Contoh Makalah Sejarah Filsafat: Masa Filsafat Modern

Tags

Pada Kesempatan kali ini kita akan mengulas sedikit arsip dari makalah kuliah pada semester 2 prodi sejarah tahun 2014 lalu. Makalah ini diperuntukkan untuk mengisi tugas kelompok dengan judul Masa Filsafat Modern pada mata kuliah Sejarah Filsafat. seperti apa makalahnya mari kita simak bersama berikut ini:


TUGAS KELOMPOK

SEJARAH FISAFATMASA FILSAFAT MODERN

Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti mata kuliah filsafat sejarah yang diampu oleh Dra. SUMIYATUN, M. Pd

SEJARAH FISAFAT MASA FILSAFAT MODERN


Disusun oleh :
NO NAMA NPM
1 DENI EKO SETIAWAN 13220020
2 HENDRI SETIAWAN 13220005
3 YOHANA KRISTANTI 13220016


KELOMPOK : VII ( TUJUH )
PRODY: PENDIDIKAN SEJARAH
SEMESTER : II (dua)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN AKADEMIK  2013/2014
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum WR.WB.

Puji syukur senantiasa kami haturkan kepada Allah SWT. Karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Terimakasih kepada anggota kelompok yang telah berusaha dan bekerja keras dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini selain diperuntukkan dalam pemenuhan tugas Sejarah filsafat, juga berguna dalam memberikan pemahaman dan menambah pengetahuan kepada pembaca tentang “masa filsafat modern”.

Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga saja makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Terimakasih.

Wassalamu’alaikum WR.WB.

Metro, .................


Penyusun


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISI iii

BAB II PENDAHULUAN 1
1.1  Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3
2.1. awal perkembangan filsafat modern 3
2.2. definisi/ karakteristik pemikiran pada masa filsafat modern 7
2.3. para tokoh filsof modern dan pemikirannya 11

BABIII PENUTUP 18
Kesimpulan 18

DAFTAR PUSTAKA


BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang


Ditinjau dari sudut sejarah, filsafat Barat memiliki empat periodisasi. Periodisasi ini didasarkan atas corak pemikiran yang dominan pada waktu itu. Pertama, adalah zaman Yunani Kuno, ciri yang menonjol dari filsafat Yunani kuno adalah ditujukannya perhatian terutama pada pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan asal mula (arche) yang merupakan unsur awal terjadinya gejala-gejala.

Para filosof pada masa ini mempertanyakan asal usul alam semesta dan jagad raya, sehingga ciri pemikiran filsafat pada zaman ini disebut kosmosentris. Kedua, adalah zaman Abad Pertengahan, ciri pemikiran filsafat pada zaman ini di sebut teosentris. Para filosof pada masa ini memakai pemikiran filsafat untuk memperkuat dogma-dogma agama Kristiani, akibatnya perkembangan alam pemikiran Eropa pada abad pertengahan sangat terkendala oleh keharusan untuk disesuaikan dengan ajaran agama, sehingga pemikiran filsafat terlalu seragam bahkan dipandang seakan-akan tidak penting bagi sejarah pemikiran filsafat sebenarnya. Ketiga, adalah zaman Abad Modern, para filosof zaman ini menjadikan manusia sebagai pusat analisis filsafat, maka corak filsafat zaman ini lazim disebut antroposentris. Filsafat Barat modern dengan demikian memiliki corak yang berbeda dengan filsafat Abad Pertengahan.

Letak perbedaan itu terutama pada otoritas kekuasaan politik dan ilmu pengetahuan. Jika pada Abad Pertengahan otoritas kekuasaan mutlak dipegang oleh Gereja dengan dogma-dogmanya, maka pada zaman Modern otoritas kekuasaan itu terletak pada kemampuan akal manusia itu sendiri. Manusia pada zaman modern tidak mau diikat oleh kekuasaan manapun, kecuali oleh kekuasaan yang ada pada dirinya sendiri yaitu akal. Kekuasaan yang mengikat itu adalah agama dengan gerejanya serta Raja dengan kekuasaan politiknya yang bersifat absolut. Keempat, adalah Abad Kontemporer dengan ciri pokok pemikiran logosentris, artinya teks menjadi tema sentral diskursus filsafat.

1.1. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana awal perkembangan masa filsafat modern ?
2.      Bagaimana definisi/ karakteristik filsafat modern dan pemikirannya ?
3.      Bagaimana para tokoh filosof  modern dan pemikirannya ?

1.2. Tujuan Penulisan

Dalam makalah ini ada dua tujuan, yaitu :
  1. Tujuan khususnya adalah Sebagai salah satu syarat mengikuti mata kuliah sejarah filsafat yang diampu oleh Dra. Sumiyatun, M.Pd
  2. Tujuan umumnya adalah untuk memberikan penjelasan terhadap pembaca mengenai masa filsafat modern.

BAB II

PEMBAHASAN

AAWAL PERKEMBANGAN FILSAFAT MODERN

Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal nkelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban kuno (masa Yunani) pada tahun 2000 sebelum masehi Babylon yang hidup di lembah sungai Nil (Mesir) dan sungai Efrat, telah mengenal alat pengukur berat, table bilangan berpangkat, table perkalian dengan menggunakan sepuluh jari. Piramida yang merupakan salah satu keajaiban dunia itu, yang ternyata pembuatannya menggunakan geometri dan matematika, menunjukkan cara berpikirnya yang sudah tinggi. Selain itu merekapun sudah dapat mengadakan pengamatan benda-benda langit,baik bintang,bulan,matahari,sehingga dapat meramalkan gerhana bulan maupun gerhana matahari. Ternyata ilmu yang mereka pakai dewasa ini disebut astronomi. Di India dan Cina pada waktu itu telah ditemukan cara pembuatan kertas dan kompas (sebagai petunjuk arah).

Batas jelas mengenai kapan dimulainya penghabisan abad pertengahan sulit ditentukan. Yang dapat ditentukan ialah bahwa abad pertengahan itu telah selesai tatkala datangnya zaman Renaisssance yang meliputi kurun waktu abad ke-15 dan ke-16 (bertens: 44). Abad pertengahan adalah abad ketika alam pikiran dikungkung oleh gereja.

Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran amat sangat terbatas, perkembangan sains sulit terjadi, juga perkembangan filsafat, bahkan dikatakan manusia tidak mampu menemukan dirinya sendiri.Oleh karena itu, orang mulai mencari alternative.Di dalam perenungan mencari alternative itu orang teringat pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas, pemikiran tidak dikungkung, sains maju, yaitu zaman dan peradaban Yunani kuno.Usaha ini sebenarnya telah dimulai didalam karya orang-orang Italia di dalam kesusastraan, misalnya pada Petrarce (1304-1374) dan Boccaccio (1313-1375).

1. Renaissance
Istilah Renaissance berasal dari bahasa Perancis. Dalam bahasa Latin berarti “re + nasci” berarti  lahir kembali (rebirth). Istilah ini biasanya digunakan oleh sejarawan untuk menunjuk berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di Eropa.Dan lebih khusus lagi di Italia, sepanjang abad ke-15 dan ke-16. Istilah ini mula-mula digunakan oleh seseorang sejarawan terkenal, Michelet dan dikembangkan oleh J. Burckhardt (1860) untuk konsep sejarah yang menunjuk kepada periode yang bersifat individualism, kebangkitan kebudayaan antik, penemuan dunia dan manusia, sebagai periode yang dilawankan dengan periode abad pertengahan (runes:270). Karya filsafat pada abad ini sering disebut filsafat Renaissance (runes:271).(ahmad tafsir, 2010:124).

Oleh sejarawan, istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di Eropa.Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran amat dibatasi, sehingga perkembangan sains sulit terjadi, demikian pula filsafat tidak berkembang, bahkan dapat dikatakan bahwa manusia tidak mampu menemukan dirinya sendiri.Oleh karena itu, orang mulai mencari alternatif.Dalam perenungan mencari alternatif itulah orang teringat pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas dan maju, pemikiran tidak dikungkung, sehingga sains berkembang, yaitu zaman Yunani kuno.Pada zaman Yunani kuno tersebut orang melihat kemajuan kemanusiaan telah terjadi.Kondisi seperti itulah yang hendak dihidupkan kembali. Orang yang pertama menggunakan istilah tersebut adalah Jules Michelet, sejarawan Perancis  terkenal. Menurutnya, Renaissance ialah periode penemuan manusia dan dunia dan bukan senagai kebangkitan kembali yang merupakan permulaan kebangkitan modern.Bila dikaitkan dengan keadaan, Renaissence adalah masa antara zaman pertengahan dan zaman modern yang dapat dipandang sebagai masa peralihan, yang ditandai oleh sejumlah kekacauan dalam bidang pemikiran. Di satu pihak terdapat Astrologi, kepercayaan yang bersangkutan dengfan dunia hitam, perang-perang agama, dan sebagainya, dan di lain pihak muncul lah ilmu pengetahuan alam modern serta mulai berpengarunya suatu perasaan hidup baru. Pada saat itu muncul lah usaha-usaha penelitian yang lebih giat yang pada akhirnya memunculkan sains baru.

Awal mula dari suatu masa baru ditandai oleh satu usaha besar dari Descartes (1596-1650) untuk memberikan kepada filsafat suatu bangunan yang baru dalam bidang filsafat, zaman Renaissance kurang menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni dan sains. Namun, diantara perkembangan itu, terjadi pula perkembangan dalam bidang filsafat.Descartes sering disebut sebagai tokoh pertama filsafat modern.

Sejak itu dan juga telah dimunculkan sebelumnya, yaitu sejak permulaan Renaissance, sebenarnya individualisme dan humanisme telah dicanangkan.Descartes memperkuat idea-idea ini.Humanisme dan Indevidualisme merupakan ciri Renaissance yang penting.Humanisme adalah pandangan bahwa manusia mampu mengatur dunia dan dirinya.Ini suatu pandangan yang tidak menyenangkan orang0orang yang beragama.Oleh karena itu, zaman ini sering juga disebut sebagai zaman Humanisme, maksudnya manusia diangkat dari abad pertangahan.

Ciri utama Renaissance ialah Humanisme, Individualisme, lepas dari agama (tidak mau diatur oleh agama), Empirisme, dan Rasionalisme.Filsafat berkembang bukan pada zaman Renaissance, melaunkan kelak pada zaman sesudahnya (zaman modern).Sains berkembang karena semangat dan hasil Empirisme itu.Agama Kristen semakin ditinggalkan, karena semangat Humanisme itu.Ini kelihatan dengan jelas kelak pada zaman modern.Pada zaman modern filsafat di dahului oleh zaman Renaissance.Ciri-ciri filsafat Renaissance ada pada filsafat modern.Tokoh pertama filsafat modern adalah Descartes.Yaitu menghidupkan kembali Rasionalisme Yunani, Individualisme, lepas dari pengaruh agama.Sekalipun demikian, para ahli lebih senang menyebut Descartes sebagai tokoh Rasionalisme. (atang dan beni ahmad, 2008:339-340).

Pada zaman Renaissance ada banyak penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Di antara tokoh-tokohnya adalah :

1. Nicolaus Copernicus (1473-1543)
Ia dilahirkan di Torun, Polandia dan belajar di Universitas Cracow. Walaupun ia tidak mengambil  studi astronomi, namun ia mempunyai koleksi buku-buku astronomi dan matematika. Ia sering disebut sebagai Founder of Astronomy.

Ia mengembangkan teori bahwa matahari adalah pusat jagad raya dan Bumi mempunyai dua macam gerak, yaitu : perputaran sehari-hari pada porosnya dan perputaran tahunan mengitari matahari. Teori itu disebut Heliocentric menggeser teori Ptolemaic.Ini adalah perkembangan besar, tetapi yang lebih penting adalah metode yang dipakai Copernicus, yaitu metode mencakup penelitian terhadap benda-benda langit dan kalkulasi matematik dari pergerakan benda-benda tersebut.

2. Galileo Galilei (1564-1642)
Galileo Galilei adalah salah seorang penemu terbesar dibidang ilmu pengetahuan.Ia Menemukan bahwa sebuah peluru yang ditembakkan membuat suatu gerak parabola, bukan gerak horizontal yang kemudian berubah menjadi gerak vertical.Ia menerima pandangan bahwa matahari adalah pusat jagad raya. Dengan teleskopnya, ia mengamati jagad raya dan menemukan bahwa bintang Bimasakti terdiri dari bintang-bintang yang banyak sekali jumlahnya dan masing-masing berdiri sendiri. Selain itu, ia juga berhasil mengamati bentuk Venus dan menemukan beberapa satelit Jupiter.

3. Francis Bacon (1561-1626)
Francis Bacon adalah seorang filosof dan plitikus Inggris.Ia belajar di CambridgeUniversity dan kemudian menduduki jabatan penting dipemerintahan serta pernah terpilih menjadi anggota parlemen. Ia adalah pendukung penggunaan Scientific Methods, ia berpendapat bahwa pengakuan tentang pengetahuan pada zaman dahulu kebanyakan salah, tetapi ia percaya bahwa orang dapat mengungkapkan kebenaran dengan Inductive Methods, tetapi lebih dahulu harus membersihkan pikiran dari prasangka yang ia namakan idols (arca). Bacon telah memberi kita pernyataan yang klasik tentang kesalahan-kesalahan berpikir dalam Idols of the Mind. (ahmad tafsir, 1990:162).

4. Humanisme
Pada masa Renaissance muncul aliran yang menetapkan kebenaran berpusat padamanusia, Yang kemudian disebut dengan Humanisme.Aliran ini lahir disebabkan oleh kekuasaan gereja yang telah menafikan berbagai penemuan manusia, bahkan dengan doktrin dan kekuasaan, gereja telah meredam para filosof dan ilmuwan yang dipandang dengan penemuan ilmiahnya telah mengingkari kitab suci yang selama ini diacu oleh kaum Kristiani.
Humanisme menurut Ali Syaryati (1992:39), berkaitan dengan eksistensi manusia, bagian dari aliran filsafat yang menyatakan bahwa tujuan pokok dari segala sesuatu adalah kesempurnaan manusia.Aliran ini memandang bahwa manusia adalah makhluk mulia yang semua kebutuhan pokok diperuntukkan untuk memperbaiki spesiesnya.

Ada empat aliran yang mengklaim sebagai bagian dari Humanisme, yaitu :
1. Liberalisme Barat
2. Marxisme
3. Esiktensialisme
4. Agama


B. DEFINISI/KARAKTERISTIK PEMIKIRAN PADA MASA MODERN.

Pada masa modern ini pemikiran filosofis seperti dilahirkan kembali dimana sebelumnya dominasi gereja sangat dominan yang berakibat pada upaya mensinkronkan antara ajaran gereja dengan pemikiran filsafat.Kebangkitan kembali rasio mewarnai zaman modern dengan salah seorang pelopornya adalah Descartes, dia berjasa dalam merehabilitasi, mengotonomisasi kembali rasio yang sebelumnya hanya menjadi budak keimanan.

Diantara pemikir-pemikir zaman modern ada Descartes (1596-1650) yang berteorikan Rasionalisme, ajarannya punya pengaruh yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan.Dalam perkembangannya argumen Descartes (rasionalisme) mendapat tantangan keras dari para filosof penganut Empirisme seperti David Hume (1711-1776), John Locke (1632-1704).Mereka berpendapat bahwa pengetahuan hanya didapatkan dari pengalaman lewat pengamatan empiris. Pertentangan tersebut terus berlanjut sampai muncul Immanuel Kant (1724-1804) yang berhasil membuat sintesis antara rasionalisme dengan empirisme, Kant juga dianggap sebagai tokoh sentral dalam zaman modern dengan pernyataannya yang terkenal sapere aude yang artinya berani berfikir sendiri, pernyataan ini jelas makin mendorong upaya-upaya berfikir manusia tanpa perlu takut terhadap kekangan.

Dalam era filsafat modern ini yang berlanjut pada abad ke-20, muncullah berbagai aliran pemikiran, yaitu:

1. Rasionalisme.
Latar belakang munculnya konsep pemikiran Rasionalisme ialah keinginan untuk membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (skolastik), yang pernah diterima, tetapi ternyata tidak mampu menangani hasil-hasil yang dihadapi. Descartes menginginkan cara baru dalam berpikir, maka diperlukan titik tolak pemikiran pasti yang ditemukan dalam keragu-raguan. segala sesuatu bisa disangsikan tapi subjek yang berfikir menguatkan kepada kepastian.Pelopor dari alirannya adalah Rene Descartes (1596-1650).

2. Empirisme.
Karena adanya kemajuan ilmu pengetahuan dapat dirasakan manfaatnya, pandangan orang terhadap filsafat mulai merosot.Hal ini terjadi karena filsafat dianggap tidak berguna lagi bagi kehidupan. Pada sisi lain, ilmu pengetahuan sangat besar sekali manfaatnya bagi kehidupan. Kemudian ada anggapan bahwa pengetahuanlah yang bermanfat, pasti dan benar hanya diperoleh lewat indera (empiri), dan empirilah satu-satunya sumber pengetahuan. Pemikiran tersebut lahir dengan nama Empirisme.Sebagai tokohnya ialah Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1932-1704), David Hume (1711-1776).

3. Kritisisme.
Aliran ini muncul pada abad ke-18, suatu zaman dimana seorang ahli pikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme. Zaman baru ini disebut zaman Pencerahan (aufklarung). Zaman pencerahan ini muncul dimana manusia lahir dalam keadaan belum dewasa (dalam pemikiran filsafatnya).Setelah itu, manusia telah bebas dari otoritas yang datangnya dari luar manusia, demi kemajuan peradaban manusia.

      Sebagai latar belakang dari aliran ini manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan (ilmu pasti, biologi, filsafat dan sejarah) telah mencapai hasil yang sangat bagus. Di sisi lain, jalanny filsafat terasa tersendat-sendat. Untuk itu diperlukan upaya agar filsafat dapat berkembang dengan ilmu pengetahuan.Tokoh – tokohnya antara lainIsaac Newton (1642-1727), Immanuel Kant (1724-1804).

4. Idealisme.
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa.ide-ide dan pikiran atau yang sejenis dengan itu.Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah pikiran manusia. Mula-mula dalam filsafat Barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato.yang menyatakan bahwa alam, cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan sebenarnya.

 Adapun alam nyata yang menempati ruang ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam idea itu.Aristoteles memberikan sifat kerohanian dengan ajarannya yang menggambarkan alam ide sebagai sesuatu tenaga (entelechie) yang berada dalam benda-benda dan menjalankan pengaruhnya dari benda itu.Sebenarnya dapat dikatakan sepanjang masa tidak pernah faham idealisme hilang sirna sekali.Di masa abad pertengahan malahan satu-satunya pendapat yang disepakati oleh semua ahli pikir adalah dasar idealisme ini.Aliran ini muncul pada abad ke-18.Pelopor aliran ini ialah J.G. Fichte (1762-1814), F.W.J. Schelling (1775-1854), G.W.F. Hegel (1770-1831), Arthur Schopenhauer (1788-1860).

5. Positivisme.
Positivisme ini lahir pada abad ke-19. Titik tolak pemikirannya ialah apa yang telah diketahui adalah sesuatu yang faktual dan yang positif, sehingga aliran yang menganut metafisika ditolaknya. Maksud positif adalah segala gejala dan segala yang tampak seperti apa adanya, sebatas pengalaman- pengalaman objektif saja. Jadi, setelah fakta diperoleh, fakta-fakta tersebut di olah dan di atur untuk dapat memberikan asumsi (proyeksi) pada masa depan.Beberapa tokoh aliran ini ialah August Comte (1798-1857), John S. Mill (1806-1873), Herbert Spencer (1820-1903).

6. Evolusionisme.
Aliran evolusionisme ini dipelopori oleh seorang Zoologi yang sangat berpengaruh hingga saat ini yaitu Charles Robert Darwin (1809-1882).

7. Materialisme.
Penganut aliran ini antara lain Julien de La Mettrie (1709-1751), Ludwig Feueurbach (1804-1872), Karl Heinrich Marx (1818-1883).

8. Neo-Kantianisme.
Setelah aliran Materialisme semakin merajalela, banyak filosof-filosof jerman yang tidak puas terhadap Materialisme, Positivisme dan Idealisme.Mereka menginginkan kembali pada filsafat kritis yangbebas dari spekulasi Idealisme dan terbebas dari dogmatis Positivisme dan Materialisme. Gerakan ini di sebut dengan nama Neo-Kantianisme.Tokoh aliran ini antara lain Wilhelm Windelband (1848-1915), Herman Cohen (1842-1918), Paul Natrop (1854-1924), Heinrich Reickhart (1863-1939).

9. Pragmatisme.
Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani, kata pragma yang artinya guna. Maka Pragmatisme adalah suatu  aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat – akibat yang bermanfaat secaraa praktis. Misalnya, berbagai pengalaman pribadi tentang kebenaran mistik, asalkan dapat membawa kepraktisan dan bermanfaat.Artinya, segala sesuatu dapat diterima asalkan bermanfaat bagi kehidupan.Tokoh dari aliran Pragmatisme ialah William James (1842-1910).

10. Filsafat Hidup.
Aliran filsafat ini lahir akibat dari reaksi dengan adanya kemajuan IPTEK yang menyebabkan indusitrialisasi semakin pesat.Hal ini mempengaruhi pola pemikiran manusia.Peranan akal pikir hanya digunakan untuk menganalisis sampai menyusun suatu sintesis baru.Bahkan alam semesta atau manusia dianggap mesin, yang tersusun dari beberapa komponen dan bekerja sesuai dengan hukum – hukumnya.Tokoh dari aliran ini ialah Henry Bergson (1859-1941), John Dewey (1859-1952).

11. Fenomenologi.
Fenomenologi berasal dari kata fenomen yang artinya gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata dan semu.Kebalikannya kenyataan juga dapat diartikan sebagai ungkapan kejadian yang dapat diamati lewat indera.Misalnya, orang yang menderita sakit demam gejalanya muka yang terlihat pucat, bersin – bersin dll.Dalam filsafat ini arti tersebut berbeda dengan yang dimaksud, yaitu suatu gejala tidak perlu harus diamati oleh indera, karena gejala juga dapat dilihat secara batiniyah dan tidak harus berupa kejadian – kejadian. Jadi, apa yang kelihatan dalam dirinya sendiri seperti apa adanya. Tokoh aliran fenomenologi ialah Edmund Husserl (1839-1939), Max Scheler (1874-1928).

12. Eksistensialisme.
Kata eksistensialisme berasal dari kata eks = ke luar, dan sistensi atau sisto = berdiri, menempatkan. Secara umum berart, manusia dalam keberadaannya itu sadar bahwa dirinya ada dan segala sesuatu keberadaannya ditentukan oleh subjek benda tersebut.Karena manusia selalu terlihat di sekelilingnya, sekaligus sebagai miliknya.Upaya untuk menjadi miliknya itu manusia harus berbuat menjadikan-merncanakan, yang berdasar pada pengalaman yang nyata/konkret.

Aliran ini merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala dengan berdasar pada eksistensinya. Artinya, bagaimana manusia berada  dalam dunia.Pelopornya ialah Soren Kierkegaard (1813-1855), Martin Heidegger, J.P Sartre, Karl Jaspers, Gabriel Marcel.

13. Neo-Thomisme.
Pada pertengahan abad ke-19, di tengah – tengah gereja Katolik banyak penganut paham Thomisme, yaitu aliran yang mengikuti paham  Thomas Aquinas. Pada mulanya dikalangan gereja terdapat semacam keharusan untuk mempelajari ajaran tersebut. Kemudian, akhirnya menjadi paham Thomisme, yaitu:
  1. Pertama, paham yang menganggap ajaran Thomas sudah sempurna.Tugas kita adalah memberi tafsir sesuai denga keadaan zaman.
  2. Kedua, paham yang menganggap bahwa walaupun ajaran thomas telah sempurna, tetapi masih terddapat hal-hal yang pada suatu saat belum dibahas. Oleh karena itu, sekarang perlu diadakan penyesuaian sehubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
  3. Ketiga, paham mengaggap bahwa ajaran Thomas harus diikuti, akan tetapi tidak boleh beranggapan bahwa ajarannya betul-betul sempurna
C. PARA TOKOH FILOSOF MODERN DAN PEMIKIRANNYA.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada jaman modern tak lepas dari peran serta filosof yang mencetuskannya, beberapa faham diatas tentu di dalangi oleh intervensi dari filosof yang bersangkutan.
Demikian ada beberapa filosof dari masa modern yang telah menemukan konsep pemikiran modern dari berbagai paham:

1. Rene Descartes.
René Descartes lahir di La Haye, Perancis, 31 Maret 1596–meninggal di Stockholm, Swedia, 11 Februari 1650 pada umur 53 tahun, juga dikenal sebagai Renatus Cartesius dalam literatur berbahasa Latin, merupakan seorang filosof dan matematikawan Perancis. Karyanya yang terpenting ialah Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641).


Rene Descartes sering disebut sebagai bapak filsafat modern.Rene Descartes lahir di La Haye Touraine-Prancis dari sebuah keluarga borjuis. Ayah Descartes adalah ketua Parlemen Inggris dan memiliki tanah yang cukup luas ( borjuis ). Ketika ayah Descartes meninggal dan menerima warisan ayahnya, ia menjual tanah warisan itu, dan menginvestasikan uangnya dengan pendapatan enam atau tujuh ribu franc pertahun. Dia sekolah di Universitas Jesuit di La Fleche dari tahun 1604-1612, yang tampaknya telah memberikan dasar-dasar matematika modern. Pada tahun 1612, dia pergi ke paris, namun kehidupan sosial disana dia anggap membosankan, dan kemudian dia mengasingkan diri ke daerah terpencil di Prancis untuk menekuni Geometri, nama daerah terpencil itu Faubourg. Teman-temannya menemukan dia di tempat perasingan yang ia tinggali, maka untuk lebih menyembunyikan diri, ia memutuskan untuk mendaftarkan diri menjadi tentara Belanda (1617). Ketika Belanda dalam keadaan damai, dia tampak menikmati meditasinya tanpa gangguan selama dua tahun.Tetapi, meletusnya Perang Tiga Puluh Tahun mendorongnya untuk mendaftarkan diri sebagai tentara Bavaria (1619).Di Bavaria inilah selama musim dingin 1619-1690, dia mendapatkan pengalaman yang dituangkannya ke dalam buku Discours de la Methode (Russel, 2007:733). 

Descartes, kadang dipanggil "Penemu Filsafat Modern" dan "Bapak Matematika Modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam sejarah barat modern. Dia menginspirasi generasi filosof kontemporer dan setelahnya, membawa mereka untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18.

Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir (Rasionalisme).Pemikiran Descartesyang penting adalah diktum kesangsian.Dalam bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo sum sedangkan dalam bahasa Perancis adalah: Je pense donc je suis. Arti dari keduanya adalah:"Aku berpikir maka aku ada". (Ing: I think, therefore I am).

2. Thomas Hobbes.
Thomas Hobbes (1588-1679) dilahirkan di Malmesbury, sebuah kota kecil yang berjarak 25 kilometer dari London, Inggris. Ia dilahirkan pada tanggal 15 April 1588. Ketika Hobbes dilahirkan, armada Spanyol sedang menyerbu Inggris.Ayah Hobbes adalah seorang pendeta di Westport, bagian dari Malmesbury. Ayahnya bermasalah dengan pihak gereja sehingga melarikan diri dari kota tersebut dan meninggalkan Hobbes untuk diasuh oleh pamannya.

Pada tahun 1603-1608, Hobbes belajar di Magdalen Hall, Oxford pada usia 14 tahun. Menurut kesaksian pribadi Hobbes, ia tidak menyukai pelajaran fisika dan logika Aristoteles. Ia lebih suka membaca mengenai eksplorasi terhadap penemuan tanah-tanah baru serta mempelajari peta-peta bumi dan bintang-bintang. Karena itulah, astronomi adalah bidang sains yang mendapat perhatian dari Hobbes, dan terus digeluti oleh Hobbes. Kemudian pada masa kemudian, Hobbes juga menyesali karena ia tidak mempelajari matematika saat menempuh pendidikan di Oxford.Hobbes sendiri ialah filosof yang beraliran empirisme.Pandangannya yang terkenal adalah konsep manusia dari sudut pandang empirisme-materialisme, serta pandangan tentang hubungan manusia dengan sistem negara.

Hobbes memiliki pengaruh terhadap seluruh bidang kajian moral di Inggris serta filsafat politik, khususnya melalui bukunya yang amat terkenal "Leviathan".Hobbes tidak hanya terkenal di Inggris tetapi juga di Eropa Daratan.Selain dikenal sebagai filosof, Hobbes juga terkenal sebagai ahli matematika dan sarjana klasik.Ia pernah menjadi guru matematika Charles II serta menerbitkan terjemahan Illiad dan Odyssey karya Homeros.

3. John Locke.
John Locke dilahirkan pada tanggal 28 Agustus 1632 di Wrington, Somerset. Keluarganya berasal dari kelas menengah dan ayahnya memiliki beberapa rumah dan tanah di sekitar Pensford, sebuah kota kecil di bagian selatan Bristol. Selain bekerja sebagai pemilik tanah, ayah Locke bekerja juga sebagai pengacara dan melakukan tugas-tugas administratif di pemerintahan lokal.

Pada tahun 1647, Locke belajar di Sekolah Westminster, yang pada waktu itu merupakan sekolah terkenal di Inggris. Pendidikan di sana berpusat pada pelajaran bahasa-bahasa kuno, yaitu pertama-tama bahasa Latin, kemudian bahasa Yunani, dan juga bahasa Ibrani. Setelah itu, pada tahun 1652, Locke mendapat beasiswa untuk menempuh pendidikan di Sekolah Gereja Kristus (Christ Church), Oxford, dan tinggal di sana sejak bulan Mei 1652.

Locke adalah seorang filosof Inggris yang menjadi salah satu tokoh utama dari pendekatan empirisme.Selain itu, di dalam bidang filsafat politik, Locke juga dikenal sebagai filosof negara liberal.Bersama dengan rekannya, Isaac Newton, Locke dipandang sebagai salah satu figur terpenting di era Pencerahan.Selain itu, Locke menandai lahirnya era Modern dan juga era pasca-Descartes (post-Cartesian), karena pendekatan Descartes tidak lagi menjadi satu-satunya pendekatan yang dominan di dalam pendekatan filsafat waktu itu.Kemudian Locke juga menekankan pentingnya pendekatan empiris dan juga pentingnya eksperimen-eksperimen di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

Tulisan-tulisan Locke tidak hanya berhubungan dengan filsafat, tetapi juga tentang pendidikan, ekonomi, teologi, dan medis.Karya-karya Locke yang terpenting adalah "Esai tentang Pemahaman Manusia" (Essay Concerning Human Understanding), Tulisan-Tulisan tentang Toleransi" (Letters of Toleration), dan "Dua Tulisan tentang Pemerintahan" (Two Treatises of Government).

4. David Hume.
David Hume (lahir 26 April 1711 – meninggal 25 Agustus 1776 pada umur 65 tahun) adalah filosof Skotlandia, ekonom, dan sejarawan.Dia dimasukan sebagai salah satu figur paling penting dalam filosofi barat dan Pencerahan Skotlandia.Walaupun kebanyakan ketertarikan karya Hume berpusat pada tulisan filosofi, sebagai sejarawanlah dia mendapat pengakuan dan penghormatan. Karyanya TheHistory of England merupakan karya dasar dari sejarah Inggris untuk 60 atau 70 tahun sampai Karya Macaulay.

Hume merupakan filosof besar pertama dari era modern yang membuat filosofi naturalistis. Filosofi ini sebagian mengandung penolakan atas prevalensi dalam konsepsi dari pikiran manusia merupakan miniatur dari kesadaran suci; sebuah pernyataan Edward Craig yang dimasukan dalam doktrin 'Image of God'.Doktrin ini diasosiasikan dengan kepercayaan dalam kekuatan akal manusia dan penglihatan dalam realitas, dimana kekuatan yang berisi seritikasi Tuhan. Skeptisme Hume datang dari penolakannya atas ideal di dalam'.

Hume sangat dipengaruhi oleh empirisis John Locke dan George Berkeley, dan juga bermacam penulis berbahasa Perancis seperti Pierre Bayle, dan bermacam figur dalam landasan intelektual berbahasa Inggris seperti Isaac Newton, Samuel Clarke, Francis Hutcheson, Adam Smith, dan Joseph Butler.

5. Immanuel Kant.


Immanuel Kant dilahirkan pada tahun 1724 di Königsberg, Jerman dari pasangan Johann Georg Kant, seorang ahli pembuat baju zirah (baju besi), dan Anna Regina Kant Ayahnya kemudian dikenal sebagai ahli perdagangan, namun di tahun 1730-1740, perdangangan di Königsberg mengalami kemerosotan. Hal ini memengaruhi bisnis ayahnya dan membuat keluarga mereka hidup dalam kesulitan.Ibunya meninggal saat Kant berumur 13 tahun, sedangkan ayah Kant meninggal saat dia berumur hampir 22 tahun.

Pendidikan dasarnya ditempuh Kant di Saint George's Hospital School, kemudian dilanjutkan ke Collegium Fredericianum, sebuah sekolah yang berpegang pada ajaran Pietist.Keluarga Kant memang penganut agama Pietist, yaitu agama di Jerman yang mendasarkan keyakinannya pada pengalaman religius dan studi kitab suci. Pada tahun 1740, Kant menempuh pendidikan di University of Königsberg dan mempelajari tentang filosofi, matematika, dan ilmu alam.Untuk meneruskan pendidikannya, dia bekerja sebagai guru privat selama tujuh tahun dan pada masa itu, Kant mempublikasikan beberapa naskah yang berkaitan dengan pertanyaan ilmiah. 

Pada tahun 1755-1770, Kant bekerja sebagai dosen sambil terus mempublikasikan beberapa naskah ilmiah dengan berbagai macam topik.Gelar profesor didapatkan Kant di Königsberg pada tahun 1770.Karya Kant yang terpenting adalah Kritik der Reinen Vernunft, 1781. Dalam bukunya ini ia “membatasi pengetahuan manusia”. Atau dengan kata lain “apa yang bisa diketahui manusia.” Ia menyatakan ini dengan memberikan tiga pertanyaan:

a. Apakah yang bisa kuketahui?
b. Apakah yang harus kulakukan?
c. Apakah yang bisa kuharapkan?

Pertanyaan ini dijawab sebagai berikut:
a. Apa-apa yang bisa diketahui manusia hanyalah yang dipersepsi dengan panca indera. Lain daripada itu merupakan “ilusi” saja, hanyalah ide.
b. Semua yang harus dilakukan manusia harus bisa diangkat menjadi sebuah peraturan umum. Hal ini disebut dengan istilah “imperatif kategoris”. Contoh: orang sebaiknya jangan mencuri, sebab apabila hal ini diangkat menjadi peraturan umum, maka apabila semua orang mencuri, masyarakat tidak akan jalan.
c. Yang bisa diharapkan manusia ditentukan oleh akal budinya. Inilah yang memutuskan pengharapan manusia.

Ketiga pertanyaan di atas ini bisa digabung dan ditambahkan menjadi pertanyaan keempat: “Apakah itu manusia?”
Ciri pokok filsafat modern adalah:
  1. pertama, bebas nilai, subyek peneliti harus mengambil jarak dari semesta dan bersikap imparsial-netral. 
  2. Kedua, fenomenalisme, yaitu pengetahuan yang absah hanya berfokus pada fenomena alam semesta, sehingga proposisi-propososi metafisika seperti “keberadaan Tuhan” ditolak mentah-mentah karena ia adalah proposisi tak berarti, tidak masuk akal, sebab tidak ada pembuktian indrawinya, oleh karena itu Tuhan dan wacana-wacana spritual dalam kacamata positivisme dianggap nonsense. 
  3. Ketiga, nominalisme. Kenyataan satu-satunya adalah individual partikuler, sedangkan unversalisme adalah penamaaan semata. 
  4. Keempat, reduksionisme. Semesta direduksi menjadi fakta-fakta yang dapat dipersepsi. 
  5. Kelima naturalisme. Peristiwa-peristiwa alam adalah keteraturan yang menisbikan penjelasan adikodrati.
  6. Keenam, mekanisme. Semua gejala-gejala alam bekerja secara determinis-mekanis seperti mesin.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan.
Seperti poin pertama di atas, bahwa masa modern ialah identitas dari filsafat modern yang tentunya juga memiliki peranan yang sangat penting dalam konsep pemikiran pada masa modern. Masa modern terjadi setelah adanya gerakan Renaissance, dimana gerakan ini juga yang berperan dalam konsep pemikiran modern. Prinsip keagamaan disini diupayakan tergabung dengan konsep pemikiran yang terbuka terhadap kebebasan, yang tak hanya patuh dan terbebani oleh gereja. Dalam prosesnya, hal ini di cetuskan oleh Rene Descartes. Descartes sangat berjasa dalam proses perkembangan ini. Kehidupan akan lebih baik bila unsur agama dan kebebasan dipersatukan dan menjadi sebuah pedoman, pemikiran pun tercipta secara rasional.

Namun dalam perkembangannya, unsur kebebasan semakin diperhatikan lewat tentangan dari beberapa filosof lain yang kurang menyetujui konsep Descartes ini. Yang menurutnya pengetahuan ialah sesuatu yang nyata dan hanya bisa dibuktikan dengan pengamatan secara empiris (Locke & Hume). Setelahnya ada pertentangan-pertentangan lain yang menyebutkan bahwa dalam proses pembuktian ilmu pengetahuan tak hanya secara empirisme

B. Penutup

Demikianlah makalah ini kami buat. Apabia ada kata kata yang kurang berkenang kami mohon maaf .

DARTAR PUSTAKA

Akhmadi, Asmoro. 2007. Filsafat Umum. Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada.
http://id.wikipedia.org/wiki.
http://psychoexpo.blogspot.com/2010/05/kehendak-buta-filsafat-arthur.html.


Demikianlah ulasan sedikit tentang makalah SEJARAH FISAFAT yang berjudul MASA FILSAFAT MODERN semoga bermanfaat. Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan berikam komentar kamu dibawah ini.

Jangan lupa untuk melihat artikel atau contoh makalah lainnya dari bimbingan dan konseling ataupun sejarah yang dapat membantu kamu dalam mengerjakan tugas kuliah kamu.

Salam sukses!!!

Artikel Terkait

Terimakasih Sudah Meluangkan Waktu Berkunjung Di Blog Ini 😁


EmoticonEmoticon