholawat orang-orang yang beriman. Menurut Al-Ghazali Khalil ‘Aid dalam bukunya Tafsir Surah Al-Ahzab,sholawat dari Allah SWT untuk Nabi artinya rahmah dan keridhoan,dari malaikat artinya permohonan atau ampunan do’a, sedangkan dari orang-orang yang beriman berarti penghormatan dan do’a supaya Allah SWT menambah kemuliaan dan kehormatan bagi beliau. Sedangkan menurut Muhammad Ali Ash-Shabuni dalam buku Rawai’u al-Bayan, Tafsir Ayat al-Ahkam min Al-Qur’an kata sholawat (ash-sholah)-bentuk mashdar dari “yusholluun”-dapat berarti do’a, istigfar, dan rahmah. Kalau Allah SWT bershalawat kepada Nabi, itu berarti Allah SWT memberi ampunan dan rahmat kepada Nabi, inilah salah satu makna sesuai dengan ayat di atas.

          Shalawat adalah bentuk jamak dari kata “salat” yang berarti do’a atau seruan kepada Allah SWT. Membaca shalawat untuk Nabi, memiliki maksud mendoakan atau memohonkan berkah kepada Allah SWT untuk  Nabi dengan ucapan, pernyataan serta pengharapan, semoga beliau (Nabi) sejahtera (beruntung, tak kurang suatu apapun, keadaannya tetap baik dan sehat).

          Salam berarti “damai, sejahtera, aman sentosa, dan selamat”. Jadi saat seorang muslim membaca shalawat untuk Nabi, dimaksudkan mendoakan beliau semoga tetap damai, sejahtera, aman sentosa dan selalu mendapatkan keselamatan.

          Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi bukanlah karena Nabi membutuhkannya. Sebab tanpa do’a dari siapapun beliau sudah pasti akan selamat dan mendapatkan tempat yang paling mulia dan paling terhormat di sisi Allah SWT. Sesudah jaminan dari Allah SWT seperti itu tentu beliau tidak memerlukan do’a dari para pengikutnya.

          Adapun bila kita bershalawat kepada Nabi hal itu justeru akan membawa keberuntungan bagi kita sendiri, hal ini disabdakan oleh Rasulullah SAW:
“Barangsiapa bershalawat untukku satu kali, maka dengan shalawatnya itu Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali". (HR. Ahmad)

          Manakala seseorang telah menunjukkan akhlaknya kepada Nabi dengan banyak mengucapkan sholawat, maka orang tersebut akan dinyatakan oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang paling utama kepadanya pada hari kiamat, beliau bersabda:

“Sesungguhnya orang yang paling utama kepadaku nanti pada hari kiamat adalah siapa yang paling banyak bershalawat kepadaku.” (HR. Tirmidzi).

          Sebaliknya, orang yang tidak mau bershalawat kepada Rasulullah SAW tatkala mendengar nama beliau dianggap sebagai orang yang kikir (bakhil), hal ini dinyatakan oleh Rasulullh SAW:
“Yang benar-benar bakhil adalah orang yang ketika disebut namaku dihadapannya, ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku.”(HR. Tirmidzi dan Ahmad).

2.5.Manfaat Membaca Sholawat dan Salam Kepada Rasulullah SAW

Sesungguhnya sholawat yang dibaca oleh seorang muslim akan mengandung beberapa manfaat, dimana hal itu akan bermanfaat bagi kehidupan dunia maupun akhirat, diantaranya adalah:
  • Mengikuti perintah Allah SWT
  • Agar diangkat derajatnya
  • Dihapus sepuluh keburukan
  • Mengharap terkabulnya do’a apabila didahului dengan sholawat
  • Akan ditulis sepuluh kebaikan
  • Memperoleh syafaat dari Nabi
  • Menyebabkan ingat dan dekat kepada Nabi Muhammad SAW
  • Bisa menghapus kesan kikir
  • Menempati tempat kedudukan sedekah
  • Sebagai sebab menjadikan pujian yang baik dari langit dan bumi

BAB III
PENUTUP

3.1.    Kesimpulan
1) Cara membuktikan bentuk kecintaan kita kepada Rasulullah SAW diantaranya yaitu: 
  • Meletakkan kecintaan kita kepada beliau setelah cinta kepada Allah SWT;
  • Menempatkan cinta kepada orang tua, anak-anak, suami atau isteri, sanak saudara, harta benda dan lain sebagainya di bawah cinta kedua cinta tersebut  (termasuk di bawah cinta kepada jihad pada jalan selain Allah SWT); 
  • Mencintai orang-orang yang dicintai oleh beliau dan membenci orang-orang yang dibencinya, lebih khusus lagi mencintai dan memuliakan keluarga dan sahabat-sahabat beliau. Dan tidak mencela sahabat-sahabat beliau.Sedangkan bentuk penghormatan dan pemuliaan terhadap beliau bagi kita sekarang, di mana secara fisik Rasulullah SAW tidak lagi hadir bersama kita. 

2)  Cara Mengikuti dan menaati Rasulullah SAW yaitu melakukan segala aspek kehidupan sesuai dengan aturan kehidupan yang dibawa oleh Rasulullah SAW, yang terlembagakan dalam Al-Qur’an dan Sunnah.Yang apabila selalu dipegang teguh kita tidak akan tersesat selamanya.

3) Manfaat mengucap sholawat dan salam kepada Rasulullah SAW, diantaranya:
1. Mengikuti perintah Allah SWT
2. Agar diangkat derajatnya
3. Dihapus sepuluh keburukan
4. Mengharap terkabulnya do’a apabila didahului dengan sholawat
5. Akan ditulis sepuluh kebaikan
6. Memperoleh syafaat dari Nabi
7. Menyebabkan ingat dan dekat kepada Nabi Muhammad SAW
8. Bisa menghapus kesan kikir
9. Menempati tempat kedudukan sedekah
10. Sebagai sebab menjadikan pujian yang baik dari langit dan bumi

3.2.  Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami sajikan ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari teknik penyajian maupun bahasanya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan makalah ini dan untuk menjadi pembelajaran bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya.
Ali Ash-Shabuni,Muhammad.1977.Rawai’u al-Bayan, Tafsir Ayat al-Ahkam min Al-Qur’an jilid II.Damaskus: Maktabah al-ghazali.
Al Idrusy,Imron.2001.Keutamaan Sholawat. Surabaya:Putra Pelajar.
‘Aid,Al-Ghazali Khalil.1982.Tafsir Surah Al-Ahzab.Riyadh: Muassasah al-Madad Allah SWT.
Shahih,Dr.2009.Kitab Tauhid 3. Jakarta: Darul Haq.
Tatapangarsa,Humaidi.1991.Akhlaq Yang Mulia .Surabaya: Bina Ilmu.
Yunahar Ilyas,K.H. 2002. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta:LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


Demikianlah Contoh Makalah yang berjudul  Mengikuti Dan Mentaati Rasul. Semoga dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan kepada semua pembaca.

Artikel Terkait

Terimakasih Sudah Meluangkan Waktu Berkunjung Di Blog Ini 😁


EmoticonEmoticon