Penelitian Tindakan Kelas. Sesuai dengan Keputusan Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, dan dengan diberlakukannya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menunjukkan jika guru merupakan jabatan profesional. Sebagai seorang profesional, guru harus dapat membuat prefessional judgement yang didasarkan pada data sekaligus teori yang tepat.
Selain itu guru juga harus bisa melakukan peningkatan mutu pembelajaran secara terus menerus agar prestasi belajar peserta didik lebih optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut guru dituntut untuk mempunyai kemampuan untuk melakukan sebuah penelitian sederhana dalam rangka meningkatkan kualitas profesional guru, khususnya kualitas pembelajaran (Arikunto, 2005:1-2). Penelitian yang sederhana tersebut sering disebut dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai peran yang penting dan strategis dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hopkins (dalam Wiriaatmadya, 2007: 11), bahwa PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlihat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Berdasarkan pernyataan Hopkins tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa guru adalah pihak yang sangat berkepentingan dengan pelaksanaan PTK.
Lebih lanjut menurut. Kemmis Dan Taggart (1988), bahwa PTK sebagai bentuk refleksi diri kolektif yang didahulukan oleh para partisipan dalam situasi sosial dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas, rasionalitas, keadilan pada persoalan sosial, atau praktik pendidikan. Partisipannya adalah guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, dan anggota masyarakat.
Dengan demikian PTK sangat penting dan mempunyai peran yang sangat strategis dalam kaitannya dengan pengembangan kurikulum, profesi, program sekolah, perencanaan, dan kebijakan sekolah.
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk dapat memperbaiki mutu pelaksanaan pembelajaran di kelasnya (Suparno, 2008). Dengan demikian PTK berfokus pada proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas dan dilakukan pada situasi yang sebenarnya (alami).
Hal ini berarti bahwa Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dirancang untuk dilakukan oleh siswa dengan tujuan tertentu. Oleh karena tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses pembelajaran, maka kegiatan yang dilakukan haruslah berupa tindakan yang diyakini lebih baik dari kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan.
Dengan kata lain, tindakan yang diberikan kepada siswa harus terlihat lebih efektif, efisien, kreatif dan inovatif. Atau dengan kata lain adalah adanya hal yang berbeda dari yang biasa dilakukan guru dalam praktik pembelajaran sebelumnya, karena yang sudah dilakukan dipandang belum memberikan hasil yang memuaskan.
Lebih lanjut menurut Kemmis dan Taggart (1988), untuk mengetahui keberhasilan tindakan tersebut maka harus dilakukan secara berulang-ulang (siklus), agar diperoleh keyakinan akan keampuhan dari tindakan. Jika dibandingkan antara PTK dengan penelitian eksperimen adalah bahwa penelitian eksperimen hanya melihat bagaimana efektivitas dari perlakukan saja, sedangkan PTK melihat keterlaksanaan dan kelancaran proses tindakan (Suhardjono, 2005).
Oleh karena itu yang dipentingkan dalam PTK adalah proses, sedangkan hasil tindakan merupakan konsekuensi logis dari ampuhnya tindakan. Pengulangan langkah dari setiap awal sampai akhir seperti itu disebut siklus.
Pengulangan langkah dalam PTK sebaiknya dilaksanakan paling tidak dua siklus. Untuk memberikan gambaran mengenai PTK, berikut disajikan contoh judul dan rumusan masalah penelitian tindakan kelas di bidang pembelajaran praktik kerja mesin di SMK, sebagai berikut:
“Meningkatkan minat dan ketrampilan dasar siswa dalam melakukan proses pembubutan lurus, bertingkat dan tirus melalui Media Audio Visual”.
Rumusan masalahnya:
- Apakah melalui media audio visual minat siswa dalam melakukan pembubutan lurus, bertingkat dan tirus dapat meningkat?
- Apakah memalui media uadio visual ketrampilan siswa dalam melakukan pembubutan lurus, bertingkat dan tirus dapat meningkat?
Permasalahan PTK sangat luas, hal ini karena makna “kelas” dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar bersama dalam waktu yang bersamaan, serta guru yang sedang memfasilitasi kegiatan belajar. Dengan demikian permasalahan yang dapat digarap melalui PTK di antaranya adalah sebagai berikut.
- Masalah belajar siswa di sekolah, seperti misalnya permasalahan pembelajaran di kelas, kesalahan-kesalahan dalam pembelajaran, miskonsepsi, misstrategi, dan lain sebagainya.
- Pengembangan profesionalisme guru dalam rangka peningkatan mutu perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program dan hasil pembelajaran.
- Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifikasi perilaku, teknik memotivasi, dan teknik pengembangan potensi diri.
- Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi penggunaan metode pembelajaran (misalnya penggantian metode mengajar tradisional dengan metode mengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya penggunaan stretegi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan tertentu).
- Penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai, misalnya pengembangan pola berpikir ilmiah dalam diri siswa.
- Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar kelas.
- Sistem assesment atau evaluasi proses dan hasil pembelajaran, seperti misalnya masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen penilaian berbasis kompetensi, atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu
- Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK, urutan penyajian meteri pokok, interaksi antara guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, atau interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya.
Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Secara lebih rinci tujuan PTK antara lain:
- Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
- Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
- Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
- Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.
Dengan demikian output atau hasil yang diharapkan melalui PTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Dengan memperhatikan tujuan dan hasil yang dapai dapat dicapai melalui PTK, terdapat sejumlah manfaat PTK antara lain sebagai berikut.
- Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan kulitas pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan antara lain disajikan dalam forum ilmiah.
- Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung profesionalisme dan karir pendidik.
- Mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar pendidik dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
- Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas..
- Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat.
- Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.
D. Ciri-Ciri Penelitian Tindakan Kelas PTK merupakan bentuk penelitian tindakan yang diterapkan dalam aktivitas pembelajaran di kelas.
Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan nyata yang dilakukan sebagai bagian dari kegiatan penelitian dalam rangka memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Terdapat sejumlah Ciri-Ciri yang merupakan keunikan dari PTK dibandingkan dengan penelitian lainnya, antara lain sebagai berikut.
- PTK merupakan kegiatan yang berupaya memecahkan masalah pembelajaran, dengan dukungan ilmiah.
- PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru melalui aktivitas berpikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatan.
- Persoalahan yang dipermasalahkan dalam PTK berasal dari adanya permasalahan nyata dan aktual (yang terjadi saat ini) dalam pembelajaran di kelas.
- PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
- Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru dan kepala sekolah) dengan peneliti dalam hal pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tentang tindakan (action) .
Kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru) dan peneliti (dosen atau widyaiswara) merupakan salah satu ciri khas PTK. Melalui kolaborasi ini mereka bersama menggali dengan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru dan atau siswa. Sebagai penelitian yang bersifat kolaboratif, harus secara jelas diketahui peranan dan tugas guru dengan peneliti.
Dalam PTK kolaboratif, kedudukan peneliti setara dengan guru, dalam arti masing-masing mempunyai peran serta tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi. Peran kolaborasi turut menentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, merencanakan tindakan, melaksanakan penelitian (tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan hasil.
Sering terjadi PTK dilaksanakan sendiri oleh guru. Guru melakukan PTK tanpa kerjasama dengan peneliti. Dalam hal ini guru berperan sebagai peneliti sekaigus sebagai praktisi pembelajaran. Guru profesional seharusnya mampu mengajar sekaligus meneliti.
Dalam keadaan seperti ini, maka guru melakukan pengamatan terhadap diri sendiri ketika sedang melakukan tindakan (Suharsimi, 2002). Untuk itu guru harus mampu melakukan pengamatan diri secara obyektif agar kelemahan yang terjadi dapat terlihat dengan wajar.
- Melalui PTK, guru sebagai peneliti dapat:
- Mengkaji/ meneliti sendiri praktik pembelajarannya;
- Melakukan PTK dengan tanpa mengganggu tugasnya;
- Mengkaji permasalahan yang dialami dan yang sangat dipahami;
- Melakukan kegiatan guna mengembangkan profesionalismenya.
Dalam praktiknya, tentu saja guru boleh saja melakukan PTK tanpa kolaborasi dengan peneliti. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa PTK yang dilakukan oleh guru tanpa kolaborasi dengan peneliti mempunyai kelemahan antara lain:
- Penguasaan teori dan teknik-teknik dasar penelitian, dan
- Guru pada umumnya tidak memiliki waktu untuk melakukan penelitian sehubungan dengan padatnya kegiatan pengajaran yang dilakukan.
Akibat dari kurangnya pengetahuan mengenai dasar-dasar teknik penelitian, hasil PTK menjadi kurang memenuhi kriteria validitas metodologi ilmiah. Sedangkan terkait dalam konteks kegiatan pengawasan sekolah, seorang pengawas sekolah dapat berperan sebagai kolaborator bagi guru dalam melaksanakan PTK.
E. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru (peneliti) dalam pelaksanaan PTK, yaitu sebagai berikut.
- Tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh sampai mengorbankan kegiatan pembelajaran. Siklus tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan. Penetapan jumlah siklus tindakan dalam PTK mengacu kepada penguasaan yang ditargetkan pada tahap perencanaan, tidak mengacu kepada kejenuhan data/informasi sebagaimana lazimnya dalam pengumpulan data penelitian kualitatif.
- Masalah penelitian yang dikaji merupakan masalah yang cukup merisaukannya dan berpijak dari tanggung jawab profesional guru di kelas.
- Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang lama, sehingga berpeluang menggangu proses pembelajaran.
- Metodologi yang digunakan harus terencana secara cermat dan taat azas PTK.
- Permasalahan atau topik yang dipilih harus benar–benar nyata, mendesak, menarik, mampu ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
- Peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata krama penelitian serta rambu–rambu pelaksanaan yang berlaku umum.
- Kegiatan PTK pada dasarnya merupakan kegiatan yang menggunakan siklus berkelanjutan, karena tuntutan terhadap peningkatan dan pengembangan proses pembelajaran akan menjadi tantangan sepanjang waktu.
F. Penutup
Pada dasarnya, PTK adalah merupakan suatu kegiatan penelitian yang bertujuan untuk membenahi dan mengatasi berbagai masalah dalam proses pembelajaran.
Mengatasi masalah pembelajaran memang dapat ditinjau dari berbagai segi, seperti dari aspek siswa, strategi pembelajaran, model pembelajaran, kompetensi guru, dan sebagainya.
Guru memiliki peran yang amat sentral dan strategis dalam mencetak peserta didik yang berkualitas melalui proses belajar di sekolah. Dengan selalu membenahi proses pembelajaran secara berkesinambungan melalui PTK, diharapkan kualitas pembelajaran dapat terus ditingkatkan.
Guru memiliki peran yang amat sentral dan strategis dalam mencetak peserta didik yang berkualitas melalui proses belajar di sekolah. Dengan selalu membenahi proses pembelajaran secara berkesinambungan melalui PTK, diharapkan kualitas pembelajaran dapat terus ditingkatkan.
Referensi:
Keputusan Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Kemmis, S. and McTaggart, R.1988. The Action Researh Reader. Victoria, Deakin University Press.
Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, Makalah pada “Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di Makasar”, Jakarta, 2005
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Peneilitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara.
Suparno, Paul. 2008. Riset Tindakan untuk Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Terimakasih Sudah Meluangkan Waktu Berkunjung Di Blog Ini 😁
EmoticonEmoticon